Amanda terbangun keesokan harinya dengan mata sembab. Padahal malamnya ia tidak menangis, namun tetap saja mata sembab itu tetap kelihatan di matanya.
"Mukaku jelek gini sih? Mataku sembab!" ujar Amanda pada dirinya sendiri di hadapan cermin panjang.
Tok tok tok!
Suara pintu kamar di ketuk sedikit mengganggu kegiatan Amanda yang sedang bercermin.
"Siapa sih?" tanya Amanda heran.
Amanda berjalan menuju pintu kamarnya, sesakali melihat ke sekitar, tepatnya pada sofa tempat Winwin tidur. Lelaki kucing itu terlihat damai dengan tidur pulasnya.
Kira-kira siapa yang datang? Mengingat tidak sembarang orang yang tahu password apartemennya.
Amanda membuka pintu kamarnya dengan waspada. Lalu kemudian ia menghela nafasnya katena ternyata Rose lah yang datang.
"Ternyata kau!" Amanda menghela nafasnya dan bisa bernafas lega sekarang.
"Buka pintu saja lama, ck!" omel Rose kesal.
"Tentu saja. Aku kan harus memastikan dulu siapa yang datang karena siluman itu sedang tidur di kamarku!"
"Apa?!" tanya Rose kaget setelah mendengar ucapan Amanda barusan.
"Kau membiarkan kucing itu tidur di kamarmu?" tanya Rose dan matanya langsung menjelajahi ke dalam kamar Amanda dan mendapati Winwin yang tidur di sofa.
Laki-laki itu masih tidur dan tak lama laki-laki itu mengubah posisi tidurnya.
"Mau bagaimana lagi? Jika tidak tidur di sini bagaimana jika ada seseorang yang datang dan melihat laki-laki itu di apartemenku!" balas Amanda.
"Tapi kucing itu tidak membuatmu lupa diri kan?" tanya Rose membuat Amanda menatapnya aneh.
"Apa maksudmu?"
Rose melirik Winwin lagi dan menatap Amanda. "Maksudku, kucing itu tidak membuatmu melakukan hal gila kan?" tanya Rose setengah berbisik.
"Tentu saja tidak. Dasar kotor!" balas Amanda kesal dan memukul lengan Rose pelan. Lebih tepatnya tidak terima, karena itu sama saja seperti Rose yang menganggapnya wanita murahan.
Rose terkekeh menyentuh dagu Amanda. "Aku hanya bercanda..."
"Lagipula," ujar Rose sambil memelankan suaranya. "Meskipun dia siluman, ia benar-benar menggiurkan bagi para wanita."
Amanda mendengus pelan tidak mau mempedulikan perkataan Rose. Biarkan saja dia yang terus mengoceh.
"Menurutku laki-laki itu cukup lumayan bila di jadikan pengalihan dari rasa cintamu pada Jaehyun. Atau jadikan saja laki-laki itu pacar pura-puramu. Kau bisa membalas perbuatan Jaehyun yang kau lihat kemarin."
Amanda seketika melotot. "Kau gila? Kau pikir tidak ada laki-laki lain lagi selain siluman kucing?"
Rose memutar bola matanya. "Ya... terserah. Aku hanya menyarankan."
"Saranmu buruk!" ucap Amanda. "Sebenarnya mau apa kesini? Kita harus pergi kuliah."
"Aku malas kuliah, jadi aku kesini. Ayolah sehari saja kita tidak masuk."
"Ya sudah, hanya sehari."
🐱🐱🐱
Winwin tengah menjadi wujud kucingnya, ia sedang memakan ikan tuna yang telah Amanda siapkan pagi ini. Sementara Rose dan Amanda duduk di kursi meja makan memperhatikan kucing itu makan di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny Cat ; Winwin
Fanfiction[selesai] Berawal dari Amanda yang menemukan seekor kucing di sebuah gang, lalu ia membawa kucing itu pulang untuk di obati karena kakinya terluka. Tapi kemudian Amanda dikejutkan dengan kucing itu yang bisa berubah wujud menjadi manusia yang tampan...