6

665 72 2
                                    

Jangan lupa vote dan komentar
⚠️ Typo bertebaran ⚠️
Happy reading

__________________________________________

Jangan katakan jika semalam Ten bisa tidur dengan nyenyak..

Tidak pastinya, bayangan ayahnya selalu muncul dalam tidurnya, membuatnya lelah dengan semua hari-hari nya, merindukan ayahnya namun juga kecewa dengan semua omong kosongnya.

Hanya janji manis yang berujung manis.

"Sayang sudah bangun? Bunda sudah menyiapkan makanan" ucap Jennie, yang di meja makan sudah ada dua pasang suami istri yang merupakan paman dan bibinya.

"Aku akan berangkat pagi, tidak usah" tolak Ten.

"Kamu harus sarapan Ten.. hmm?" Bujuk Arin.

"Oppa!! Aku akan berangkat dengan oppa hehehe" kekek Eun yang langsung melompat dari tangga.

"Hmm kajja".

"Makan dulu" bujuk Jennie.

Ten menatap mata ibunya, sendu dan dingin, Ten hanya bisa menurut dan duduk menyelesaikan dengan segera acara makannya.

"Papa akan antar" ucap Jungkook.

Ten hanya mengiyakan saja, dia malas berbicara ataupun melakukan apapun untuk hari ini.

*123*

"Kenapa kau diam saja sih!" Kesal seong-ha.

Ten tidak menjawab, dirinya sendiri saja bingung dengan tingkahnya, tidak tahu apa yang akan dia lakukan, dia merasa hidupnya cukup tidak baik setelah kepergian ayahnya beberapa tahun lalu.

Lebih menyedihkan.

"Yakk, bicaralah" Ten tidak menghiraukan ucapan seong-ha.

Maniknya menatap lurus ke arah langit yang terang, kemudian dia menutup matanya, merasakan angin yang mulai menerpanya melalui jendela kelasnya yang terbuka, kemudian dia mendengar suara tawa ayahnya.

Membuatnya membuka matanya dan terkejut.

"Pasti karna aku merindukan ayah" gumamnya.

Seong-ha merasa aneh dengan gerak gerik Ten, dia merasa curiga tapi ... Sudahlah Ten memang aneh ,pikirnya.

"Hari ini aku akan ke sentral komik, tidak ikut?" Tanya Seong-ha.

"Tidak" balas Ten.

Singkat.

"Ah!! Hyerin ahh!! Kenapa kemarin kau tidak masuk???" Seong-ha mendekat pada hyerin yang sibuk dengan bukunya.

Ten hanya menatap perilaku seong-ha, ternyata dia menyembunyikan kematian ayahnya, baiklah mungkin dia tidak ingin terusik dengan ucapan anak lainnya, dia pernah merasakan itu sampai sekarang.

Ada yang berbeda dari hyerin di mata Ten, rambutnya yang pendek sepertinya gadis itu memotong rambutnya.

"Ten~ aku harus katakan berapa kali lagi! Kau harus datang untuk berlatih mengikuti bimbingan olimpiade!!" Jinny.

KIM TEN-IL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang