tin tin
Suara klakson mobil memecah lamunanku. Aku melihat mobil hitam itu berhenti tepat di hadapanku. Kaca mobil itu terbuka, "Harry, ayo masuk! Sebelum orang-orang mengamuk," Teriak Louis dari dalam mobilnya, aku pun langsung buru-buru masuk.
"Maaf aku telat menjemputmu. Sudah berapa lama kau menunggu disana?" Tanya nya sambil fokus ke jalan, "Lumayan lama, sekitar 15 menit kalau tidak salah," Jawabku sambil melihat ke jam tangaku.
"Ah, maaf ya. Jalanan sedikit padat tadi,"
"Ayolah, Louis. Tidak apa-apa kawan. Aku kan hanya bergurau." Aku menepuk pundaknya, kami berdua pun terkekeh. Lalu, lampu lalu lintas berubah jadi warna merah.
"Apa kau keberatan mendengarkan musik?" Aku mengangguk, "Lagu siapa yang kau suka?" Lanjutnya.
"Aku biasa mendengarkan lagu Queen dan Bon Jovi. Tapi, aku juga suka lagu-lagu yang baru," Jawabku, ia masih sibuk dengan radionya. "Aku juga mendengarkan Bon jovi! Mereka benar-benar legenda!" Ujarnya antusias, tak kusangka selera kami hampir sama.
"Tapi aku lebih tergila-gila oleh Arctic Monkey, musik mereka benar-benar seleraku. Kalau kau belum pernah dengar, kau harus dengar mereka!"
Aku tertawa melihat ke antusiasannya, "Aku akan mendengarkannya kapan-kapan. Beri tahu saja mana yang harus aku dengar," Kataku, "Pasti aku akan beri tahu kau nanti. Aku bisa jamin kau akan suka juga," Katanya sambil menyetel salah satu lagu Bon Jovi, Always.
Lampu lalu lintas pun berubah menjadi hijau. Kami melanjutkan perjalan menuju kantor agensi.
(...)
"Baik, kita sudah sampai." Louis pun turun dari mobil.
Aku mengaca sedikit agar terlihat rapi. Aku tidak mau memberi kesan buruk disaat pertama.
Tanpa kusadari, pintuku terbuka. Dan Louis yang membukakannya! Aku termangu sekejap, pipiku sedikit panas. "Ah maaf, aku terbiasa membukakan pintu untuk adik perempuanku," Ujarnya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Ah eum, t-tidak apa-apa. Terima kasih." Pipiku benar-benar panas, semoga saja tidak memerah.
Ayolah, Harry. Kenapa kau bertingkah aneh sekali?
Setelah sampai di lantai tujuan, kami keluar dan disambut oleh beberapa penjaga disana. "Selamat sore, tuan Tomlinson," Ujar salah satu dari penjaga itu, Louis hanya tersenyum. Aku pun tersenyum ramah pada penjaga-penjaga disana.
Kami pun naik ke lift lagi, Louis memencet angka 6 disana. "Setelah ini kita akan bertemu dengan temanku. Dia yang akan mengetesmu nanti," Katanya, aku hanya mengangguk. Kami pun sampai di lantai tujuan.
Beberapa orang yang berlalu-lalang menyapa Louis ramah. Nampaknya orang-orang disini sangat baik, suasananya juga mendukung sekali.
"Apa Ele ada di dalam?" Tanya Louis kepada seorang wanita muda yang baru saja keluar dari ruangan, "Nyonya Calder masih ditempat, tuan. Tapi nanti jam 12 akan ada rapat," Jelas wanita yang ber name tag 'Lauren Jauregui'.
Louis pun berterima kasih kepada wanita itu dan masuk ke ruangan itu, aku hanya membuntutinya. Ruangan itu sangat lebar, bahkan disana ada tv dan sofa yang lumayan panjang.
Disana sudah ada sudah ada wanita berjas hitam tengah duduk sambil sibuk dengan ponselnya, tapi perhatiannya teralih saat kami masuk. "Louis?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Around The World # Larry Stylinson
Fanfiction[WRITEN IN INDONESIA] Harry Styles, seorang barista disebuah kafe sederahana di tengah kota London bertemu dengan seorang General Manager di suatu agensi yang sedang menerima talent baru untuk di rekrut menjadi artis nantinya. Berawal dari situ, me...