14. Bertemu Mama

16 4 3
                                    

Mama adalah wanita yang mengorbankan nyawanya demi aku. Jika dengan keadaan aku seperti ini aku bisa bertemu mama aku ikhlas.
~Farinka.

Selamat membaca~

Aku berusaha membuka mataku secara perlahan, menyelaraskan cahaya yang masuk ke dalam mataku. Aku memandangi sekitar. Dimana aku sekarang? Itulah pertanyaan yang sedang menyelimuti pikiranku.

Sekarang, aku berada di tempat yang sama sekali tidak ku ketahui. Tempat ini hanya terdapat hamparan hijau yang membentang selama mata memandang. Aku mencoba berjalan terus ke depan dan tak ku sangka aku menemukan taman kecil yang dipenuhi bunga berwarna-warni yang sangat menyejukan mata. Di taman ini terdapat dua ayunan yang sedang dinaiki oleh anak kecil dan di belakangnya seperti orang tua anak kecil itu. Aku mencoba mendekat ke arah mereka, mataku melotot seketika bagaimana tidak jika di depanku saat ini berdiri seorang malaikat yang selama ini aku rindukan sosoknya.

Beliau berdiri dengan surai hitam panjangnya dan baju serba putihnya serta binar hangat yang juga aku rindukan selama ini. Aku langsung memeluk erat beliau dengan tangis yang tak dapat ku bendung lagi. Beliau membalas pelukanku sambil membelai surai hitam ku. Hangat. Itulah yang kurasa saat ini. Pelukan yang sudah lama hilang serta yang selama ini aku harapkan akhirnya dapat terlaksana sekarang.

"Mama, Farin rindu," ucapku lirih. Memang hanya tiga kata yang terucap tapi kata itu yang tak pernah ku sampaikan kepada beliau secara langsung.

"Farin apa kabar?" tanya beliau di dalam pelukan.

Bukannya menjawab aku malah semakin menangis di dalam pelukan. Suara itu suara yang selama ini ingin aku dengar, suara yang selama ini juga aku rindukan.

"Gak sebaik sekarang," jawabku di masih di dalam pelukan hangat ini. Rasanya aku tak ingin melepas pelukan ini.

Mama melepas pelukannya padahal aku belum cukup puas berada di dekapannya. Rasa rindu yang telah lama ku pendam membuatku ingin berlama-lama bersama mama.

Mama melihatku dengan senyuman yang sangat indah. Mama memperhatikan dari atas sampai bawah lalu setelah itu mama menunjuk seorang gadis kecil yang tadi sedang bermain dengan mama. Aku memperhatikan gadis kecil itu terlihat tak asing wajah dari gadis kecil itu. Tunggu, bukannya itu aku? Ya, itu aku berarti sekarang saat ini aku berada di masa lalu? Jika benar izinkan aku untuk berlama di sini.

"Itu kamu," ucap mama menunjuk anak kecil itu. Ternyata benar dugaanku itu aku. Pantas saja wajahnya tak asing bagiku.

"Apa aku saat ini berada di masa lalu? Sehingga aku bisa melihat diriku masa kecil?" tanyaku kepada mama. Mama hanya tersenyum mendengar pertanyaan ku. Memangnya ada yang salah dengan pertanyaan ku? Kurasa tidak.

"Kita sedang berada di dimensi yang sama dunia kamu sama dunia mama saat ini sedang mengizinkan kita bertemu. Selama ini kita selalu bersama raga kita memang dipisahkan oleh dinding yang amat besar tapi jiwa kita masih berada di satu tempat yang sama. Kamu saat ini sedang tidak berada di masa lalu tapi saat ini kamu diizinkan untuk masuk ke dunia mama yang sadari dulu sendu," ucap beliau menjelaskan semuanya. Tapi, mengapa aku masih tidak mengerti? Rasanya sulit sekali mencerna ucapan mama.

"Mama, kakak cantik ini siapa?" tanya gadis kecil itu kepada mama. Suaranya itu benar-benar sangat mirip denganku masa kecil. Aku ingin berlama-lama di sini.

"Kakak ini namanya Kak Farin, sama seperti kamu kan namanya?" ucap mama menjawab pertanyaan gadis kecil itu. Terasa aneh memang aku bisa melihat diriku di masa kecil tapi itulah yang terjadi sekarang denganku.

"Farin, ternyata mama sudah lama ya menetap di dimensi ini. Kamu sudah besar, makin cantik, makin bawel juga kan? Mama bersyukur kita disatukan di dimensi yang sama seperti sekarang. Tapi, mama pesan kepadamu nak. Kembali ke dimensi mu sekarang saat ini kamu berada di alam bawah sadar kamu. Cepat sehat nak dan kembalilah ke dunia kamu sekarang . Karena orang-orang terdekatmu merindukan kamu. Farin jangan khawatir ya nak, mama di sini baik-baik aja, mama di sini juga sama kamu. Kamu ingat ini nak kita masih satu raga namun jiwa kita berbeda dan dimensi kita yang berbeda. Sekarang kamu pulanglah ke duniamu banyak orang-orang yang merindukan kamu," ucap mama panjang lebar.

Tangisku yang sempat mereda kini kembali terurai. Aku tak sanggup jika harus kembali berpisah dengan mama. Aku ingin berlama-lama di sini tanpa ada gangguan apapun tanpa ada orang-orang yang ingin menyakitiku. Jujur, aku lelah hidup di duniaku aku ingin di sini bersama mama. Mama lah penenang hatiku, penyemangatku, pahlawanku dan mama lah segala-galanya bagiku.

"Farin mau sama mama terus," ucapku lirih.

"Farin, mama janji pasti kita akan bertemu lagi di dimensi yang sama. Sekarang, Farin pulang ya nak," ucap mama dan pada akhirnya aku mengangguk mengiyakan ucapan mama. Karena jika aku terus menolak mama juga akan terus berusaha membujukku dengan alasan apapun itu.

Tak lama lobang besar seakan menjemputku. Mama dan diriku masa kecil menghilang seketika dengan cahaya yang sangat menyilaukan mata. Dan aku seakan  tertarik ke dalam lobang besar itu. Sejak itu dimensi ini seakan sirna aku kembali dengan dunia asliku.

•••••

Aku mengerjapkan mataku perlahan menyelaraskan sinar matahari yang masuk ke dalam mataku. Aku melihat ke samping kananku di sana terdapat Gaishan yang sedang menangis. Tunggu, kenapa dia menangis? Sebenarnya ada apa denganku? Yang kuingat tadi aku bertemu mama dan kenapa aku dibawa kemari? Oh ya aku lupa bahwa aku mengalami insiden kecil. Lalu kenapa Gaishan menangis? Benar-benar aneh.

"Gaib," panggilku masih dengan suara lemahku. Gaishan yang merasa terpanggil pun melihat ke arahku. Tuh kan memang gaib dianya.

"Lo udah sadar?" tanya dia kepadaku. Pertanyaan macam apa itu? Mengapa dia bertanya yang jelas-jelas bisa di jawabnya sendiri.

"Lo masih ada yang sakit? Kalau iya biar gue panggilkan dokter. Atau lo mau minta sesuatu? Bilang sama gue," tanya Gaishan bertubi. Mengapa Gaishan sebaik ini kepadaku? Ada apa dengannya.

"Gue gapapa gue udah sehat gue cuman ingin istirahat ya istirahat," ucapku menjawab pertanyaan Gaishan.

"Gue ingin istirahat untuk selamanya agar bisa bersama mama terus gue ingin itu,"

-TBC

LAMA GAK BERJUMPA YA?

MAAF YA SEBESAR-BESARNYA

PART INI AGAK SEDIH GAK SIH?

ATAU BIASA AJA?

HEUM SEMOGA PART INI DAPAT FEEL-NYA YA.

SAMPAI JUMPA LAGI TAHUN DEPAN...

CANDA KOK.

SALAM HANGAT

NINA

First loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang