Duapuluh Enam🌻

40 5 0
                                    

H A P P Y   R E A D I  N G

Bethan👑




"Rafkan tau apa soal Bastian? Terus siapa, Dida?" tanya Oscar.

"Ikutin ajah," jawab Marcel singkat kemudian menyusul Rafkan.

Rafkan dan MO-S, sudah sampai di rumah sakit. Bastian terheran, ia bingung kenapa ia di bawa kerumah sakit. Para pengunjung rumah sakit yang datang, menatap ngeri mereka, karena di sekujur tubuh mereka penuh dengan darah. Sampailah mereka di depan ruang di mana Aleta di rawat.

"Dasar BAJINGAN!"

Bugh!!

"Dia kesini bukan untuk dipukul," ucap Rafkan.

"Tapi, Raf! Gara-gara dia! Aleta sekarat, di dalam!" marah Arkan.

Plaak!!

"Berani adek gue mati! Gue bakar lo hidup-hidup!" ancam Alena yang sadar akan kesalahannya. Rafkan hanya diam memperhatikan keluarganya mengeluarkan rasa kesal mereka.

"Gua, cuman mau liat Dida!" ucap Bastian menatap Rafkan.

"Dida, ada di dalam," ucap Rafkan menunjuk kearah Aleta.

"Dida? Aleta? Maksud Lu, apa?!" tanya Bastian bingung.

"Dida Lu itu, Aleta-nya gua yang pernah diculik saat baru di lahirkan," jelas Rafkan.

Jleb!!

Bastian diam. Diam seribu kata. Bastian merasakan sakit dihatinya. Hatinya serasa di tusul beribu pisau. Bastian berdiri dan melangkah kearah pintu dan memutar knopnya. Semua orang hanya menatap tanpa ingin menahan

"Dok, hati dari pasien yang bernama Satya, tidak cocok dengan yang dibutuhkan," lapor seorang suster membuat Annisa melemas.

"Apa, tidak ada pendonor lain?" tanya Annisa putus asa.

"Tidak ada, Dok," jawab Sang suster lemah.

"Saya, bersedia," ucap Bastian membuat semua orang kaget.

"Kamu-" ucap Annisa menunjuk kearah Bastian.

"Saya tau, lakukan apapun yang bisa menyelamatkan dia," ucap Bastian mulai menangis.

"Sudah terlambat. Kita harus melakukan tes dari awal. Tidak cukup waktu," ucap Annisa menahan tangisan.

"Saya dan Aleta sudah saling kenal sejak kecil saat, Saya membutuhkan donor darah. Dan yang mendonor adalah Aleta. Dan sekarang saatnya saya harus mengembalikannya. Dan mungkin hati saya juga cocok,"hawab Bastian sambil menangis.

"Apa, kamu serius?" tanya Annisa.

"Dadu tak pernah membohongi Dida," ucap Bastian menggunakan panggilan kesayangannya dengan Aleta.

"Baiklah," ucap Annisa sedikit lega.

"Nanti kalau Aleta sembuh, bilang, Dadu sudah ngembaliin darah Dida," ucap Bastian sebelum di bius. Operasi berjalan lancar. Hati, Bastian pun cocok dengan hati Aleta. Itu membuat hati Annisa sangat lega dan juga berat. Di satu sisi ia menyelamatkan calon menantunya dan di satu sisi ia menghilangkan sahabat dari calon menantunya.

RALETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang