Rumah adalah tempat ternyaman dari segala resah.
Tempat dimana kau merasakan sebuah kehangatan keluarga.
Tapi, apa yang terjadi jika sebuah rumah itu tidak nyaman?
Bertengkar, beradu asumsi serta segala hal yang membuat kau tak nyaman.
Seharusnya sebuah rumah adalah tempat di mana kau merasa bahagia di saat semua tak baik-baik saja.
~Gaishan AraynLelaki itu berdiri memandangi sebuah bangunan yang telah ia tinggalkan sejak sebulan terakhir. Entahlah ini sebuah keputusan yang tepat atau tidak, tapi sungguh dirinya sudah tak sanggup lagi bertahan di bangunan ini. Bangunan ini di mana ia di besarkan, di mana seluruh kenangan masa kecil yang indah tercipta di sini. Tapi, apa semua itu nanti akan berakhir begitu saja karena satu orang diantara mereka yang egois?
Lelaki itu menarik nafasnya dalam sebelum masuk kembali ke bangunan yang sekarang sudah tak ada kata nyaman lagi. Seorang ayah yang seharusnya menjadi panutan entah kenapa menjadi sangat egois hanya sebuah harta semata, sosok ayah yang dulu aku banggakan kini sosok itu sangat jauh berbeda dengan yang dulu dan sepertinya tak akan pernah berubah lagi.
Lelaki itu kini sudah berada di dalam rumah yang lumayan megah itu. Sepi. Satu kata yang terlintas sejenak ketika melewati ruang tamu serta ruang keluarga mereka. Kemana semua orang pergi? Ayah? Ibu? Bi Tarni, kemana mereka? Banyak sekali pertanyaan yang berseliweran di kepala lelaki itu.
Prang....
Lelaki itu segera berlari menuju dapur ketika mendengar suara jatuhan piring sangat kencang. Dan, betapa terkejut ia saat melihat kedua orangtuanya yang sedang bertengkar hebat, banyak gelas dan juga piring yang pecah. Bi Tarni hanya menyaksikan Ayah dan Ibu saja saat mereka sedang bertengkar, aku tahu mungkin bi Tarni tidak mau ikut campur dan takut dengan semua ini.
Gue kira gue kembali semua sudah damai, tapi nyatanya ini semua tidak akan pernah berakhir jika diantara mereka belum ada yang mengibarkan bendera kekalahan.
"Kamu tahu, Rayen? Pekerjaanmu ini haram. 16 tahun kamu sudah menjalani bisnis ini, dan apa tadi kamu bilang, semua baik baik aja? OH TIDAK! kamu lupa, 11 tahun lalu kamu dan rekanmu hampir saja merenggut NYAWA seseorang, kamu lupa Rayen?!" teriak wanita paruh baya itu dengan emosi yang meluap.
"Oh ayolah Ela, kau gak usah munafik. Selama ini kau menikmati semua ini, bukan? Lagipula perkara korban itu, selama ini aku membiayai dia. Dan baru setahun saja aku memutus perawatannya, karena kata dokter sangat kecil harapan dia bisa normal kembali," ujar pria paruh baya itu berusaha tenang tetapi tatapannya menyiratkan bahaya yang begitu dalam.
"APA?! KAMU LUPA RAYEN? SELAMA INI AKU MENGHIDUPI DAN MENYEKOLAHI GAISHAN ITU DARI YANG PERUSAHAAN PENINGGALAN ORANG TUAKU!"
Prang.....
Gaishan menjatuhkan piring ke lantai agar orang tuanya berhenti bertengkar dan menyadari kehadirannya di sini.
"Sudah?"
"Ayah, kenapa sih sih ayah egois? Ayah selalu memikirkan harta. Asal ayah tau, Gaishan gapapa kok hidup sederhana asal ayah yang Gaishan banggakan ini gak jadi seorang pembunuh. Sekarang, siapa nama korban itu, yah? Biar Gaishan aja yang biayai itu semua. Gaishan bisa kok kerja di kantor mama," ucap Gaishan mencoba menahan amarahnya.
"Mereka masih orang berada Gaishan. Ayah rasa selama ini ayah juga sudah cukup biayai perawatan mereka. Toh, sekarang buat apa lagi ayah biayai cuman buang-buang uang ayah. Ayah yakin nanti juga pasti akan pergi. Lagian salah mereka juga kenapa pakai korupsi di kantor ayah!" tutur Rayen kepada Gaishan.
"Mereka gak korupsi! Mereka menegakkan keadilan Rayen! Mereka sengaja melapor ke pihak yang berwajib atas usaha penipuan kamu itu yang anehnya masih sukses sampai sekarang." Ela membantah tegas omongan Rayen.
"Siapa nama korban itu, Ayah?" Gaishan bertanya kepada ayahnya agar tidak memperpanjang banyak masalah lagi.
"Sharinka."
"Dan dia adik dari seorang Aldri, si pembunuh bayaran - rekan kerja ayahmu," ucap Ela menambahkan.
"Jadi, maksud ibu ayah tidak mencelakai secara langsung korban? Tapi, Aldri-lah yang mencelakai atas suruhan ayah? Tega sekali Aldri mencelakai adiknya sendiri," ucap Gaishan yang dengan amarahnya yang tak dapat dibendung lagi.
"Ayah, ingat ya! Walaupun ayah sudah membiayai mereka tapi tetap itu dosa yang gak bisa dimaafkan. Ayah kenapa gak mikir dulu sih sebelum bertindak, apa ayah gak kasihan sama keluarganya hah?!" lanjut Gaishan dengan emosi yang menggebu.
Gaishan menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan kembali agar merasa sedikit tenang, ia sadar tak seharusnya juga ia membentak ayahnya sendiri. "Gaishan akan pergi ke kantor ayah untuk menemui Aldri!" putusnya dan langsung meninggalkan kembali rumah itu.
Gaishan berlari menuju mobilnya, ia langsung membawa mobil itu dalam kecepatan tinggi agar bisa segera sampai di kantor ayahnya itu.
Hanya butuh waktu 20 menit Gaishan tiba di kantor ayahnya dengan kecepatan tingginya itu.
RAYS GRUP COMPANY
itulah sebuah tulisan yang tertera sangat besar ketika memasuki parkirannya. Sebuah perusahaan yang Gaishan kira hanya sebuah perusahaan yang menjalankan bisnis teknologi. Namun, ternyata lebih dari itu bisnis teknologinya tampaknya hanya sebuah alasan belaka agar tak nampak bisnis ilegal dari perusahaan ini yang dijalani.
Seluruh karyawan memandang takut Gaishan yang mulai berjalan ke arah resepsionis.
"Tunjukkan di mana ruangan pak Aldri!" titah Gaishan kepada resepsionis yang langsung mengangguk.
Setelah tahu di mana ruangannya Gaishan berlari dengan menahan amarahnya. Kini, ia berada di depan ruangan Aldri, terdapat nomor serta nama lengkap dari Aldri yaitu, Aldri Rahendra yang terpampang jelas di depan pintu ruangan itu.
Gaishan membuka pintu itu. Tapi, betapa terkejutnya ia kala melihat Becca yang baru saja keluar dari ruangan itu.
"Lo? Ngapain lo di sini?" ucap Gaishan kepada Becca yang bingung ingin menjawab apa.
"Ketemu Papa. Lo, ngapain di sini?" jawab dan tanya Becca kepada Gaishan.
"Ini kantor bokap gue!" Dan seketika Becca membeku di tempatnya.
-TBC
Gimana part ini?
Oh iya Minal Aidzin Wal Faidzin ya teman-teman. Mohon maaf kalau aku ada salah sama kalian. Baik sengaja maupun tidak. Mohon maaf kalau tulisanku menyinggung kalian🙏
Ini part terpendek gak sih selama aku nulis First Love? Atau enggak? Hehe soalnya kulupa😭
Ini sudah di part konflik utama ya!
Perlahan tapi pasti kita bakal mengupas segala permasalahan yang dialami para tokoh.
Penasaran gak sama part selanjutnya?
Di part ini juga pasti kalian sudah nemu jawaban kan? Dari salah satu pertanyaan kalian selama ini?
Nah, next part kalian bakal tahu gak ya jalan ceritanya ☹️
xixi semoga enggak ya karena ini bakal WAH.
Semoga outline yang kutulis + feel-nya nyampe ke kalian ya😚
12 Mei 2021
15.09
KAMU SEDANG MEMBACA
First love
Teen FictionUpdate Setiap hari Kamis Farinka Queensha seorang gadis yang tak pernah merasakan cinta serta paling anti dengan lelaki kecuali Reyfan sahabat masa kecilnya. Tak ada satu pun lelaki yang berhasil memikat hati gadis ini walaupun dengan ribuan gombal...