19. Bahagia?

109 16 2
                                    

1 year later

"Yang,"

Yang dipanggil hanya diam dan tetap fokus pada buku yang sedang dibacanya.

"Sayang..."

Gadis itu masih fokus pada bukunya, tidak mempedulikan seseorang yang sedari tadi memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

"Laaa...." Archer menarik buku yang dibaca Cilla.

Cilla menatap tajam Archer yang menyembunyikan buku miliknya.

"Balikin Arc."

"Gak, jawab dulu."

Cilla menghembuskan napas panjangnya.

"Nggak marah Arc," jawab Cilla.

"Bener?" Archer bertanya ragu.

"Iya, lagian kalian cuma temen kan?"

Archer mengangguk.

Archer pikir, Cilla akan marah ketika mengetahui jika semalam Archer tidak menepati janjinya karena Zenara tiba-tiba meminta tolong pada Archer untuk menjemputnya di rumah sang Nenek. Seharusnya Zenara dijemput oleh orangtuanya, hanya saja jalanan terlalu padat sehingga tidak bisa datang tepat waktu.

"Tapi Arc,"

Archer menatap Cilla, menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

"Kenapa Zenara selalu mengandalkan kamu? Kenapa gak Damian aja? Atau, kenapa bukan temen deketnya? Kenapa selalu kamu yang diandalkan dia?" Cilla menatap sendu ke arah Archer.

"La-"

"Aku tau kamu bakal bilang, 'manusia itu harus saling tolong menolong', Arc, ini bukan untuk yang pertama, kedua atau ketiga kalinya. Ini untuk kesekian kalinya di bulan ini. Belum di bulan-bulan yang lalu, why?"

"Nggak gitu La, Zenara pernah ada di hati aku, jadi, aku terbiasa bantu dia, gak bisa liat dia sedih."

Cilla tersenyum kecut mendengar jawaban Archer. Secara tidak langsung cowok itu mengaku masih mencintai Zenara.

"Aku pikir, apa yang dibilang Zie waktu itu salah, ternyata bener, kamu masih ada rasa sama Zenara kamu itu."

"Aku ng-"

"Boleh gak aku minta sama kamu, jangan ganggu aku dulu. Bentar aja Arc, aku perlu ketenangan sebentar, tanpa ada kamu, tanpa Zenara nya kamu, tanpa Beatrix, tanpa Margaret, aku cuma mau sendiri. Bolehkan Arc?"

"Aku kenal Zenara, sebagai sosok yang datang dari masa lalu. Memang saling kenal, tetapi tidak untuk saling mengerti. Dan aku masih belum bisa berdamai dengan masa lalu aku Arc, jadi, boleh ya?"

Archer menatap dalam mata Cilla yang berkaca-kaca.

Archer tidak tega melihat Cilla menangis. Archer memeluk Cilla erat. Cilla tidak menolak, gadis itu tidak lagi menahan tangisnya. Menangis di pelukan Archer. Yang saat ini masih menjadi pacarnya.

"Kamu mau aku gimana?" tanya Archer.

"Putus,"

"Nggak. Aku gak mau La. Kita gak akan putus sebelum aku yang mau kita putus." Archer melepas pelukannya, cowok itu menatap tajam Cilla yang masih menangis.

"Kamu egois Arc."

"Biarin. Asal kamu tetep di samping aku."

Cilla beranjak dari duduknya. Enggan melihat wajah Archer yang mungkin akan membuatnya luluh kembali.

Ponsel Archer berdering. Telepon masuk dari Zenara.

Dengan berat hati Archer mengangkat teleponnya.

Love Scenario : I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang