H A P P Y R E A D I N G
Bethan👑
Tanpa mereka sadari, ada dua orang mendengarkan permbicaraan mereka. Yang satu dari belakang pinti dan yanh satunya dibalik pohon besar yang ada di taman.
"Owh jadi tuh cupu kembarannya Alena, gw bakal bikin Lo, menjauh dari Alena atau semua keluarga Alena, temasuk Rafkan," ucap orang itu dibalik pohon dengan senyum smirknya. Sedangkan yang ada dibalik pintu langsung menjauh.
🌻🌻
Pagi hari seperti minggu biasanya, keluarga Arkan melakukan olahraga. Tapi kali ini berbeda olahraganya, kalau minggu-minggu kemarin mereka hanya senam di taman, kali ini mereka semua melakukan lari pagi bersama.
"Ya ampun gusti, ini sekeluarga pada ganteng, ama cantik ya," ucap seorang ibu yang juga sedang lari pagi.
"Iya Bu, bikin iri ajah," sambung ibu yang lain.
"Pagi Ibu," sapa Annisa kepada ibu-ibu yang mereka temui.
"Pagi juga, Bu Dokter," jawab mereka serempak.
"Mah, Yah, Raf duluan ya, soalnya udah di tungguin sama Alena," ucap Raflan tiba-tiba.
"Kemana?" tanya Arkan penasaran.
"Dih Kepo," bukannya menjawab Raflan malah mengejek Arkan.
"Uang jajan, Ayah potong," ucap Arkan santai.
"Becanda kali, Yah. Alena minta untuk nemenin Dia, kerumah Orangtuannya, katanya sih mau lepas rindu," jelas Raflan.
"Kalo gitu sana siap-siap, entar telat," ucap Annisa.
"Ngusir nih?" tanya Raflan yang merasa diusir.
"Iya," jawab Rafkan datar.
"Taik lo jadi, Adek,"ucap Raflan menjauh.
"Kamu gak iku--," belum habis Arkan bertanya, Rafkan sudah lebih dulu memotongnya.
"Raf ada urusan," potongnya menjauh.
"Sabar Sayang, dikit lagi siafatnya berubah," ucap Annisa sambil mengelus lengan Arkan.
"Iya Sayang," jawab Arkan.
"Duuuh, jangan pacaran disini dong, Bu Dokter. Entar kita-kita pada cemburu, mana muka suami kita pas-pasan ginia" ucap seorang Ibu membuat Annisa tersenyum.
"Ehm," dehem suami dari ibu yang barusan.
"Kalau gitu kami pamit pulan dulu ya Bu," pamit Annisa, dan Arkan.
Raflan sedang bersiap-siap dirumah. Saat sedang bersiap-siap. Tiba-tiba, ponsel Raflan berbunyi. Tanpa ba bi bu Raflan langsung mengangkatnya. Ternya Alena yang menelpon.
"Halo, Sayang," sapa Raflan.
"Sayang, sayang! Kamu dimana sih?!" teriak Alena dari seberang.
"Buset dah, ini mau berangkat," ucap Raflan tak kalah keras.
"Cepetan!" ucap Alena langsung memutuskan sambungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALETA
Teen FictionPenculikan yang terjadi tujuh belas tahun yang lalu menimbulkan Kesalahpahaman yang sangat tragis. . Hingga dapat membuat nyawa Aleta melayang.