XI.

194 23 0
                                    

Adalah Taeyong yang berada di atap sekolah. Ia memperhatikan sekitar sekolah dari sana. Sampai akhirnya matanya tertuju pada sosok gadis yang baru saja selesai mencuci tangannya di wastafel yang berada di halaman. Taeyong terus memperhatikannya sampai gadis itu bertemu dengan laki laki yang tidak disukai Taeyong.

2 orang tersebut duduk bersama sambil menikmati camilan mereka. Taeyong bisa melihat dengan jelas tawa gadis itu.

Merasakan sesuatu yang sesak menjalar di dadanya Taeyong memutuskan untuk turun.

°°°


Adalah Seulgi dan Sehun yang duduk bersama. Hari ini hari kedua Seulgi masuk setelah di skors.
Malam itu Sehun mengajaknya kencan namun Seulgi menolaknya dan untungnya Sehun memaklumi hal tersebut.

"Oh aku ada jam. Aku pergi dulu." Sehun segera berpamitam dengan Seulgi mengingat saat ini ia sibuk karena ujian masuk perguruan tinggi segera berlangsung.

Di tengah perjalanan Sehun dikejutkan dengan kehadiran Taeyong. Laki laki itu bersandar di dinding.

"Ada apa ?" Tanya Sehun seraya mendekati Taeyong.

"Sepertinya kau sudah melewati batas." Taeyong melirik Sehun tajam namun yang dilirik malah tersenyum.

"Aku ? Melebihi batas ? Aku rasa tidak." Sehun ikut bersandar di dinding, melipat tangannya di depan dada.

Taeyong menegakkan tubuhnya. Laki laki di hadapannya ini benar benar membuatnya naik darah.

"Jaga bicaramu." Taeyong mulai menatap tajam Sehun.

"Taeyong-ssi kau sendiri yang membuatnya lepas darimu jadi tidak salah jika aku mendekatinya." Sehun mengedikkan bahunya.

"Lagi pula kau tidak menyukainya sebagai seorang gadis. Kau menjadikan dia milikmu hanya sebagai mainan." Ucapan Sehun membuat emosinya semakin memuncak. Taeyong mengepalkan tangannya kuat kuat, rahangnya terkatup kuat.

"Bisa jadi kemarin kemarin kau menjadikannya sebagai pemuas nafsumu." Sedetik kemudian tubuh Sehun menegak ketika Taeyong dengan cepat menyambar kerah seragam Sehun.

"Lihatlah. Ini semakin menandakan bahwa semua ucapanku benar." Sehun tersenyum mengejek. Dari kejauhan Luhan segera berlari untuk melerai keduanya. Ia harus berusaha keras karena cengkraman Taeyong cukup kuat.

"Tenangkan dirimu Taeyong. Sehun ayo pergi." Luhan menepuk pundak Taeyong sebelum akhirnya ia membawa Sehun pergi bersamanya.

Taeyong menyandarkan punggungnya kembali. Ia menatap lurus ke depan. Nafasnya tidak beraturan. Ia lemas seketika sehingga membuat tubuhnya jatuh duduk di lantai.


Adalah Taeyong yang menyembunyikan wajahnya di tumpuan tangannya di tengah keramaian kelas usai diumumkannya akan ada tour setelah ujian. Padahal ujian akan dimulai besok tapi Taeyong tidak ada persiapan apapun.

"Tetap saja aku harus belajar." Sesal Yeri yang duduk di depan.

"Kau yakin Seulgi akan memberika contekan untuk kita ?" Tanya Irene pada Jennie. Jennie melirik Seulgi yang sibuk dengan bukunya.

"Kita lihat saja. Jika tidak aku akan membuatnya menderita." Yang lainnya hanya tersenyum.


Semua siswa sibuk menatap kertas ujian mereka. Jennie melirik Seulgi yang duduk di depannya. Selama ujian tempat duduk mereka di acak.

Tidak ada pergerakan dari Seulgi. Jennie menatap tajam punggung gadis itu, ia lalu mulai mengerjakan soalnya sendiri. Lagi pula ia tetap bisa mendapatkan nilai bagus karena koneksi begitu pula teman temannya.

Stay With Me | Seulyong STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang