12. Pertemuan Kandisya dan Kenanga

2.3K 201 11
                                    

Sudah satu bulan lamanya Kandisya berada di Bandung dengan beban pekerjaannya yang semakin menumpuk. Pembuatan sampel memang tidak semudah yang dibayangkan, ada banyak revisi sana sini yang akhirnya memakan waktu lama. Meski begitu Kandisya berhasil mengerjakannya hingga rampung.

Rengga memeriksa satu persatu sampel tersebut dan merasa puas dengan hasilnya. Sungguh dia takjub dengan karya Kandisya. Andai saja hubungan mereka masih seperti dulu, mungkin dia akan memeluk wanita itu sambil mengatakan betapa bangganya dia.

"Kita tinggal menunggu kain datang yang menurut informasi akan di kirim sore ini juga. Saya pastikan besok pagi bahan sudah ada di gudang." ucap Rengga dengan penuh semangat.

Kandisya bernapas lega, satu tahap sudah dia selesaikan dengan baik. Itu artinya masih ada satu tahap yang lebih menantang lagi yang harus dia selesaikan, yaitu tahap produksi.

"Sya, kamu udah cek motif apa aja yang sore ini dikirim?" Tanya Rengga.

"Udah dan nggak ada masalah. Mereka kirim sesuai dengan nomor urutan yang kita ajukan. Aman, kok."

Rengga manggut-manggut. Penjelasan Kandisya adalah jaminan bahwa produksi ModaFash yang sudah di depan mata akan aman terkendali.

Saat mereka tengah berdiskusi, tiba-tiba saja Kenanga dan asistennya datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Wajahnya tampak kaget saat menjumpai beberapa orang tengah berada diruangan Rengga. "Sorry, kirain nggak ada orang." Ucapnya.

"Bisa ketok pintu dulu nggak sih, Ken. Kita lagi meeting nih." Jawab Rengga yang tampak kesal karena Kenanga tiba-tiba masuk dan duduk dengan seenaknya. "Lo ada perlu apa?"

"Ntar aja deh, selesaikan aja dulu urusan kalian." Jawab Kenanga tanpa beranjak dari duduknya.

Sejak awal, tatapannya Kenanga tidak pernah lepas dari Kandisya. Mungkin dia bingung karena tidak pernah melihat Kandisya sebelumnya. Seakan mengerti dengan kebingunganya, Rengga kemudian memperkenalkan Kandisya kepada Kenanga. "Dia Disya, desainer yang gue ceritain waktu itu."

Kedua wanita cantik itu akhirnya saling berjabat tangan sambil memperkenalkan dirinya masing-masing.

"Jadi baju-baju yang akan aku pakai itu rancangan kamu? tanya Kenanga. "Aku suka sih sama model-modelnya."

Kandisya terlihat kebingungan ketika mendengar ucapan Kenanga dan langsung mengarahkan pandanganya pada Rengga dan Arjuna.

"Sorry, aku belum kasih tahu kamu ya. Kenanga itu model kita, dia adalah Brand Ambassadornya ModaFash." ujar Rengga.

Kandisya mengangguk. Sekarang Kandisya paham siapa wanita cantik yang berada dihadapannya ini, yang sejak tadi selalu mengamatinya sehingga membuatnya sedikit merasa risih.

"Hah, anda serius nggak tahu siapa mbak Kenanga?" ujar sang asisten yang berpenampilan kemayu itu dengan jumawa. "Anda hidup dihutan yaa sampai nggak punya tv." ejeknya.

Mendengar ejekan pria tidak jelas itu, Arjuna pun akhirnya angkat bicara. Dia terlihat tidak suka dengan asisten Kenanga itu.
"Kandisya itu tinggalnya di Paris, jadi mana tahu dia artis-artis lokal kita."

Sang asisten Kenanga itu pun langsung meringis dengan raut wajah penuh penyesalan. Dia meminta maaf atas lisannya yang menurutnya hanya candaan.

"Sorry yaa Sya, si Demon ini emang suka nyablak orangnya." ujar Kenanga, ikut meminta maaf atas kesalahan asistennya.

"Nggak apa-apa kok mbak. Santai aja." Jawab Kandisya.

Tiba-tiba ponsel Kandisya berdering. Dia langsung meminta izin keluar ruangan untuk mengangkatnya saat mendapatkan telpon dari Rama. "Sorry mas, tadi aku lagi meeting jadi nggak langsung ku angkat."

Sang Mantan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang