32. Kandisya vs Kenanga

1.3K 126 12
                                    

Rengga sudah menduga kalau Kenanga akan bereaksi keras setelah Radian menemui keluarganya untuk membatalkan rencana pernikahan mereka. Namun dia tidak menyangka kalau wanita itu akan nekat mendatangi kediaman Inaya dalam keadaan kacau. Wajahnya wanita itu terlihat sangat sembab. Kemarahan serta kekecewaan tergambar jelas diwajahnya.

"Duduk, bang. Ada yang mau mamih bicarakan sama kamu. Nggak jadi pulang ke Bandung kan hari ini?"

Rengga mengangguk pelan. "Aku masih ada urusan disini, mih."

Seharusnya kemarin Rengga kembali ke Bandung bersama Radian. Tapi karena pria itu melarangnya, dia pun terpaksa menundanya. Radian sengaja tidak menghadirkan sang putra dalam pertemuannya dengan keluarga Kenanga. Dia tidak ingin mereka mengintimidasi Rengga setelah dirinya datang untuk menyampaikan pembatalan itu.

Apa yang dilakukannya memang terkesan tidak sopan, namun yang dilakukan Kenanga terhadap dirinya dan Kandisya jauh lebih jahat lagi. Maka dari itu Radian merasa tidak perlu menggunakan adab sopan santun untuk menghadapi mereka.

"Ada apa?" Tanya Rengga sambil melirik ke arah Kenanga.

"Tadi Kenanga datang sambil nangis-nangis. Dia bilang ayahmu semalam membatalkan pernikahan kalian. Apa itu benar?"

Rengga mengangguk dengan santai. "Itu semua sudah keputusan ayah, mih."

"Tapi bukan keputusan kamu kan, Ga?" Tanya Kenanga dengan tatapan penuh harap.

"Dari awal rencana pernikahan itu bukan keputusanku. Jadi aku rasa ini sudah adil."

Jawaban Rengga terasa menohok bagi Kenanga. Selama ini memang dia dan orangtuanya yang sudah menekan Radian untuk mempercepat pernikahan mereka. Meskipun sejak awal Rengga sudah menolak mentah-mentah rencana yang terkesan terburu-buru itu.

"Bagaimana bisa ayahmu membatalkan rencana pernikahan kita disaat semua persiapannya hampir seratus persen beres, Ga? Kenapa nggak dari awal aja kalian melakukan ini?"

"Harusnya kamu tanya langsung sama ayahku." Jawab Rengga cuek.

"Apa ini ada hubungannya dengan Disya." Tunjuk Kenanga pada Kandisya yang sejak tadi ada disana ikut menemani Inaya saat menerima kedatangannya.

"Aku rasa itu adalah urusan kamu dan ayahku. Jadi jangan pernah melibatkan orang lain." Protes Rengga.

"Kamu pikir aku nggak tahu kalau kemarin malam kalian menginap di rumah ayah Radian. Jadi wajar kalau aku berpikir begitu."

Inaya sedikit heran karena Kenanga ikut menyalahkan Kandisya dalam permasalahan mereka. Apalagi Kenanga sampai mempersoalkan Kandisya yang menginap di rumah Radian.

"Maaf, Ken. Tapi mamih rasa kamu terlalu berlebihan dalam menanggapi keberadaan Disya disana." Ucap Inaya menengahi perdebatan mereka.
Dia jadi menyesal karena sudah memberitahu Kenanga soal itu. Meskipun diawali dengan ketidaksengajaan.

"Memangnya mamih nggak risih membiarkan mereka berdua nginep disana?"

"Risih bagaimana maksudnya?" Lagi-lagi Inaya dibuat bingung oleh ucapan Kenanga. Apakah wanita itu sedang cemburu pada Disya?

"Aku punya alasan kenapa aku bilang begitu. Mamih dan papih harus tahu, Kandisya itu mantan pacarnya Rengga sebelum dia nikah sama mas Daniel."

Semua orang terkejut saat mendengar informasi itu. Terlebih Inaya yang tidak menyangka kalau putra dan menantunya pernah memiliki hubungan khusus.

"Apa itu benar, bang?" Tanya Inaya, menuntut penjelasan dari sang putra.

Meski enggan membahas tentang masa lalunya, namun Rengga terpaksa menganggukan kepalanya. Mungkin sudah saatnya semua orang tahu seperti apa hubungan dirinya dan Kandisya dulu. "Aku dan Kandisya memang punya hubungan. Tapi itu dulu saat Disya masih sekolah dan tinggal di Bandung."

Sang Mantan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang