16. Farinka kembali sekolah

11 3 0
                                    

Semua masalah pasti akan dan datang jalan keluarnya sendiri.
Tetapi, kita juga harus terus berusaha agar itu tercapai.
Perlahan tapi pasti semua tirai gelap ini bakal tersingkap.
Menyisihkan segumpal penyesalan atau bahkan dendam abadi.
~Farinka Queensha.

Sudah tepat tiga hari, Farinka dirawat di rumah sakit Aruna dan kabar baiknya sekarang ia sudah kembali beraktivitas seperti biasanya yaitu sekolah, dengan diawasi Gaishan di sisinya. Entahlah semenjak tragedi itu Gaishan semakin protektif kepadanya. Padahal kan, dia bukan siapa-siapanya.

Lo ganteng sih, baik juga, tapi sayang kalau otak loh gesrek susah sembuhnya Gaib.

Sekarang Farinka tengah berada di taman mini belakang sekolahnya, tempat di mana jarang sekali didatangi para murid SHS. Karena satu alasan yaitu tempat ini sangat kumuh, di mana di sekitarnya banyak sekali tanaman merambat, rerumputan yang memanjang dan bahkan terdapat satu pohon beringin yang besar. Mungkin ada alasan lain selain kumuh, bisa jadi karena tempat ini juga memiliki kesan horor yang membuat murid berkunjung ke sini menjadi bergidik ngeri.

Jika ditanya Farinka tidak takut berkunjung ke taman mini ini, maka dengan tegas ia mengatakan tidak. Karena ia sama sekali tidak takut dengan hal begituan, ia hanya takut dengan kegelapan.

Farinka bersenandung menyanyikan lagu favoritnya dengan kakinya yang memainkan daun-daun kering di bawahnya. Ia sangat suka suasana sepi seperti ini karena dengan itu ia dapat menetralisirkan suasana hatinya yang sedang gundah akibat beberapa masalah yang terjadi belakang ini.

Ia melihat ke kiri dan ke kanan sambil sesekali menghirup nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya agar merasa lebih tenang dari hari-hari sebelumnya.

Baru saja ia merasa tenang sudah dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba berdiri di depannya, Farinka berpikir sejenak, siapa orang ini? Kenapa tiba-tiba dihadapannya?

"Hai Kak Rin, aku Anin. Salam kenal. " Gadis itu memperkenalkan dirinya dengan senyum ramahnya, Farinka membalas senyuman gadis itu, tapi tetap saja ia masih berpikir siapa gadis ini? Ada perlu apa ia kemari?

"Oh Anin ... Kalau, boleh tau ada apa kamu kemari dek?" ucap Farinka dengan sopan. Jarang sekali ia melihat adik kelas menghampirinya biasanya kebanyakan itu yang menghampirinya ialah kakak kelasnya yang kurang suka terhadap sikapnya yang terlalu disiplin, mungkin itu aneh.

"Aku, boleh duduk dulu kak? Nanti aku jelasin hehe. " Oh, iya ia melupakan untuk mempersilakan Anin untuk duduk di sebelahnya.

"Boleh kok, duduk aja," ucap Farinka mempersilahkan Anin untuk duduk.

Anin mengubah posisi duduknya menghadap Farinka. "Kak Rin, kenal Kak Becca?" tanya Anin sebelum memulai topik pembicaraan dan Farinka hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kak Becca, kakak aku, kak. Kita baru pindah ke SHS ini, sebulan yang lalu," ucap Anin melanjutkan pembicaraannya.

"Kakak sudah tau kok, heum terus, pasti kamu bilang begitu ada hal paling penting yang ingin diomongin kan?" tanya Farinka kepada Anin yang langsung mengangguk.

"Kakak tau, sebenarnya kak Becca pindah ke sekolah ini ada motif balas dendam yang terselubung di dalamnya. Ada sesuatu hal masa lalu yang belum tuntas untuk diselesaikan. Dan lagi, aku hanya bisa berpesan kepada Kakak, aku selalu ada buat Kakak. Tapi, aku gak tahu kejadian apa yang akan datang nanti, aku berbicara seperti ini memang gada bukti, tapi kumohon percayalah Kak. Oh iya satu lagi, Kakak jangan terlalu percaya kepada orang, ada satu orang yang mungkin menurut pandanganku dia ingin mencelakai Kakak," ucap Anin menjelaskan semuanya, Farinka yang mendengarnya merasa kaget. Jadi, selama ini ia mempunyai musuh yang berkaitan dengan masa lalunya? Tapi, itu semua apa?

First loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang