XX.

178 26 6
                                    

Pagi pagi sekali Seulgi sudah tiba di sekolah. Sesampainya di kelas ia mulai menyapu dan mengepel. Setelahnya ia duduk di kursinya, menepuk pelan bahunya lalu menidurkan kepalanya di meja. Ia menatap ke luar jendela, perlahan sinar matahari menembus kaca, Seulgi mengadahkan tangannya untuk melindungi matanya, namun ia membuka jari jarinya, membuat sedikit cahaya masuk.

Seulgi mengambil posisi disampaing laki laki itu, ia diam tanpa berbicara menikmati waktunya.

Sampai akhirnya laki laki itu menolehkan kepalanya, terkejut dengan kehadiran Seulgi.

"Pergi." Gumam laki laki itu. Namun Seulgi tetap kukuh untuk duduk.

"Kubilang pergi."

"Tidak." Seulgi mengubah posisinya menghadap laki laki itu.

"Kau mudah sekali berubah." Ucap Seulgi memperhatikan laki laki itu.

"Kau menghampiriku saat aku menangis namun meminta ku pergi." Seulgi mengulas senyum, membuat laki laki itu mengubah ekspresi wajahnya.

Tangan mungil Seulgi terangkat, ia menyetuh rambut laki laki itu. Mengusapnya lembut.

"Lembut." Gumam Seulgi.

Seulgi tersadar, ia dibuat terkejut dengan kehadiran Taeyong di hadapannya. Laki laki itu menyetarakan tingginya, Seulgi melirik tangannya yang berada di rambut Taeyong. Ia lalu menarik tangannya dan bangkit dari duduknya. Sedangkan Taeyong masih diam di tempatnya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata Seulgi pergi dari sana namun Taeyong yang sudah menyadari situasinya dengan cepar mengejar Seulgi, ia mencegah gadis itu pergi.

"Aku harus pergi." Seulgi berusaga melepaskan tangannya, namun tenaga Taeyong lebih kuat darinya.

"Siapa kau sebenarnya ?" Tanya Taeyong, ia menatap dalam mata Seulgi.

Taeyong ingat betul ia pernah mengalami halusinasi tersebut, dan Seulgi juga yang melakukannya.

"Apa maksutmu ?" Tanya Seulgi berusaha melepaskan cengkraman Taeyong.

"Katakan padaku. Siapa kau sebenarnya " Mata Taeyong memerah,

Tiba tiba saja sebuah tangan kekar lainnya menyentuh tangan Seulgi. Taeyong dan Seulgi refleks menoleh, dan mendapati Sehun.

"Kau menyakitinya. Lepaskan." Sehun menatap dingin Taeyong.

"Kenapa memerintahku ? Siapa kau berani melakukannya ?" Tanya Taeyong menatap tajam Sehun.

Sehun mendekatkan wajahnya di telinga Taeyong.

"Karena dia milikku sekarang. Kau lupa ?" Sehun menyeringai. Taeyong mengatupkan rahangnya kuat kuat, ia lantas melepaskan cengkramannya di tangan Seulgi.

"Kau datang pagi sekali ?" Tanya Sehun pada Seulgi.

"Hm." Jawab Seulgi menyentuh pergelangan tangannya yang sedikit memerah.

"Kau pasti belum makan. Aku akan mentraktirmu. Kajja." Sehun memeluk pundak Seulgi, membawa gadis itu pergi. Meski begitu Seulgi sesekali melirik ke belakang.

Sedangkan Taeyong memejamkan matanya sesaat. Mencoba menenangkan dirinya. Mengingat ia harus mulai terbiasa bahwa Seulgi bukan miliknya lagi.

Seulgi melihat dirinya di cermin, ia bahkan tidak yakin dengan yang ia gunakan sekarang, setelan baju kuno yang ia dapat dari ibunya benar benar membuat dirinya terlihat aneh.

"Wah anakku cantik sekali." Sang ibu masuk dengan kedua tangannya yang menyatu. Sedangkan Seulgi tampak lesu.

"Ibu ayolah. Aku tidak ingin datang ke pesta temanku." Seulgi sebenarnya tidak ingin datang karena ia tahu ia akan dipermalukan nantinya.

Stay With Me | Seulyong STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang