03

3K 501 113
                                    

"Hei lihat, aku menemukan buku tentang siluman kucing!" kata Rose yang membuat Amanda yang sedang membaca judul-judul buku di bagian pinggiran bukunya menoleh.

Amanda langsung mendekati Rose dan meninggalkan aktivitasnya. Sore ini mereka tengah berada di salah satu toko buku. Siapa tahu disini ada buku yang membahas tentang siluman kucing. Sehingga mereka mendapatkan sebuah petunjuk.

"Mana? Sini aku lihat." Amanda merebut buku tentang siluman kucing itu dari tangan Rose yang sempat membuat Rose cemberut.

Amanda menatap jilid buku itu dan membuka halaman pertama pada buku itu.

"Tapi ini cerita dongeng." kesal Amanda.

Rose mendengus pelan. "Siapa tahu disini ada petunjuk tentang siluman kucing? Kan?"

"Benar juga."

🐱🐱🐱

Setibanya di rumah, Amanda menemukan kucing itu yang sedang bermain bersama Vivi. Mereka sedang asyik bermain bola kecil milik Vivi. Kucing itu berguling-guling di karpet sedangkan Vivi melempar-lemparkan bola mainannya pada si kucing.

Amanda mengeryit, ia tidak paham mengapa kucing dan anjing bisa seakrab itu. Tapi begitu lebih baik dari pada mereka bertengkar dan itu pasti repot untuk melerainya.

Amanda menaruh buku yang baru saja ia beli di atas meja, kemudian menghampiri kucing itu lalu memangkunya perlahan kemudian ia duduk di sofa dan menaruh kucing itu di atas pahanya. Tapi kemudian Vivi naik ke atas sofa dan menghampiri kucing itu lagi. Amanda dibuat terkekeh olehnya.

"Sepertinya kau masih ingin bermain bersama kucing ini, tapi kakinya masih sakit, Vivi." kata Amanda mengusap bulu putih anjing peliharaan Kakaknya.

"Kau sudah pulang?" tanya Sehun yang sedang menuruni tangga. Lalu tersenyum melihat Vivi yang sedang di usap-usap oleh Amanda.

"Kakak tidak pergi ke luar negeri?" tanya Amanda pada Kakaknya, biasanya kalau Kakaknya pulang tidak akan berlama-lama di Indonesia, dia hampir tidak punya waktu luang karena sibuk mengurus perusahaan yang sedang naik daunnya itu.

"Kenapa memangnya? Lagian kakak besok mau ke luar negeri lagi." kata Sehun memangku Vivi, mengusap bulu putih anjing itu sayang.

"Tidak mengajak Manda?"

"Kamu kan harus kuliah. Kuliah dulu yang benar, nanti Kakak ajak kamu ke Korea bertemu Oppa-Oppa." kata Sehun dengan mata memicing pada adiknya.

"Lah memang bisa?"

"Kenapa tidak bisa? Apa sih yang tidak buat adik Kakak?" kata Sehun seraya mencubit pipi Amanda.

Amanda tersenyum melihat Kakaknya yang sama hal dengannya, tersenyum. Amanda mensyukuri hidupnya yang telah ditakdirkan menjadi adik dari kakak yang selalu menyanginya. Bahkan Sehun pernah cerita, dari kecil ia dan Sehun belum pernah bertengkar. Sedangkan Amanda tidak ingat, separuh memori masa kecilnya tidak mudah ia ingat.

"Terus sekarang kakak mau kemana? Kenapa rapi sekali?" tanya Amanda mengamati penampilan kakaknya dari atas sampai bawah. Terlihat rapi.

"Bagaimana sudah seperti Sehun Exo belum?" tanya Sehun dengan santai seraya menyisir rambut hitamnya dengan jari tangan.

"Bagaimana sudah seperti Sehun Exo belum?" tanya Sehun dengan santai seraya menyisir rambut hitamnya dengan jari tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Funny Cat ; WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang