Malam ini, Archer sudah berada di Mabes bersama yang lainnya.
Beberapa bergerombol membahas sesuatu yang tidak Archer ketahui. Mungkin tentang sekolah mereka.
"Arc," panggil Damian.
"Hm?"
"Lo pulang sekolah ngapain sama Cilla?" tanya Damian tanpa menatap Archer.
Archer menatap Damian datar. Tidak menjawab, hanya diam. Berharap Damian mengerti lalu mengucapkan selamat padanya karena berhasil move on dengan cepat.
"Kemarin Zenara nyamperin gue."
Deg.
Pernyataan Damian yang tiba-tiba membuat Archer terkejut.
"Why?"
"Salam buat lo katanya, terus, dia juga bilang kalau masih sayang sama lo, waktu itu dia khilaf katanya,"
"Gak percaya gue."
"Kalau seandainya yang dibilang Zenara bener, lo mau ninggalin Cilla? Gue tau lo berdua jadian tadi, gak sengaja gue lewat deket danau."
"Gue..." Archer menggantung ucapannya.
Cowok itu sebenarnya ingin mengatakan tidak. Tapi entah kenapa ia terlihat bimbang. Antara Cilla atau Zenara. Seharusnya Archer menjawab 'Cilla' dengan cepat. Tapi ia juga tidak bisa membohongi hatinya, bahwa ternyata, masih ada sedikit ruang untuk Zenara di hatinya.
"Saran gue sih Arc, lo jangan nyakitin Cilla, dia anak baik, baik banget malah," ucap Damian.
"Gue kenal Cilla lebih dulu dari lo kalau lo lupa," lanjut Aldy.
"Tapi gue ngerasa udah kenal lama sama Cilla," batin Archer berteriak.
"Gilbert pergi katanya." beritahu Robbin.
"Kemana?"
Robbin mengendikkan bahunya.
"Jalan aja dulu." ucap Archer lalu meraih kunci motornya.
Archer keluar dari Mabes diikuti beberapa anak. Tidak seperti sebelumnya. Saat ini mereka dibagi dua, beberapa mengikuti Archer, beberapa lagi mengikuti Brian.
Tujuan Archer adalah balas dendam pada Gilbert. Sedangkan Brian ingin memberi sedikit pelajaran pada Rendi.
"Itu Gilbert kan Arc?!" seru Damian yang mengendarai motornya di samping Archer.
Archer memincingkan matanya, berusaha mengenali sosok berjaket hitam yang sedang mengendarai motornya memasuki sebuah gang yang sangat dikenal Archer.
"Mau ke mana tuh anak?!"
"Kita ikutin, motor taruh depan gang." ucap Archer dingin.
Motor Gilbert berhenti tepat di depan sebuah rumah yang akhir-akhir ini sering dikunjungi Archer. Ya, rumah Cilla tepatnya.
"Balik Arc." pinta Damian.
Damian menebak, jika Archer melihat sesuatu yang tidak cowok itu inginkan, maka perasaannya akan kembali hancur. Dan lagi, Archer tidak akan memaafkan Gilbert.
Damn it.
Archer melihatnya. Melihat saat Cilla membukakan pintu untuk Gilbert, lalu Gilbert dengan santainya memeluk Cilla. Dan yang lebih menyakitkan, Cilla membalas pelukan Gilbert.
Oh Gosh.
Kenapa harus begini? Tidak. Pertanyaannya salah. Kenapa harus Gilbert?
Ya, kenapa harus Gilbert yang mengambil semua yang menjadi milik Archer.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario : I'm Sorry
General FictionMau tahu, satu hal yang bisa membuat suatu hubungan selesai begitu saja? Kesalahpahaman. Iya, kesalahpahaman bisa membuat suatu hubungan selesai begitu saja. Tanpa penjelasan. Menganggap sesuatu yang ia lihat dan ia dengar adalah sebuah kebenaran...