19~Menikah??~

912 65 10
                                    




"Menurut Lo, Zia--"

Ucapan Selatan terpotong saat Lion membungkam mulut tidak berakhlak itu. Tidak sopan. Lion belum cerita tapi cenayang berwajah sangar itu sudah pasti tau semuanya.

Sebenarnya Lion heran, bukan heran lagi deng tapi amat sangat heran dengan temannya yang satu ini. Setiap ada kejadian w-a-w Selatan sudah tau terlebih dahulu.

Aneh memang.

"Menurut luohhhh"Saut Lion lebay

"Bangsat"Selatan mengumpat saat tangan Lion menjauh dari mulut nya

"Gue pemuda yang bertanggung jawab"

Selatan menatap tidak minat

"Gini jamcok" Lion menarik bangku yang di duduki Selatan agar lebih dekat dengannya. Mata mereka beradu. Lion menempelkan kedua telapak tangannya ke pipi Selatan. Posisi mereka benar-benar dekat.

"Jujur ya gue jujur dari lubuk hati paling dalam"Lion menarik nafas"Gue masih 18 belas taooon, masih unyuk cibi, beban anak muda sangat berat you know kan?"

"Sat....gausah basa basi, Lo nyesel dan jadi pengecut"Selatan menepis kedua tangan Lion

"Ohhhhhhh"Lion menyilang kan tangan"Anjing gue setres"

"Nangesss"

"Rencana gue---"

"Lakuin sesuka Lo"Selatan mode serius"Buat beberapa orang ngelakuin sex sebelum nikah itu hal wajar, bahkan Lo tau sendiri, temen sekolah banyak yang diperbudak hawa nafsu mereka dengan embel - embel masih muda, lakuin sesuka yang Lo mau tanpa mikir jangka panjang nya apa

"Pemikiran tiap orang beda, lakuin aja apa yang menurut Lo bener, Lo udah GEDE. Tapi buat gue pribadi gak ada namanya sentuh cewek sebelum nikah"

"Iya gue tau, Lo doyannya kan Asel"Sergah Lion malas

Selatan diam.

Lion memicingkan mata heran. Tumben anak satu ini tidak marah - marah. Apa kecurigaan yang sudah pasti benar menurut Lion itu ternyata memang benar?

Hmhmhmhm

Lion tersenyum tipis sebelum akhirnya tubuh itu terjungkal beberapa senti akibat hantaman yang Selatan berikan tepat mengenai perut nya.

DASAR ANAK SETAN

🥀

"Lion ngelakuin hal yang gak bener sama Lo?"Barra duduk di kursi cafe sambil memperhatikan Zia yang tengah mengelap meja

"Ha? Ah enggak"Zia gelagapan. Berusaha menutupi semuanya tapi sikap dan perilaku yang ia tunjukkan sangat berbeda dari biasanya. Lebih pendiam, lesu bahkan sering melamun.

"Jujur"Barra mendekat, mengelus pipi tambun itu pelan"Gue hampir lulus"

"Serius gue gpp kok"

"Gak"

"Iya hehehe"Zia kikuk. Bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Udah makan?"

Zia menggeleng

Lion melihat nya dari luar. Cowok itu berjalan santai sambil memasukkan tangannya ke dalam saku. Ish ish ish tak patut sekali ayang nya sedang berduaan dengan manusia tidak berguna seperti Barra.

"Lagi ngapain Bun?"Lion datang langsung merangkul bahu milik Zia. Cewek itu kaget kemudian diam tak berkutik"Gue baik banget jadi orang"

Barra tersenyum sinis

"Berapa sih harga cafe Lo?"Lion menyombongkan diri
"Biar gue beli"

"Gausah sombong kalo Lo masih paket duit orang tua lo"Jawab Barra singkat. Dia tidak suka berdebat

"Lo pulang aja"Zia menepis tangan milik Lion dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Sama Lo" Tanpa persetujuan, Lion langsung menarik Zia dan mendorong cewek itu agar masuk ke dalam mobil miliknya.

Demi apapun Zia sangat muak dengan sikap Lion yang terlalu ke kanak - Kanakan. Menarik nafas dalam dan kembali mode awal. Zia lelah melanjutkan hidup. Beban yang ia tangung begitu berat, belum lagi kelakuan bodoh yang baru ia alami bersama Lion sudah mampu membuat nya tidak bisa tidur berhari-hari.

Jika Lion tidak di takdir kan hidup bersama Zia, apakah ada laki - laki yang mau menerima Zia tanpa melihat masa lalu cewek itu?

"Arghhhh"Zia menjambak rambut nya frustasi. Dia tidak bisa hidup seperti ini

Bagaimana jika Zia hamil?

Apa Lion akan tetap bersama nya?

Atau Lion akan pergi bersama perempuan lain yang jauh lebih cantik dari Zia?

"Lo kenapa woi"Lion menepikan mobilnya lalu memeluk cewek itu singkat"Nikah yoook"

Gila. Kenapa Zia bisa hidup bersama manusia berotak dangkal seperti Lion. Tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang, menangis adalah jalan keluar terbaik

Ya, beberapa hari terakhir hanya ia gunakan untuk menangis, menangis, dan menangis. Sampai mata sayu itu berubah menjadi mata panda.

"Yok ah ke gereja"

Kali ini tangisan cewek berambut hitam legam itu semakin keras. Dah lah pasrah.

"Anak anj....Gue nikah sama Asel aja lah"Zia masih sesenggukan

"Gue bunuh Asel dulu"

"Gue harus gimana"

"Yaudahlah udah kejadian juga, tinggal nikah semua masalah beres----asshhhh woy" Lion menjerit kesakitan saat Zia menjambak rambut nya begitu keras. Saking kuatnya Jambak kan itu, Lion yakin kulit kepalanya seakan mau copot"Gue bercanda Cok"

"Gue pengen mati aja"Ucapan Zia kali ini benar - benar tulus

"Sayang" Lion agak jijik mengatakan ini tapi dia harus"Apa gue pernah bohong sama Lo? Gue bakal tangung jawab sepenuhnya sama kehidupan kita, its okey, gak ada yang gak mungkin"

"Lo bukan Lion, Lion yang gue kenal gak baik kayak Lo"

"Danj**k Lo mau nya apa su"

" LO NGAPAIN MARAH SAMA GUE ANJIR SALAH GUE APA"

"Banyak"

"Apa?"

"Pikir Dewe lah"

"Lion Pratama"

"Apa"

"Apa Lo pikir nikah itu gampang? Lo gak mikir mau ngasih makan gue apa? Apa Lo gak mikir tangung jawab sama diri Lo sendiri aja susah apalagi kalo nikah, punya istri, anak, bayar listrik, makan, cari kerja, Lo gak mikir tentang kesehatan mental kita gimna?"

"Apa Lo pikir gue anak kecil?"

"Kita gak mungkin nikah"

"Gak ada yang gak mungkin"

"Lo mau pindah ke agama gue hah?"

"Lo Gila ?"Jawab Lion kesal

"Itu masalah nya"

Lion menarik nafas dalam. Ternyata, ini lebih rumit dari apa yang ia pikirkan. Menikah? Apa dia siap dengan semua konsekuensi yang akan ia tangung?

Menikah bukan hanya tentang hidup bersama orang yang kita cintai, hubungan ini jauh lebih rumit dari apa yang ia pikirkan. Dia tidak ingin ada perceraian, kekerasan dalam rumah tangga ataupun semua hal yang mampu membuat Zia merasa sakit.

Dan.....apa mereka siap menjadi orang tua?

Kita tidak bisa memilih dilahirkan dari rahim orang tua mana. Tapi kita bisa memilih, keluarga seperti apa untuk anak yang akan kita lahirkan.

Lion melirik Zia singkat "Gausah nangis, gue gak suka liat Lo nangis"

"Gu gue gak nangis" Zia menutupi wajahnya yang bersemu merah. Ini, kenapa Lion jadi manusia absurd seperti ini woy

Jantung Zia tidak aman

MY PET LION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang