XIX.

178 21 0
                                    

Seulgi berjalan menuju kamarnya. Ia menutup pintunya segera. Tiduran di ranjangnya, menarik selimut sampai dadanya. Ia menyetuh wajahnya, pipinya bahkan sudah memerah.

"Seulgi, temani-" YA! Kenapa tiduran ?" Sang ibu menatap Seulgi jengkel. Ia berusaha menarik selimut anaknya namun putrinya itu mencegahnya.

"Ibu suruh dia pulang saja." Ucap Seulgi.

"YA!" Apa dia pacarmu ?" Tanya sang ibu.

"Tidak." Jawab Seulgi cepat.

"Lalu kenapa meminta ibu untuk menyuruhnya pulang ?" Sang ibu melipat tangannya di depan dada.

"Aish. Menyebalkan sekali. " Seulgi menendang selimutnya, lalu keluar kamar. Ia mendapati Taeyong sedang menyantap sup yang dibuat ibunya. Ekspresi laki laki itu benar benar menyebalkan baginya.

Seulgi duduk di depan Taeyong, melipat tangannya di depan dada, membuang muka. Sedangkan Taeyong memilih menghabiskan sup nya dari pada memperhatikan Taeyong.

"Kau tampan sekali. Apa kau kesini sendirian ?" Tanya sang ibu.
Taeyong mengangguk sambil tersenyum.

"Aigoo. Seulgi-ah lain kali ajak temanmu kesini." Ucap sang ibu menatap anaknya.

"Tidak ada yang mau berteman denganku."

Sang ibu menatap Seulgi, ibunya tahu anaknya sensitif dengan pembicaraan tersebut, tapi ibunya sedikit senang Taeyong datang kesini, menandakan masih ada yang mempertahikan Seulgi.

Sedangkan Taeyong melirik Seulgi,raut wajah gadis itu berubah seketika, Taeyong bisa nelihat mata Seulgi berkaca kaca dan Seulgi berusaha menyembunyikannya.

"Pergilah kalau sudah selesai." Ucap Seulgi sebelum pergi menuju kamarnya.

Sang ibu menghembuskan nafas berat, ia lalu tersenyum pada Taeyong.

"Abaikan saja." Taeyong tersenyum masam, sesekali ia mencuri pandang ke kamar Seulgi.

Taeyong melepas baju nya, serta celana jens dan pakaian dalamnya. Taeyong kembali menyalakan showernya. Ia menarik rambutnya yang basah.

Ucapan Seulgi kembali ia pikirkan. Taeyong merasa ia pernah mendengar kalimat tersebut, tapi Taeyong tidak bisa mengingat dengan jelas siapa yang mengatakannya.

Taeyong berlari mengambil bola nya yang menggelinding saat ia memainkannya. Saat itu Taeyong tidak sengaja melihat seorang gadis yang tempo hari membantunya. Taeyong perlahan menghampirinya, ia melihat gadis tersebut menangis.

"Kau baik baik saja ? " tanya Taeyong.

"Tidak ada yang mau berterman denganku." Ucap gadis tersebut, tangisannya semakin pecah.

Taeyong menatap sedih, ia berniat menghibur gadis itu namun asisten pribadinya memanggilnya. Mau tidak mau Taeyong pergi begitu saja

Taeyong membuka matanya, keringat dingin membasahinya, Taeyong menyentuh kepalany, akhir akhir ini mimpinya sedikit aneh.

Taeyong turun dari ranjang, menuju kamar mandi, mambasuh mukanya.

°°°

"Siapa gadis di mimpiku ?" Tanya Taeyong dalam hati. Pasalnya akhir akhir ini ia selalu memimpikan gadis yang sama.

Taeyong menepis pikirannya, ia lalu bergegas mandi, dan pergi ke pemakaman. Menyapa seseorang setelah sekian lama.

Disinilah Taeyong sekarang, di sebuah makam yang ditumbuhi rerumputan liar. Di dekat batu nisan terdapat bunga lyly yang selalu terlihat baru setiap harinya.

Stay With Me | Seulyong STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang