15~Hujan~

853 112 15
                                    

Di luar hujan.

Zia menatap jendela kamarnya dengan tatapan sayu. Kenapa semakin ia dewasa, kehidupan yang ia impikan sejak kecil justru menjadi sesuatu yang menjengkelkan.

Rasa sakit. Kekecewaan. Penyesalan. Semua hal yang tidak ia ingin kan justru terjadi dalam hidupnya. Pikirkan nya semakin realistis.

Zia memejamkan mata dalam. Suara hujan yang terdengar begitu nyaring dan tenang. Zia sadar. Dia tidak bodoh untuk menyadari jika kedua orang tua nya telah lama meninggal.

Dia hanya bersikap acuh seolah melupakan semuanya. Bukanya Zia tidak peduli, namun....semakin ia mengingat kedua orangtuanya, semakin besar rasa sakit yang akan ia terima.

Zia sudah ikhlas, tapi bukan berarti dia sudah memaafkan pelaku begal yang telah membunuh kedua orangtuanya. Sampai kapanpun ia tidak akan memaafkan manusia kejam seperti mereka.

"Siapa yang nyuruh lo pulang?"

Zia menoleh saat pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok laki-laki yang membuatnya menderita kemarin sore.

"Siapa Lo, yang boleh ngatur kehidupan gue?"Jawab Zia sinis

Ya, dia masih dendam dengan perlakuan Lion kemarin. Karena manusia brengsek itu, Zia harus merasakan rasa sakit yang tidak seharusnya ia dapat.

Perilaku Lion kemarin memang keterlaluan.

"Anak Lo" Jawab Lion enteng. Dengan tubuh yang masih dibalut dengan almamater sekolahnya, ia langsung merebahkan tubuh itu ke kasur.

"Bangsat"

"Gausah dendam sama gue"

"Lo pikir perlakuan Lo kemarin itu bener?!" Zia emosi

"Iya"

"Gila Lo"

"Udah dari dulu"Lion menyangga satu tangannya lalu menyuruh Zia untuk merebahkan tubuh ringkih itu di sampingnya namun dengan tegas Zia menolak.

"Gue males sama Lo"

"Yes"Lion tertawa. Dia suka melihat perempuan itu marah

"Apa lo sesuka itu sama gue?"Kini Zia sudah duduk di samping Lion

"Iya"

"Gue cantik makanya Lo suka, gak heran"

"Cantik Anastasya"

Zia gedek. Jujur saja....Dia benci mendengar nama perempuan itu. IYA Zia tau Anastasya itu cantik pake banget, tapi gak usah di lebih lebihkan lah.

"Mati aja lo"

"Kasian nanti lo jadi janda"Lion meletakkan kepalanya ke pangkuan Zia. Dia merindukan masa - masa bodoh bersama sahabat rasa babu itu.

Semenjak Barra memasuki kehidupan mereka, semua menjadi riweh. Barra kampret, sialan, tidak berguna. Dia pikir bisa mengalahkan Lion hanya karena perempuan itu mengatakan dia menyukai Barra? Oh tentu saja tidak....

"Lo udah makan?"Zia bertanya

"Nanya udah makan apa belom, emang Lo mau kasih gue beras?"Lion memainkan rambut panjang Zia yang dibiarkan tergerai.

Satu tamparan.

Zia menampar pipi Lion keras. Namun cowok itu hanya tertawa lalu mendongkakkan kepalanya untuk menatap Zia"dagu Lo ada dua"

Dua tamparan

"Sakit anjir!"Lion duduk. Dia menarik telinga Zia kasar dan sedikit memuntirnya. Gemasnya kuping manusia satu ini.

MY PET LION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang