18. Again

122 21 6
                                    

Letaknya takdir ada di batas maksimal doa dan usaha manusia.

🍪🍪🍪

Gilbert merangkul bahu Cilla. Cowok itu lagi-lagi tersenyum puas saat melihat wajah pias Archer yang baru saja mendengar jawaban Cilla.

"Dia siapa kamu?" tanya Archer ragu.

"Temen deket aku," Cilla mengernyit mendengar pertanyaan Archer.

"Cuma temen deket?"

Cilla berpikir, kemudian menggeleng. Membuat Archer kembali menegang. Menunggu jawaban Cilla dengan perasaan campur aduk.

"Nggak. Gilbert lebih dari teman dekat aku," Cilla kini tersenyum tipis.

"Terus siapa kamu?"

"Mantan gebetan maybe,"

Wajah Archer mengeras. Archer semakin mengepalkan tangannya. Bagaimana jika perasaan Cilla untuk Gilbert masih ada? Seperti perasaannya pada Zenara meski hanya sedikit.

Cilla tertawa kecil melihat wajah kusut Archer.

"Tapi Gilbert juga saudara jauh aku,"

Archer bernapas lega. Setidaknya ia tidak lagi menatap sinis ke arah Gilbert yang masih menunjukkan senyumnya.

"Tadi katanya mantan gebetan, kok bisa jadi saudara?"

"Panjang ceritanya, ya gak Zie?" Cilla menatap Gilbert.

"Iya," Gilbert mengecup sekilas pelipis Cilla.

Woahh, berani sekali Gilbert mengecup pelipis pacar Archer di depan cowok itu langsung. Dan lagi, Cilla memiliki nama kesayangan untuk Gilbert.

"Geser." Archer berdiri diantara Cilla dan Gilbert.

"Cemburuan lo Arc." ledek Gilbert.

"Bodo."

Archer memeluk Cilla dari samping. Tidak peduli jika yang lain memandangnya aneh.

"Pergi yuk La." ajak Archer.

"Gak boleh." bantah Gilbert cepat.

"Lo gak ada hak buat ngelarang gue jalan sama pacar gue." geram Archer.

"Mulai lagi nih," gumam Damian.

"Gue yang lebih berhak. Cilla sepupu gue. Dan lo? Lo cuma pacar yang mungkin sebentar lagi bakalan putus."

Archer tidak terima saat Gilbert mengatakan kalau sebentar lagi ia dan Cilla akan putus. Tidak. Semoga sampai kapan pun itu, mereka tidak akan putus.

"Udah malam Arc," ucap Cilla kemudian.

"Bentar aja La,"

"Temen-temen kamu gimana?" tanya Cilla seraya menatap ke arah anak-anak Galaksi yang masih berada di sana menunggu Archer dan Damian.

"Mereka pulang nanti,"

"Kata Gilbert gak boleh, ya berarti gak boleh Arc,"

Ucapan Cilla membuat Archer kembali terbakar emosi, plus rasa cemburu.

"Kecuali kalau gue dibolehin ikut." Gilbert tersenyum, lalu menatap Cilla, meminta persetujuan gadis itu.

"Boleh banget." Cilla terlihat sangat senang ketika Gilbert mengatakan ingin ikut pergi malam ini.

Tanpa ba-bi-bu-be-bo lagi, Cilla berlari masuk ke dalam rumahnya, hendak mengambil jaketnya.

"Lo sama Cilla sekarang?" tanya Gilbert.

Love Scenario : I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang