22. A day with Becca (1)

4 2 0
                                    

Mungkin ini saatnya aku mencoba melupakan segalanya.
Membantu ia yang sepertinya butuh sosokku.
Meski harus mengorbankan seseorang yang juga kewajibanku.
Tapi sungguh aku akan ingat kewajiban besarku.
Meski untuk sekarang aku harus menghindarinya.
Karena jujur aku sendiri kecewa pada diri sendiri.
~Gaishan Arayn.

Selama ini mungkin mereka kira gue antagonis
Seorang antagonis yang gak memiliki masalah sama sekali
Sosok yang selalu egois
Yang mementingkan kehendak sendiri
Tapi, jika mereka mengenalku apa mereka bisa memahamiku?
Seandainya mereka tahu semua tentangku apa aku masih dianggap sosok antagonis?
Karena sejujurnya aku adalah protagonis yang sedang bersemayam di antagonis untuk mencari sebuah ketenangan.
~Rebecca Arsyila Ranendra

Selamat membaca~

[Gaishan Arayn]

Kelas mulai semakin sepi, kini tinggal gue seorang diri di dalam kelas ini. Gue segera merapihkan tas gue, keluar dari kelas lalu menutup dan mengunci pintu kelas agar tidak ada benda yang hilang.

"Lama banget, gue cape nunggu," gerutu seorang gadis yang sedari tadi sudah berdiri di depan pintu kelas mereka.

"Bawel! Ya sudah ayo ikut gue, gue traktir dah lo makan," ucap gue kepada Becca yah seorang gadis yang tengah berdiri di depan gue sambil bersedekap dada ialah Rebecca.

"Ga ah gue mau ke rumah aja," tolak Becca tak mau diajak pergi oleh gue. Padahal niat gue baik ngajak dia pergi tapi kenapa bisa di tolak?

"Heh curut gue baek yah ngajak lo ke luar supaya bisa lebih nyaman dari suasana yang ada di rumah lo," ujar gue terus memaksa agar Becca mau ikut dengan gue, sekalian gue juga mau tau info lebih banyak tentangnya mana tau gue bisa bantu.

"Anin." ucap Becca singkat dan seketika gue baru sadar Anin juga bersekolah di sini. Jika nanti Becca ikut dengan gue maka Anin sendirian di rumah dan takutnya terjadi apa-apa dengannya. Prinsip Becca Tak ada yang boleh menyakiti adiknya, biarlah ia yang berkorban dan terluka daripada adiknya. Tapi, mulai sekarang gue juga mau buat prinsip baru selama gue masih bernafas gue akan berusaha melindungi Anin dan Becca gue akan jadi tameng mereka hingga mereka sudah cukup aman. Ntah kenapa semenjak mendengar cerita Becca gue jadi merasa bersalah selama ini.

Sosok yang dipandang sebelah mata oleh orang-orang, sosok antagonis, serta sosok yang selalu mencari perhatian publik ternyata semua itu palsu. Semua itu ia lakukan agar bisa mencari kebahagian sementaranya dari sosok protagonis yang melelahkan.

Dan di situlah posisi gue berada, gue ingin mengubah kembali Becca menjadi sosok Protagonis yang tak harus memakai topeng lagi, ingin selalu mendukungnya dan menjadi sahabat terbaiknya disaat orang-orang tak mengenal dirinya secara rinci.

Bagi gue Becca adalah sosok wanita yang kuat, yang selalu bertahan demi adiknya, Anin. Walaupun gue tahu selama ini ia sendiri tersiksa dengan luka batin dan fisiknya dengan kekerasan yang Becca dapatkan dari papanya terlebih saat gue tahu ternyata Becca termasuk anak broken home yang saat ini gue gak tahu di mana ibunya berada. Gue gak mau bertanya lebih dalam tentang keluarganya, gue gak mau nambah luka biarlah nanti waktu yang memberi tahu ke gue jika gue layak mendapatkan informasi tentang keluarga Becca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang