Aku tak menyangka akhirnya aku benar-benar datang ke pesta bersamanya. Aku sampai harus membeli suit baru agar bisa terlihat pantas. Apalagi, ia terlihat sangat gagah dengan dengan navy suit nya, oh Tuhan ini menggelikan sekali."Minggu depan agensi akan mengadakan pesta dan Ele menyuruhku untuk mengajakmu," Aku kaget, karena seperti yang kalian tahu aku belum sepenuhnya bekerja dengan mereka, tapi mereka sudah menganggapku salah satu dari mereka.
"Dan um...dia juga menyuruhku untuk membawa-ekhem-date untuk bisa datang kesana," Aku hanya mengangguk dan ber-oh saja. Sedikit berharap ia akan mengajakku mungkin?
"Apa kau mau?" Aku menatapnya bingung.
"Mau apa?"
"Menjadi date ku?"
Tidak satu pun kata mampu keluar dari mulutku. Badanku kaku dan wajahku benar-benar panas. Aku pasti sedang berkhayal. Aku mencubit tanganku dan terasa sakit, ini nyata!
"A-aku paham jika kau tak mau, mungkin aku bisa ajak yang lain," Celanya sambil memasang wajah sedikit murung, aku pun mengangguk, "Kenapa tidak?" dan yang kulihat adalah wajah berserinya, tak lupa ia ucapkan terimakasih berkali-kali sambil menggenggam tanganku.
Malam ini seharusnya aku masih di kafe dan menikmati secangkir kopi, namun yang aku lakukan sekarang hanya menahan diriku untuk tidak melirik ke sebelahku karena sejujurnya aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Apalagi setelah ia memberi karangan bunga violet ini jantungku makin tak bisa berhenti berdebar dengan kencang.
Ia sedari tadi hanya menyetir dan menyanyikan lagu dari radio mobilnya. Wajahnya sangat berseri entah kenapa.
Setelah beberapa saat, kami pun sampai ditempat, kami langsung keluar dan ia masih saja membukakan pintu untukku. Kami menaiki lift untuk sampai di lantai tujuan.
Sesampainya disana, aku melihat ballroom yang bersinar dan banyak orang, suasanya sangat ramai namun tetap elegan.
"Harry? May i?" Tanya nya sambil menawarkan tangannya untuk dirangkul, dengan rasa malu yang belum hilang aku pun merangkul lengan dan tangannya. Kami pun berjalan masuk bersamaan.
Beberapa orang memandangi kami, jujur aku malu. Aku sedikit takut jika nanti ada yang mencela kami. Tapi, yang kulihat hanyalah senyuman mereka.
"Mereka cocok sekali!"
"Apa mereka pacaran?"
"Pantas saja Manager dekat sekali dengannya,"
Bisik beberapa dari mereka. For god sake, pipiku makin memanas sekarang. "Kau tak apa kan?" Tanya nya, aku hanya mengangguk. "Kau terlihat lucu saat sedang malu," Oh Tuhan!
Aku memukul pelan lengannya, ia pun terkekeh pelan.
Kami bertemu Niall dan seorang wanita bergaun merah maroon yang sedang minum wine. "Apakah wine nya enak?" Tanya Louis langsung saat bertemu mereka, wanita disebelah Niall itu mengangguk puas. "Apa itu pacarmu, Lou?" Tanya wanita itu setelah melihatku dengan senyumannya.
"Ah bukan, dia temanku tapi-seperti apa yang kalian lihat-sekarang ia sedang menjadi date ku," Jelas Louis, Niall pun tertawa.
"Tapi kalian kan soon-to-be boyfriends hahaha," Ejek Niall. Kalian sudah tahu apa reaksiku sekarang bukan? Dan Louis hanya melotot ke arah Niall.
"Berisik kau! Oh iya, Harry, ini Amelia. Amelia, Harry," Aku pun menjabat tangan Amelia, "Senang berkenalan denganmu, Harry,"
"Aku juga," Jawabku sambil tersenyum ramah. "Aku suka sekali style mu, kau punya selera yang sangat bagus rupanya," Puji Amelia, aku hanya tersenyum dan berterima kasih kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Around The World # Larry Stylinson
Fanfiction[WRITEN IN INDONESIA] Harry Styles, seorang barista disebuah kafe sederahana di tengah kota London bertemu dengan seorang General Manager di suatu agensi yang sedang menerima talent baru untuk di rekrut menjadi artis nantinya. Berawal dari situ, me...