Kakashi berlari menyusuri hutan dengan perasaan cemas. Bagaimana tidak, orang yang sangat ingin ia lindungi bahkan jika harus mengorbankan jiwa nya sendiri terlapor hilang sesaat setelah terjadinya ledakan yang menghanguskan sebagian hutan di sebelah timur desa.
Pelaku dibalik kejadian tersebut pastinya masih belum diketahui. Apa motif yang sebenarnya diinginkan oleh pelaku tersebut pun masih berupa tanda tanya.
Setelah hampir menyusuri seperempat jalan, ia berpapasan dengan sekelompok orang yang tentu ia kenali. Bahkan separuh hatinya yang telah dilaporkan hilang tersebut berada tepat di hadapannya.
"A-ah Kakashi-sensei" ucap Shikamaru melewati Kakashi.
.
.
Kimi Monogatari [Kakashi x Reader ] - 8
.
.
Kakashi yang tersentak dengan nafas yang masih tersengal-sengal berhenti dari perjalanannya dan membalikkan badan, menatap heran pada sekelompok orang tersebut.
'Bukankah [y/n] dilaporkan hilang?' ujar Kakashi dalam hati yang masih kebingungan.
"[y/n], kau baik-baik saja?"
Tampak iris mata [y/n] yang tidak memancarkan cahaya seperti biasanya dan terkesan sendu memandang lelaki di hadapannya.
"Aku baik-baik saja Kakashi" jawab [y/n] dengan menunjukkan senyumnya "hanya sedikit lelah" sambung [y/n].
Tanpa basa-basi dan menaruh perasaan curiga terhadap satu sama lain, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke desa, disusul oleh Kakashi yang tepat berada disamping [y/n]. Berjaga-jaga jika suatu saat nanti [y/n] jatuh pingsan akibat kelelahan.
- Di sisi lain -
"Kerja bagus anak buahku, tetap stabilkan chakra-mu agar tidak ada yang bisa mendeteksi perubahan drastis dari aliran chakra milik [y/n]"
"Sementara kau [y/n], akan kuberi hadiah tanda kepemilikanku untukmu. Bukankah itu bagus, ojou-sama?"
Masih dengan tubuh asli [y/n] yang belum sadarkan diri, pria tersebut melanjutkan percakapannya walaupun tidak ada yang menanggapi.
"Aku akan menjagamu lebih baik daripada laki-laki yang telah kau nikahi tersebut, [y/n]"
Tak lama setelah itu, muncul tanda 'kepemilikan' misterius yang berada tepat dibawah telapak tangan milik [y/n]. Tanda yang sama seperti salah-satu pelaku penyerangan yang dibawa Sai ke markas intelejen ninja, dan anak kecil yang diperiksa Sakura saat di rumah salkit. Hanya letaknya lah yang membedakan ciri dari masing-masing korban kepemilikannya, dengan efek samping korban tersebut akan dapat dikendalikan dan kehilangan separuh ingatannya.
"Segel berhasil" ucap sang empu tersenyum gembira. "Hiro-chan mu berada disini untuk menjagamu. Jadi kau tidak perlu khawatir ne, [y/n]-chan"
"Biar kuberi Kakashi sedikit pelajaran karena sudah membuatku menderita selama ini" ucap Hiromiya dengan tatapan tajamnya.
"Karena mulai hari ini, hidupnya tidak akan pernah tenang"
- - -
Hari-hari berjalan seperti biasanya, orang-orang berlalu-lalang meramaikan sepanjang jalan yang dipenuhi oleh kios-kios berisi aneka ragam kuliner dan bahan makanan. Patroli pasukan keamanan shinobi juga terlihat disana. Naruto bersama rekan seperjuangannya terlihat sedang berada di dalam kedai Ramen Ichiraku, tempat paling fenomenal di seluruh penjuru Desa Konoha.
"Oi paman! Aku tambah satu mangkuk lagi~" ujar sang anak yang ceria, Naruto.
"Bodoh! Kau ingin perutmu kembung? Lihatlah!" sahut pemilik rambut merah jambu, Sakura.
"Hei aku masih kuat tau! Lagipula kita ini sama-sama menguntungkan, benar begitu paman?"
Paman Teuchi yang melihat kelakuan 2 anak dihadapannya hanya tertawa menanggapi. Sudah bertahun-tahun ia melihat mereka tumbuh besar, hal yang tak ia sangka bahwa mereka sekarang sudah menjadi pahlawan di desa ini.
Satu-persatu pelanggan datang dan pergi, disisi lain terlihat Lee yang sedang mendorong kursi roda milik Guy untuk sekedar berkeliling desa dan mencari-cari makanan. Masih dengan semangat yang sama seperti beberapa tahun kebelakang, mereka dengan sangat antusiasnya meneliti seluruh kios di sepanjang penjuru jalan.
"Sensei, lihatlah.. disana ada Naruto, bagaimana jika kita makan ramen bersama?" ujar pria berambut mangkok dengan bulu matanya yang cetar membahana, Lee.
"LESGOOO!!!!!!" jawab si hijau pemangsa, Guy.
Masih sibuk dengan makanannya, Naruto tidak menyadari kedatangan Lee dan Guy di kedai ramen tersebut.
"Eh kau juga disini? Kalau begitu ohayou Sakura-chan~" sapa Lee.
"Ini sudah siang Lee, ah halo sensei.. bagaimana kabarmu?" jawab Sakura.
"Fufufu, kau begitu memperhatikanku, Sakura. Tentu saja baik seperti sekumpulan kijang yang sehat!" jawab Guy. Sakura yang mendengarnya hanya ber-sweatdrop ria dan tersenyum menanggapi.
Dengan khidmat-nya mereka menyantap pesanan masing-masing. Seorang pria paruh baya dengan tatapan kosong terlihat meninggalkan kedai ramen sesaat setelah ia menyantap habis makanannya. Hal itu disadari Naruto yang berada disebelahnya dengan tatapan heran.
"Paman, orang itu tidak membayar kenapa tidak dihentikan?" beo Naruto bertanya.
"Hm? Oh dia sudah membayarnya di awal, jangan khawatir" jawab Paman Teuchi sambil mencuci mangkuk. Naruto yang mendengarnya hanya ber-'oh' ria.
Tak lama berselang, terdengar suara ledakan diikuti kilat yang muncul tidak jauh dari kedai ramen yang ditempati oleh Naruto dan teman-temannya.
Puing-puing terhempas dan mulai berserakan. Jalanan didominasi oleh orang-orang yang berlari dengan paniknya disertai jeritan histeris dari wanita dan anak-anak. Tim patroli segera datang ke tempat kejadian. Banyak korban jiwa yang berjatuhan dari kejadian tak terduga ini.
.
.
.
.
- To be continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Monogatari (Kakashi x Reader)
FanfictionKehidupan seorang Hatake Kakashi dan [y/n] sebagai sepasang suami istri,. "Aku tak menyangka kau itu lebih menyebalkan dari yang ku kira" -Kakashi "Itu karena aku mencintaimu, Kakashi" -[y/n] Enjoy this story and don't be rude ✧◝(⁰▿⁰)◜✧