Ch. 19 : Taruhan

739 113 53
                                    

L/N :

HAI! ASTAGA LAMA BANGET INI DIANGGURIN YA TUHAN! Maaf banget kawan~ soalnya aku fokus sama si Reizh di dunia ungu sebelah wkwk.

Kalian juga jangan lupa mampir, dong! Jangan lupa kasih likes dan komentar di sana! Mumpung belum apply pay to read gitu xixixi. Aku ada rencana lanjutin buku duanya di satu buku yang sama di sana, tapi entahlah, gimana menurut kalian?

Okay. Segitu dulu. See ya and happy reading, guys!

Luna,
© 7 Agustus 2020.

✨✨✨

     Ryuu dan Hong Yi telah bersiap di tempat masing-masing. Ketika bel pertarungan berbunyi, Hong Yi segera menyerang Ryuu dengan sekuat tenaganya. Melihat gerakan pedang Hong Yi, perlahan, sebuah kurva tercipta di wajah tampan milik anak berusia 10 tahun tersebut.

Dengan santai dan lihai, Ryuu menangkis semua serangan dari Hong Yi. Merasa diremehkan oleh anak di hadapannya, Hong Yi perlahan menambah kekuatan dalam pedangnya dan kecepatannya. Melihat Hong Yi telah tumbuh lebih serius, Ryuu menajamkan semua indra yang ia miliki.

Reiji menatap Ryuu dengan cemas. Ia memang terlihat yakin dengan kekuatan temannya tersebut, namun dengan perbedaan pengalaman berkultivasi dan usia, Ryuu bisa dibilang cukup kalah dari Hong Yi. Kecemasannya bertambah kala ia melihat Ryuu sudah mulai tersudutkan.

"Apakah kamu masih ingin bertanding, Kazemaki?" tanya Hong Yi angkuh. Ryuu tidak membalasnya dan hanya menatap Hong Yi dengan dingin.

"Pemenang ataupun pecundang belum ditentukan di sini, Tuan Muda Hong Yi."

Ryuu memutar pedang yang ada dalam genggaman tangannya. Dengan cepat, pemuda itu mengaliri pedangnya dengan kekuatan roh miliknya. Perlahan namun pasti, ia menarik pedangnya secara horizontal tepat di depan matanya kemudian bergumam, "Sembilan Gelombang Elemen : Gelombang Angin!"

Ryuu menebaskan pedangnya ke arah Hong Yi. Awalnya, tidak ada yang terjadi, membuat Hong Yi ingin tertawa, namun setelah beberapa detik berlalu, tubuhnya mendapatkan tekanan tak berwujud yang menyebabkan dirimu terlempar dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Ia merasa tubuhnya lemas tak berdaya.

"Apa yang..."

Kerumunan terdiam melihat pemandangan yang sangat tidak biasa itu. Ryuu menarik napas dan menghembuskannya perlahan sebelum akhirnya memasukkan pedang ke dalam sarungnya kembali. Anak lelaki berambut perak itu berjalan mendekat ke arah Hong Yi.

"Tuan Muda Tertua Hong, tepati janjimu."

"Uhuk! Uhuk!" Hong Yi terbatuk, "pertarungan ini tidak adil! Kau menyembunyikan kekuatanmu sejak awal!"

Ryuu mengangkat bahunya, "Tuan Muda Hong pasti bercanda. Bagaimana mungkin aku yang merupakan bocah berusia sepuluh tahun dapat memainkan trik di hadapan Tuan Muda yang bahkan lima tahun lebih tua dariku?"

"Dasar bajingan!"

Ryuu menatap Hong Yi dengan tatapan iba, "Tuan Muda, jangan menyerukan kata-kata kasar dan tidak beretika itu. Selain dapat memperburuk cedera internalmu, tidak baik untuk seseorang yang mendengarnya keluar dari mulut seorang Tuan Muda."

Pelayan keluarga Hong buru-buru maju dan menghalangi Ryuu kemudian membantu Hong Yi berdiri. Saat mereka hendak pergi begitu saja, Ryuu jatuh terduduk, membuat orang-orang terkejut, tidak terkecuali orang-orang dari keluarga Hong.

Ryuu menatap ke arah kerumunan dengan mata yang mulai memerah. Tidak butuh waktu lama, air mata lolos dari mata biru jernih tersebut, membuat siapapun yang melihatnya menjadi iba. Reiji yang bingung langsung mendekat ke arah Ryuu. "Ryuu? Ada apa? Mengapa kau menangis?"

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang