27

1.2K 220 4
                                    

Kelas tiga SD, dimana saat itu adalah waktu yang paling menyedihkan bagi Amanda. Di saat pembelajaran sedang berlangsung tiba-tiba seorang guru lain datang.

"Permisi bu.. maaf mengganggu aktivitasnya. Disini ada yang bernama Amanda?"

Deg. Amanda langsung terkejut karena merasa terpanggil.

"Ada, kenapa bu?"

"Dicari sama Kakaknya, disuruh pulang."  ucapnya.

Dengan wajah bingung Amanda menatap guru itu, ia tidak tahu kenapa Kakaknya menyuruhnya pulang.

Amanda pun langsung berdiri dan mengambil tasnya. Tanpa banyak bicara ia menghampiri guru itu, lalu kemudian Amanda dan guru itu meninggalkan kelas dan mendapatkan sosok tinggi berseragam SMA yang sedang menangis, dia Kakaknya.

Amanda bingung melihat Kakaknya menangis, apalagi guru yang datang ke kelas tadi---awalnya pria itu datang dengan tergesa-gesa sembari menangis, lalu kemudian meminta adiknya bernama Amanda untuk pulang. Dan guru itu pun langsung menuruti perkataannya meskipun tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Kenapa Kak Sehun menangis?" tanya Amanda dalam hati.

Amanda pun langsung menghampiri Kakaknya yang dari tadi belum menyadari bahwa dirinya sudah di luar kelas, menatap Kakaknya dengan bingung.

"Kak?"

"Amanda!!" Kakaknya seperti terkejut dengan kedatangannya namun dia langsung berjongkok dan memeluk Amanda begitu erat sembari menangis di pundak Amanda sehingga Amanda kebingungan di buatnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Amanda, wajahnya terlihat takut. Pundak Kakaknya begitu gemetar, dan tangisnya begitu memilukan.

"Ibu... d-dan Ayahh..." tenggorokan Sehun tiba-tiba tercekat. Tak sanggup untuk melanjutkan kalimat selanjutnya.

"Ibu dan Ayah kenapa??" tanya Amanda, ia sudah panik. Takut terjadi sesuatu pada mereka.

"Ibu dan Ayah kecelakaan... m-mereka meninggal..." jawab Kakaknya kemudian menangis lagi dan tangisannya lebih memilukan dari sebelumnya.

"Bohong!! Kakak pasti bohong 'kan?" Amanda seketika melepaskan diri dari Sehun dan sedikit menjauh. Matanya sudah mengeluarkan air mata, tidak terima dengan apa yang Kakaknya katakan barusan.

Sehun sedikit mendekat lalu kembali memeluk Adiknya, apa yang Adiknya rasakan pun sama seperti apa yang ia rasakan. "Kakak tidak pernah berbohong hiks hiks..." lirih Sehun disertai tangis. Amanda pun menangis dengan memeluk Kakaknya begitu erat. Tubuhnya seketika lemas. Betapa ia sangat sedih kehilangan Ibu dan Ayah.

***

"Hiks...hiks..."

Amanda tidak berhenti menangis sembari mengelus nisan Ibunya karena teringat 15 tahun silam di saat Ibu dan Ayahnya meninggal dunia. Di saat ia masih kecil yang seharusnya di penuhi kasih sayang orang tua seperti yang lainnya. Namun takdir berkata lain, Tuhan sudah menakdirkannya sebagai anak yatim piatu dari kecil. Mau tidak mau Amanda harus menerima kenyataan itu, karena mungkin Tuhan sangat menyayangi kedua orangtuanya.

"Amanda kangen Ibu Ayah..." lirih Amanda. "Amanda ingin sedikit bercerita bahwa sekarang Amanda sudah besar, Amanda sekarang sudah kuliah, Kakak juga sudah sukses." Amanda mulai bercerita.

"Ibu, Ayah tahu tidak? Kak Sehun menjaga Amanda dengan baik, Kak Sehun selalu memenuhi apa yang Amanda mau, Kak Sehun sangat baik dan wajahnya sekarang semakin tampan, dia juga sabar tapi kadang menyebalkan. Pokoknya di akhirat nanti Amanda mau kita sama-sama lagi, berempat..."

Funny Cat ; WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang