Entah mengap semenjak pulang dari rumah Om Firman pagi itu, sekilgus hendak berangkat kerja, hati ini disodori rasa tidak bahagia. Rasa gak karu karuan. 2 tahun terakhir, hubungan yang baik baik ini terusik, terusik oleh seseorang di seberang sana yang menelpon pagi pagi. Tak terlintas dibenak aku, rasa akan berakhir hubungan baik ini.
Waktu itu, pagi pagi Om Firman masih di dalam kamar mandi dengan aktivitasnya...Kringg....kringgg...kringgg..
Bunyi telopon rumah. Aku tidak pernah angkat telpon di rumah besar itu selama 2 tahun.Aku mendekatkan diriku ke kamar mandi, untuk memberi tau ada telepon.
"Om..Om Firman ada telepon" Om Firman keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan basah dengan selilit handuk ditubuhnya. Aku menuju ruang tamu, sudah siap mau berangkat.
"Hallooo..."
Meraka pun terlibat pembicaraan serius. Terlihat dari raut wajah Om Firman yang serius, dan terkadang melihat ke arahku. Kudengar Om Firman berkata " gak bisa". Aku tidak tau apa kata kata dari seberang sana. Setelah selesai, dan menutup gagang telepon, kudekati Om Firman. Dia memandang wajahku serius....
"Siapa Om? Serius banget. Wajahnya tegang gitu"
"Dari kantor...ada hal yang serius." Om Firman berusaha menenangkan diri. Dia pun membersikan dirinya tanpa ke kamar mandi lagi. Memang akhir akhir ini kami gak intens lagi ketemu seperti yang di janjikan dulu 3 x seminggu. Kadang 2 x, dan terkadang tidak pernah. Dengan alasan dia ke luar kota, urusan kantornya. Sampai saat ini pun aku percaya sepenuhnya sama dia.
Sebelum berangkat, dia memeluk aku,
"Duduk sebentar. Om mau bicara."
"Serus amat Om seperti mau rapat pemegang saham saja" candaku waktu itu.
"Beberapa hari kedepan, kita jangan ketemuan dulu ya sayang. Om mau ke luar kota. Semarang tepatnya. Ada urusan mendadak"
"Yahh gak papalah Om, kalau urusan kantor aku gak mau ganggu. Kapan kita bisa jumpa lagi?" terus terang aku nanyalah.
"Nanti aku yang telpon kamu, ya"
"Ok lah Om. Gak masalah demi tugas negara" masih candaku. Tapi dalam hati ku, masa beberapa bulan terakhir ke luar kota melulu? Ada sedikit rasa curiga di dalam hatiku. Aku akan selidiki nih, pikiranku sudah mulai curiga.
Ketika aku diturunkan di tempat biasa mengabil ojek, aku tidak segera mengambi ojeknya. Kutelepon mas Bo** supaya aku di mintain izin ke kantor datang siang.
Benar dugaanku. Seseorang sudah naik kedalam mobilnya dan kembali ke rumah. Tawa yang lepas, canda, dan pelukan orang itu ke Om Firman, tidak lazim, pasti ada hubungan spesial diantara mereka. Kusuruh tukang ojeknya balik saja, karena aku ingin memata matai mereka. Benar saja, hanya sekitar 10 menitan, Om Firman sudah ganti baju pake kaos krah...
Dari samping tembok halaman rumahnya, kudengar Om Firman bilang Nanti malam saja. Waktu kita panjang. Gak bakal ada yang tau. Oh...begitu rupannya dalam panas hatiku. Dengan bahagia sekali mereka meninggalkan rumah itu dengan mobilnya. Sekilas kuintip, tangan kekasihnya melingkar di bahu Om Firman.
Panasssss hati ini. Sakiiiiittt rasanya.
Dengan hati yang berkecamuk aku menyusun strategi, agar bisa melabrak ke dua orang itu.Didalam perjalanan menuju kantor, diatas jok motor ojek itu pikiranku berkecamuk. Ini gak bisa dibiarkan. Bukankah komitmen kami tidak ada kekasih diantara kami?
Kalau hanya sekedar ketemu tanpa sengaja gak masalah, mau rangkul rangkulan, mau cipokan atau apapun aku tidak emosi, aku anggap itu hanya pemuas nafsunya.
Tapi ini....? Dia sudah membohongi aku. Dia bawa kekasihnya ke rumah, dia beralasan tugas luar kota, hanya untuk bisa menghabiskan waktu berdua bersama kekasihnya. Lihat saja om Firman....akan kubiarkan kamu ber dua selamanya. Hatiku ber api api.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY OLD STORY...WHEN I WAS YOUNG ( GAYSTORY )
RandomKISAH KU ( Gay, true love story ) Bila anda pecinta sejenis silhkan dibaca. Abaikan saja bila tidak suka menggambarkan kisah cinta seorang gay yang kepada 1 orang saja, walaupun sudah beberpa kali melakukaannya dengan orang lain. Banyak yang mengi...