Ch. 29 : Kelas Berpedang

362 71 33
                                    

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berjalan dari klinik akademi menuju lapangan berpedang. Ketika sampai di sana, selain seorang pria bertubuh ramping dengan pedang yang tersampir di pinggang kanannya, terdapat seorang wanita berambut pendek cokelat tua yang Ryuu yakini sebagai salah satu juri yang menilai kemampuan berpedangnya di Arena 7 tempo hari. Hampir semua orang mengelilingi wanita tersebut dengan dalih meminta petunjuk.

Jika Ryuu tidak salah ingat, wanita tersebut bermarga Misaki, namun ia tidak tahu nama depan wanita yang sepertinya seorang master pedang itu. Ketika Ryuu menatap Misaki, Misaki juga menatap Ryuu. Tampak dari tatapan matanya, Misaki mengingat Ryuu, yang membuat wanita tersebut tersenyum kepada Ryuu yang dibalas hormat singkat oleh Ryuu.

"Selamat siang, semuanya. Beberapa saat yang lalu kalian sudah melalui kelas bela diri murni. Sekarang, kalian akan menunjukkan bakat berpedang kalian. Bakat berpedang, tidak serta-merta seperti bakat bela diri. Bela diri dapat dilatih dengan usaha keras dan rutin. Namun, berbeda dengan pedang. Pedang adalah perpanjangan lengan kalian masing-masing, jika kalian tidak memiliki pedang yang cocok dengan kalian, maka kalian takkan bisa menunjukkan bakat terbaik kalian dalam berpedang." Pria cantik bertubuh ramping dengan rambut panjang itu tersenyum, membuat para murid wanita menjerit tertahan dan para murid lelaki menatap kagum.

Jeritan anak perempuan ini membuat Reiji memutar bola matanya sembari berbisik ke arah Ryuu yang masih terdiam untuk meredakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. "Ryuu, katakan padaku, jika aku mengatakan hal yang sama dengan senyum yang sama dengan pria cantik di sana kepada para gadis, apakah reaksi yang kudapatkan kurang lebih sama dengan apa yang terjadi saat ini?"

Bukan suara Ryuu yang menyahut, melainkan suara dari Nie Huailong, "Saudara Naka, bahkan tidak perlu bagimu untuk membayangkannya. Pria cantik di sana adalah sebuah eksistensi yang sama sekali berbeda dengan dirimu. Tidak perlu melebih-lebihkan diri sendiri. Jika itu adalah saudara Kaze yang kamu maksud, mungkin ada sedikit reaksi yang mirip. Bagaimanapun, wajah dan kemampuan Saudara Kaze benar-benar merupakan penghancur mental orang lain."

(Maksudnya NHL ini, kemampuannya Ryuu itu bikin orang lain insecure.)

"Hei, Huailong, aku katakan padamu, kemampuanku hanya sedikit dibawah kemampuan milik Ryuu! Wajahku pun sepertinya lebih menarik dibandingkan wajah datar milik Ryuu. Ibuku bilang, wanita cenderung lebih menyukai seorang pria dengan banyak ekspresi!" Reiji memprotes perkataan Nie Huailong dengan segera. Nie Huailong menutup kipasnya kemudian menunjuk Reiji dengan kipasnya itu. "Ayahku berwajah galak, tapi Ibuku begitu mencintainya sampai mati. Apa yang ingin kau katakan tentang itu?"

"Mungkin Ayahmu memiliki beragam ekspresi ketika berada di kamar!"

Sontak, Ryuu yang awalnya tengah serius mendengarkan kata pengantar dari Cheon Jun Gyeong langsung menoleh ke arah Reiji, tidak percaya bahwa anak berusia sepuluh tahun benar-benar mengatakan hal-hal yang bahkan baru ia ketahui saat berusia 17 tahun! Sementara Ryuu terkejut, ekspresi yang saat ini Reiji buat seolah tidak menyadari apa kesalahannya, menatap dengan bangga ke arah Nie Huailong yang saat ini sudah seperti kepiting rebus. Dengan cepat, Ryuu mencubit pipi Reiji, "apa yang kau katakan barusan, hm?"

"A-a-ah, memwangnya apwa?" Reiji berusaha melepaskan jepitan jari Ryuu di pipi gemuknya. "Darimana kau belajar kata-kata semacam itu? Diperlukan delapan tahun lagi sebelum kau harusnya memahami kalimat itu!" Ryuu tidak bisa tidak menjentikkan jarinya di kening Reiji untuk memberikan pelajaran atas perkataan tak senonoh yang seharusnya tidak ia katakan di khalayak umum.

Reiji mengelus pipi dan keningnya yang memerah, "Memangnya apa arti kalimat itu? Kenapa aku tidak boleh mengatakannya? Bibi Tertuaku selalu mengatakannya dengan lantang di hadapan Ibu, Ayah dan Paman serta Bibiku yang lain. Katakan padaku, Ryuu, apa artinya itu? Apakah sangat tabu untuk dibicarakan?"

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang