2 ~Meresahkan~

4.1K 355 9
                                    

Semakin banyak vote, semakin cepat up wkwkwkw ;)

"Zia....jemput gue di sekolahan!!" Lion misuh - misuh di depan kelasnya sambil menelfon manusia yang ia anggap sebagi ibu angkat itu.

"Gue kira lo udah pulang"

"Kebiasaan banget ya dirimu su' uzon pada diriku" Lion masuk ke dalam kelasnya dan mendapati tiga orang cowok tengah sibuk memakan nasi bungkus nya masing-masing "Tadi gue dihukum gara - gara kelompok gue gak ngerjain tugas powerpoint"

"Ya Lo tinggal pulang"

"No.... no....no" Lion meminta Asel ~ sahabatnya itu untuk menyuapinya makanan"Kalo Lo gak jemput gue, gue  gak akan pulang sampai besok"

"Arghhhh kan Lo bawa kendaraan sendiri"

"Stttt....Bunda banyak komplain, mau jemput gue apa gak?"

"Iya, iya gue otw"

"Anjir"Asel mengumpat sambil mengunyah makanannya. Cowok dengan julukan si pemilik senyum manis itu berdiri kemudian membuang bungkus makananya yang sudah habis"Hahahaha gue jadi pengen punya emak angkat kaya si Zia"

Lion mangut - mangut.

Tidak heran sih jika Asel mendapat julukan si pemilik senyum manis, mau dilihat dari sisi manapun, cowok itu tetap saja terlihat cute dan lucu.

Jika saja asel bukan laki - laki, sudah pasti Lion akan mengawini nya.

"Gak usah kepede'an, kalo Asel cewek pun....dia gak bakal mau sama cowok sinting kayak Lo" Selatan mengunyah makanannya sambil melirik Lion.

~Ah~ Dasar Selatan, dia bisa saja membaca pikiran kotor milik Lion.

Lion cengengesan tidak jelas. Dia mengibas - ibaskan tangannya di depan muka"Keturunan dukun emang menyeramkan"

Tio yang sedari tadi tidak ikut pembicaraan, kini mulai aktif dan duduk di samping Asel "Lo tau gak?"

"Gak"Jawab Lion singkat

"Pissss"Asel mengangkat jari telunjuk dan tengah nya di samping pipi. Dia tidak peduli dengan pembicaraan ini. Di otaknya sekarang adalah 'Bagaiman ia bisa pulang dengan cepat dan tidur sepuasnya'

ARGHHHHH MANISNYA MANUSIA SATU INI

"Gue tau, Lo gak jadi move on dari Bu Teresa" Lagi - lagi Selatan menebak dengan akurat.

INGIN SEKALI TIO MENENGGELAMKAN MANUSIA BERWAJAH SANGAR ITU

"Lo bisa gak? Pura - pura gak tau gitu, biar gue punya bahan cerita" Tio mulai kembang kempis karena Selatan selalu saja bisa membaca pikirannya.

Selatan mengangkat bahunya singkat. Diantara mereka ber empat, Selatan merupakan cowok paling bar - bar, suka tawuran, pecicilan dan pintar sekali menebak pikiran orang. Entah kemampuan dari mana ia memperoleh nya, tapi yang pasti.......Lion selalu berhati - hati di dekat sohib nya itu.

Kenapa?

Sudah jelas, karena Lion takut jika pikiran - pikiran kotor nya dibaca oleh Selatan.

Kan Merepotkan

Wkwkwkwkw Garing banget

BRAK

Ke empat cowok itu menoleh saat pintu kelas mereka ditendang secara paksa.

Zia sudah berdiri di ambang pintu kelas XII IPS - 5  dengan nafas memburu. Tubuhnya masih dibalut dengan seragam olahraga yang ia pakai beberapa jam lalu.

Kondisi Zia saat ini sangat memperihatinkan.

Rambut awut - awutan. Tidak memakai alas kaki apapun. Celana olahraga nya justru sobek di bagian lutu gara - gara ia terjatuh di depan gerbang sekolah.

Semua ini ia lakukan demi Lion.

Ya, Demi manusia Singa itu.

"Cepet pulang" Zia menarik tangan Lion tidak sabaran

"Lah? Ngapain Bunda ke sini hmmm?"

APA?

ZIA TIDAK SALAH DENGAR KAN? NGAPAIN DIA KE SINI? YA TENTU SAJA MENJEPUT ANAK ANGKAT NYA LAH

Zia menarik nafas dalam dan berbicara selembut mungkin"Lo yqng nyuruh gue kesini, jadi ayo pulang"

"Idih, kapan gue nyuruh sia ke sini?"

Zia mencoba tersenyum"Tadi di telfon"

"Telfon siapa?" Entah Lion yang amnesia atau memang dia yang benar - benar bego, tapi perkataannya sungguh membuat hati seorang Zia Altaria gondok.

"Lo yang telfon gue"Jawab Zia gregetan

"Bohong dosa lho"

"Siapa yang boong Lion?!"

"Ibu angkat gue"

"Gue gak pernah ngangkat lo jadi anak gue ya"

"Ih ngaku sendiri kalo elo itu emak gue" Lion cengengesan kemudian menarik Zia untuk duduk berdampingan"Kerjain tugas powerpoint gue"

Zia sudah mencebikkan bibirnya tidak suka, tapi anehnya ia malah menurut saja dan membuka laptop kemudian memulai pekerjaan nya itu.

Lebih tepatnya pekerjaan Lion dan kawan - kawan.

"Mweheheheh, gue jadi terharu" Asel memakai Hoodie Hitam nya kemudian merebahkan tubuh itu di bangku pojok kelas. Selain mendapat julukan si pemilik senyum manis, dia juga sering sekali dipanggil sebagai Rajanya Tidur.

Zia akui, saat Asel tersenyum, cowok itu terlihat sangat manis. Tidak heran sih jika teman - teman di kelasnya sering sekali membicarakan tentang Asel.

"Semangat Bunda"Lion memeluk lengan tangan Zia layaknya seekor koala"Jadi sayang"

"Diem"Zia mengelus singkat rambut Lion kemudian melanjutkan pekerjaannya itu.

"Gue boleh bantu gak?" Tio menarik salah satu kursi kemudian mensejajarkan tubuhnya di samping cewek itu. Sebenernya, Tio itu rajin kok, cuma.... karena Lion dan kawan - kawan membawa pengaruh buruk untuk dirinya, ia jadi ikut - ikutan malas.

"Iya boleh"Zia menjawab lembut

"Apa - apaan Lo" Lion masih bergelayut manja di lengan Zia"Gak usah sok baik sama anak orang, kalo sama anak sendiri aja sering digalakin"

"Diem" Jawab Zia ketus

Zia melirik ke arah Selatan singkat saat mendapati cowok itu sudah keluar ke kelas sambil membawa kunci motornya. Untuk cowok bersifat garang itu, Zia angkat tangan.

Meskipun hampir satu tahun mengenal Selatan, sampai detik inipun Zia tidak berani menatap lama mata cowok itu.

Auranya terlalu menyeramkan untuk didekati.

Zia juga ingat, saat pertama kali Selatan pindah ke sekolah ini, Dia tidak mau berbaur dengan siapapun. Bahkan Lion sampai uring - uringan  mau menyantet Selatan jika cowok itu tidak mau menjadi temanya.

So...... Sekarang cowok itu malah menjadi sohib dari seorang Lion Pratama.

"Lo pasti laper" Entah sejak kapan Selatan sudah berdiri di depan Zia dan menyerahkan satu box martabak manis beserta es Boba satu liter.

Zia menunjuk dirinya gelagapan"I....i...ini buat gue?"

"Makan aja"Jawab Selatan santai

Lion menguap lebar sambil merenggangkan tubuh nya "Lo kaya, jadi gue mau manfaat in lo"

"Gusah Ngadi - Ngadi" Zia menatap Lion tidak minat.

Sungguh, wajah manusia bernama Lion ini sangat membosankan untuk dipandang.

"Zi.....habis ini mandi bareng yuk"

"Boleh"

"Beneran?"

"Setelah gue bunuh Lo"

"Sudah kudugong"

                                        Bersambung.....







MY PET LION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang