25

1.2K 210 12
                                    

        Amanda menatap seseorang di depannya yang juga sedang menatapnya. Wajahnya terlihat masih belum percaya dengan apa yang sudah ia bicarakan padanya.

"Amanda aku masih tak percaya. Mana mungkin ada alam kucing!" ungkap Rose menolak untuk percaya. Ya, mana mungkin bisa percaya dengan mudah, paling itu hanyalah mitos.

"Mmm... yasudah lah. Aku tak memintamu untuk mempercayainya 'kan? Yang kulakukan hanyalah melakukan apa yang kau minta kemarin." ucap Amanda tak mau ambil pusing. Ia hanya melakukan apa yang dia minta, menceritakan tentang alam kucing yang terdengar omong kosong.

"Yasudah baiklah. Pokoknya aku tidak percaya, tapi lain kali ajak aku ke alam kucing agar aku percaya." katanya. Amanda hanya menggeleng-gelengkan kepala sembari menatap temannya itu. Kemarin saja ia berada di alam kucing bukan secara di sengaja.

"Ada-ada saja. Lalu selain alam kucing apakah ada alam monyet juga?" tanya Rose tiba-tiba. Dari ekspresi wajahnya terlihat sangat penasaran.

Amanda tersenyum tipis, "Ya, tentu saja ada." mata Rose langsung melotot tak percaya. "Kau sendiri Ratunya." sambung Amanda meledek yang kemudian terkekeh karena ledekannya sendiri.

Rose langsung melotot tidak terima. "Apa kau bilang!" marahnya.

Tawa Amanda langsung meledak melihat Rose marah. Untungnya mereka berdua sedang berada di tempat umum, jadi Rose menahan diri untuk tidak berteriak atau mencubit lengan Amanda.

"Hahahahhahah..." Amanda masih tertawa, membuat beberapa pasang mata menatapnya aneh.

Saking nikmatnya tertawa membuat sudut matanya sedikit berair. Saat menyadari beberapa pengunjung Kafe menatapnya, ia berusaha untuk menghentikan tawanya karena malu di lihat orang. Lagi pula ia tak ingin banyak tertawa karena nantinya ia selalu saja kena sial.

"Itu tidak lucu!" ucap Rose menatap Amanda dengan tatapan mata kesal.

"Aku hanya bercanda. Sorry..." Amanda menghentikan tawanya namun masih terdengar sisa sisa tawanya.

Mana mungkin Amanda menyamakan temannya itu dengan Ratu monyet. Lagi pula Rose sangatlah cantik.

Rose memutar bola matanya masih tidak terima.

"Kau sih selalu bertanya yang aneh-aneh. Aku sendiri awalnya memang tidak percaya dengan alam kucing, apalagi dengan alam hewan lainnya."

Rose kembali menyedot minumannya, melupakan apa yang baru saja terjadi. "Lalu kau bilang mau mengatakan sesuatu yang penting." ucapnya mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya aku hampir saja lupa. Untung kau ingatkan."

"Yasudah apa?"

"Kau tahu Winwin?" tanya Amanda dan Rose mengangguk. "Kemarin, dia menembakku."

"Uhuk uhuk!"

Rose lansung tersedak air minumannya sendiri setelah mendengar ucapan Amanda. Di hadapannya Amanda meringis menatap Rose yang terbatuk ketika mendengar perkataannya.

"Kau serius?" tanya Rose. "K-kucing itu menembak mu?"

Amanda menghela nafasnya, kemudian mengangguk. "Sejutarius. Dia menembak ku." jawab Amanda.

"Tapi kau tidak terluka 'kan? Mana yang di tembak?" tanya Rose dan Amanda langsung bermuka datar.

Melihat itu Rose terkekeh pelan, "Oke, lupakan. Lalu kau menerimanya atau tidak?"  tanya Rose.

"Aku belum menjawabnya. Makannya aku mengatakannya padamu supaya kau memberi saran untukku. Aku harus bagaimana Rose? Aku tidak bisa berhenti memikirkan semua itu."

Funny Cat ; WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang