Handpbone pada saat itu sudah gencar memburu pasar Indonesia. Kuputuskan mau membeli satu. Masih monoponic ring tone hp hp yang dipajang di toko waktu itu. Masih bisa dihitung hp bermerk. Kuputuskan membeli S***E***** dan aku pergi untuk mebeli kartu sim card nya. Sambil melihat lihat tak sengaja didepan counter bertemu dengan pak B. Akh tidak bisa mengelak lagi, muka ketemu muka. Senyumku terpaksa waktu itu. Kuingat kelakuannya menduakan aku. Wajahnya sudah semakin dewasa.
"Eehhh bapak. Lagi ngapain pak" basa basiku.
"Biasa Ton...lagi liat liat hp, ini mau beli kartu sim. Kamu mau beli hp juga ya?" dia melihat kantong plastik berisi hp ku.
"Iya pak. Ini sudah beli, sama mau beli kartu dulu biar diaktifkan" sahutku. Dan kartunya pun sudah kubayar. Aku hendak melangkah pergi tanpa pamit sama pak B. Karena aku masih ingat kejadian itu. Dan saya berusaha untuk tidak interaksi sama dia saat ini. Dia mendekatiku pada saat aku memasukkan kartu sim card ke hp yang baru aku beli. Tiba tiba dia sudah disamping aku...
"Kamu tumbuh dewasa ya sekarang, Ton"
"Iyahhh namanya mahluk pak. Kalau gak tumbuh ya mati" sahutku asal karena aku sudah gak audi lihat mukanya.
"Jawabannya ketus gitu sih, Ton"
"Lahhh emang salah apa kata kataku pak....patah tumbuh hilang berganti"
"Kaya slogan ABRI?" Aku mendelik lihat ke dia.
"Hehehehhe...iya selogan ABRI." Aku ngasal sebenarnya. Tapi aku kaget sendiri ketika dia bilang selogan ABRI
"Gimana kabar kamu sekarang. Tambah ganteng semakin dewasa"
"Makasih pujiannya pak. Kabar aku baik baik aja. Seperti yang bapak lihat, masih seperti dulu"
"Tinggal dimana sekarang"
"Bapak tak perlu tau lah. Aku sudah gak mau berhubungan dengan orang orang yang menyakiti aku. Termasuk bapak, Paman dan Tante aku."
"Memang kenapa "
"Jawab sendirilah pak"
"Mau ngobrol ngobrol gak sebentar. Plissss. Aku tidak akan memohon atau maminta kita ketenuan lagi. Tapi kasih aku waktu dong buat ngobrol sama kamu"
"Penting banget apa...."
"Gak penting sih. Gak formal. cuma aku mau curhat aja sebentar.'
"Mana ada curhat sebentar pak, yang ada bisa bisa sampai larut malam, lain kali aja ya pak. Aku sudah mau pulang." dia terus mengikuti aku menyusuri eskalator pertokoan tersebut sampai keluar.
"Ton...plissss sebentar saja. Aku tau kamu benci sama Om, tapi tolong sebentar, kita ngobrol."
"ok pak tapi sebentar saja ya. Dan satu, jaga jarak. 1 meter paling dekat" pintaku. Kami pun keluar kearah pertokoan yang berderet di samping mall roxy tersebut. Dan duduk di depan sebuah toko yang tidak digunakan.
"Silahkan pak. Aku sudah siap sebagai pendengar yang baik"
"Kamu masih sama seperti dulu. To the point." "
"mau bicara atau mengingat kelakuan aku pak..ngomong aja pak"
"Kamu sekarang berubah. Kasar. Bukan orang ganteng yang polos lagi."
"Bapak yang membuat aku berubah. Bapak yang membuat warna yang gak jelas dalam hidupku"
"Maafkan yang dulu ya Ton."
"Udah aku maafkan, pak. Semenjak aku memutuskan untuk tidak bertemu bapak lagi"
"Waktu kamu marah sama om. Om gak bisa tidur waktu itu. Om berfikir akan kehilangan kamu selamya. Benar, Om kehilangan kamu akhirnya sampai sekarang.
Waktu itu om datang ke rumah Pamanmu, untuk bisa minta maaf sama kamu, yahhh walaupun kamu tidak akan menerima Om lagi. Tapi Om berusaha agar bisa bicara dengan kamu, makanya Om datang ke sana. Ternyata kamu sudah diusir sama Tante kamu. Terus terang Om berfikir waktu itu, seandainya tidak ada masalah sama om, kamu akan mengadu ke om. Tapi aku juga membuat kamu kecewa. Kuraskan betapa sakitnya kamu waktu itu. Om menangis sejadi jadi nya dalam Mobil. Om bayangkan kamu terlunta lunta...( pak B menangis menceritakannya)
Kamu tinggal dimana, punya uang apa gak, nantinya jadi apa. Pramugara yang kamu impikan lenyap karena keegoisan kami"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY OLD STORY...WHEN I WAS YOUNG ( GAYSTORY )
DiversosKISAH KU ( Gay, true love story ) Bila anda pecinta sejenis silhkan dibaca. Abaikan saja bila tidak suka menggambarkan kisah cinta seorang gay yang kepada 1 orang saja, walaupun sudah beberpa kali melakukaannya dengan orang lain. Banyak yang mengi...