19. Pertunangan Rengga dan Kenanga

1K 89 2
                                    

Sesuai kesepakatan kedua keluarga, pertunangan antara Rengga dan Kenanga dilaksanakan tepat satu Minggu setelah Rengga menyatakan persetujuannya. Tidak ada pesta mewah nan megah seperti yang selama ini di impikan Kenanga, semua diselenggarakan secara sederhana dan hanya dihadiri oleh kedua keluarga saja sesuai permintaan Rengga.

Meskipun kecewa karena pertunangannya tidak sesuai dengan harapannya, Kenanga tidak punya pilihan selain menuruti kemauan Rengga. Tidak masalah, yang terpenting untuk saat ini dia berhasil mengamankan posisi dirinya sebagai tunangan pria itu.

Kenanga tampil sangat cantik dan elegan saat mengenakan kebaya kutubaru berwarna biru muda, rancangan salah satu desainer favoritnya. Sementara Rengga terlihat semakin tampan dan gagah dengan kemeja batik tulis berwarna senada. Mereka terlihat sangat serasi.

Acara pertunangan Rengga dan Kenanga berlangsung khidmat. Seluruh anggota keluarga yang hadir turut mengucapkan syukur dan ikut berbahagia karena dua sejoli ini akhirnya meresmikan hubungan mereka dalam ikatan pertunangan. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana sebelumnya Rengga terang-terangan menolak perjodohannya dengan Kenanga. Namun pada akhirnya hati pria itu luluh juga oleh kesabaran sang selebritis.

Rengga mengambil sebuah cincin kemudian menyematkannya di jari Kenanga, begitupun sebaliknya. Wajah Kenanga terlihat berseri saat menerima cincin pemberian Rengga. Bangga karena dialah yang akhirnya keluar sebagai pemenang yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai nyonya Rengga. Namun sayangnya, kebahagiaan itu tidak turut dirasakan oleh pasangannya. Rengga yang biasanya selalu optimis dengan pilihannya, entah mengapa terbesit gamang dihatinya atas keputusan dirinya yang baru saja mengikat Kenanga. Jelas saja karena ini semua tidak ada dalam rencana masa depannya.

Berita pertunangan Rengga dan Kenanga pun mulai menyebar dilingkungan kantor melalui pesan grup dikalangan karyawan. Berita itu menyebar bukan karena ada pihak-pihak yang dengan sengaja ingin membocorkan privasi mereka ke publik, melainkan terjadi karena Kenanga sendiri yang mengumumkan pertunangannya kepada beberapa staf yang sudah dia kenal dengan baik baik, termasuk Sindy.

Menanggapi berita pertunangannya yang semakin liar karena dibumbui oleh gosip-gosip miring mengenai kedekatannya dengan Kandisya, Rengga tidak ambil pusing dengan apa yang terjadi diluar sana. Karena disisi lain, Rengga juga sebetulnya merasa penasaran ingin melihat bagaimana reaksi Kandisya ketika mendengar bahwa dia dan Kenanga sudah bertunangan.

Tapi ternyata harapan Rengga harus sirna saat mendengar kabar bahwa Kandisya izin tidak masuk ke kantor hari ini. "Apa dia sakit?" gumam Rengga sambil meraih ponselnya.

"Lo mau ngapain?" tanya Arjuna saat melihat Rengga yang sudah memegang ponselnya. "Baru aja tadi malam tunangan, paginya udah mikirin cewek lain, ck."

Rengga mengurungkan kembali niatnya untuk menghubungi Kandisya. "Berisik lo. Gue cuma mau nanya tentang kerjaan doang."

"Yakin?"

"Apaan sih, Lo!"

"Lo nggak punya hati yaa. Masa lo tega masih mau ngerusuhin orang yang jelas-jelas nggak bisa masuk kerja." Protes Arjuna.

Rengga terdiam seketika. Harus diakui kalau alasan dirinya ingin menghubungi Kandisya memang tidak masuk akal.

"Begitulah yang terjadi kalau cintanya sama si A tapi tunangannya sama si B. Jadi puyeng sendiri kan lo?" cibir Arjuna. "Lalu apa bedanya lo sama Disya kalau ujung-ujungnya nerima perjodohan ini."

Arjuna tak dapat menahan kekesalannya akan keputusan Rengga yang dinilainya bodoh. Pria itu diibaratkan seperti sedang membunuh dirinya sendiri secara perlahan.

"Udahlah, Jun. Disya aja bisa menjalani keputusannya, kenapa gue nggak?" Ucap Rengga sambil berjalan gontai menuju sofa, dia sedikit melonggarkan dasi yang sejak tadi terasa mencekik lehernya.

"Tahu gitu kenapa nggak dari dulu aja terima Kenanga jadi istri lo. Kenapa mesti nunggu dulu Kandisya muncul baru lo mau dijodohin sama Kenanga. Atau jangan-jangan lo sengaja cuma buat manas-manasin Disya?" Tanya Arjuna sambil memicingkan matanya.

Nggak lah." Jawab Rengga sambil membuang wajahnya ke arah lain.
"Bodoh rasanya kalau gue jatuh ke jurang yang sama untuk kedua kalinya."

"Tapi memilih wanita yang nggak lo cintai juga adalah kebodohan." Sarkas Arjuna.

"Lo itu nggak bisa bohongin gue, Ga. Kalau merasa keputusan lo itu benar, harusnya sekarang lo kelihatan bahagia, bukannya malah murung."

Rengga terhenyak, seakan disadarkan oleh kata hatinya yang membenarkan perkataan Arjuna.

"Menikah tanpa cinta itu nggak semudah yang lo pikir. Bahkan kenyataanya sulit banget. Kakak gue aja akhirnya nyerah karena udah nggak sanggup." Ujar Arjuna.

"Terus gue mesti gimana, Jun? Udah terlanjur juga, kan? Nggak mungkin gue batalin pertunangan ini."

Kali ini, netra itu menatap Arjuna dengan sendu. Seolah prustasi saat meragukan semua keputusan yang telah dia ambil. Jika waktu dapat diulang kembali, mungkin saat ini dirinya ada dalam barisan paling pertama yang akan mengambil kesempatan itu.

"Gue udah sering bilang kan, jangan ambil keputusan disaat lo lagi tertekan dan emosi karena semuanya akan berakhir dengan penyesalan." Ujar Arjuna.

"Sorry, bukannya gue mau ngatur hidup dan mencampuri privasi lo. Tapi lo tahu sendiri kan gimana sayang dan pedulinya gue sama lo? Gue cuma pengen liat lo bahagia dan gue tahu betul kalau Kenanga itu bukan yang terbaik buat lo."

"Dan lebih gilanya lagi, jangankan ngomong, lo ngundang gue aja nggak. Jadi selama ini lo anggap gue itu sahabat atau bukan sih, Ga?" Protes Arjuna.

"Sorry, Jun." Ucap Rengga salah tingkah.

"Lo sengaja nggak ngomong dan ngundang gue karena lo tahu kalau gue pasti nggak bakalan setuju sama keputusan lo itu. Padahal nggak gitu caranya, Ga. Apapun pendapat gue tentang Kenanga, gue pasti akan menghormati keputusan lo itu."

Rengga tak menyangka kalau kekecewaan Arjuna begitu dalam. Dia pikir sahabatnya itu pasti akan mengerti. Tapi kali ini tidak. Dia benar-benar sudah mengecewakan Arjuna.

Rengga mendongak menatap Arjuna, tatapanya sendu seakan menerjemahkan isi hati pemiliknya. "Gue benar-benar minta maaf ya, Jun. Jangan marah lagi. Bagi gue, lo bukan hanya sekedar sahabat, tapi lo udah anggap gue saudara."

"Gue memang sengaja nggak diskusi ke elo karena gue pikir percuma aja karena semua keputusan ada ditangan bokap gue. Gue juga sengaja nggak ngundang lo ke acara pertunangan kita karena tahu kalau lo nggak suka kalau gue sama Kenanga. Gue nggak mau bikin lo bete disana."

Arjuna hanya berdecak saat menanggapi pernyataan Rengga. Tak ingin menambahkan kembali kalimat-kalimat pedasnya karena tahu betul kalau sahabatnya itu tengah dilanda dilema.

Terlihat Rengga kembali memijit pelipisnya. Tidak ada raut bahagia apalagi senyuman diwajahnya. Justru kepiluanlah yang tengah Arjuna saksikan.

"Lo ada masalah apa lagi?" Tanya Arjuna.

"Ya gitu deh. Gue benar-benar lagi pusing, Jun. Gue bingung harus gimana."

Rengga kemudian menceritakan permintaan ibunya Kenanga di acara pertunanganya tadi malam. Ibu Dewi menginginkan Rengga segera menikahi putrinya. Dia memberikan waktu dua sampai tiga bulan agar mereka segera melangsungkan pernikahan. Karena rencananya, orangtua Kenanga tahun depan akan kembali menikahkan puteri bungsunya. Mereka tidak mau mengadakan acara pernikahan kedua putrinya ditahun yang sama.

"Mampus Lo!"

"Jun!"

-----------------------------------------------------------------------------♥️♥️♥️♥️♥️---------------------------------------

Jadi tunangan kan? 🤭
Yang masih penasaran sama perasaan Rengga ke Disya itu bagaimana, tunggu chapter selanjutnya yaa..
Yang udah pernah baca novel ini sebelumnya, tolong jangan spill.

Terus vote dan komen cerita ini. Jangan lupa untuk follow semua akun penulis. Tq

Penarika♥️

Sang Mantan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang