9

2.3K 313 35
                                    

"Sial, mengapa orang-orang tidak membiarkanku menyantap ramen ini dengat tenang?!!!!" ujar Naruto kesal.

PLETAKKK!! "Kau ini! Lupakan ramen-mu, mereka butuh pertolongan!" sahut Sakura menimpali.

"Ledakkan apa itu tadi?" tanya Guy.

["Tim Patroli 3 lapor, terjadi sebuah ledakkan di dekat persimpangan jalan. Beberapa korban terluka parah, korban tewas satu orang."]

"Kakashi-sensei.."

"Aku akan turun langsung ke sana, Shikamaru. Tolong kerahkan pasukan pengintai dan tim medis untuk menuju ke lokasi juga. Akhir-akhir ini terjadi penyerangan tak terduga."

"Baik, sensei."

Tak lama setelah berita penyerangan disiarkan. Kakashi dan tim tiba di lokasi. Tak ada tanda-tanda indikasi munculnya penyerangan lain. Mereka sibuk untuk mengevakuasi para korban.

"Rokudaime-sama, apa kau tidak curiga dengan aksi kali ini? Beberapa kejadian lampau juga melibatkan sebuah ledakkan yang melibatkan kematian sang pelaku." Ujar salah satu jonin Konoha.

"Aku mengerti."

"Sejak kejadian penyerangan terhadap Sai dan Sasuke, motif dari pelaku ini sama. Mereka mengirimkan beberapa orang untuk melancarkan aksinya. Entah itu pesan ancaman ataupun balas dendam. Kemungkinan sang pelaku 'asli' dibalik ini semua yang mengendalikan mereka karena mereka sempat memanggil tuannya." Jelas Kakashi.

"Aku sendiri tidak tahu pasti karena hal ini sangat sulit dilacak. Mereka menghilangkan pesuruhnya beserta bukti didalamnya." Lanjutnya.

"Sensei!" panggil Sakura.

"Bagaimana dengan laporan anak yang sudah kuberikan beberapa hari yang lalu? Anak itu memiliki tanda aneh di dadanya."

"Laporan?" ucap Kakashi kebingungan.

"Aku tidak menerima laporan apapun dari rumah sakit, Sakura." Jawabnya.

"B-bagaimana bisa?!"

Kakashi yang curiga dengan hal itu lantas menghubungi tim penyidik dan rumah sakit yang terlibat dengan pemeriksaan sang anak. Sakura yang sudah selesai dengan tugasnya bergegas menuju rumah sakit demi melihat kondisi anak tersebut. Karena dirasa ada orang lain yang ingin menghilangkan seluruh bukti ini.

[Kimi Monogatari (Kakashi x Reader) - 09]

"Hnggh..ugh.."

"Kau sudah bangun, [y/n]-chan?" ujar Hiro.

Dengan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya, juga pandangan yang masih kabur, [y/n] terduduk dibantu oleh Hiro. Dengan tanpa menaruh sikap yang memancing kecurigaan, Hiro sangat telaten mengurus [y/n].

"Hmm? Oh.. Hiro-chan, bagaimana kabarmu?" tanya [y/n] setengah sadar.

"Hahaha harusnya aku yang bertanya tentang keadaanmu sekarang, [y/n]-chan." Jawab Hiro dengan senyum lembut yang tak pernah luput dari wajah tampannya itu.

"Sudah merasa lebih baik?" sambung Hiro disertai usapan lembut di kepala [y/n].

"Ah, iya.. sedikit. Kepalaku masih terasa berputar."

"Kalau begitu istirahatlah, aku sedang memasak untukmu." Ucap Hiro beranjak kembali menuju dapur.

"Kenapa kau memasak untukku?" beo [y/n] bertanya.

"Kau ini masih saja cerewet ya, menggemaskan."

Mendengar hal itu pipi [y/n] bersemu merah, tak menyangka akan mendapat balasan seperti itu dari mulut sahabatnya.

Kimi Monogatari (Kakashi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang