XV.

201 25 3
                                    

Taeyong mengerjapkan matanya beberapa kali, ia menolehkan kepalanya ke samping dan kosong. Taeyong melirik ke arah pintu, pintunya terbuka sedikit. Taeyong turun dari ranjang, ia meminum segelas air yang sepertinya sudah disiapkan Seulgi. Taeyong berjalan menuju kamar mandi, ia membilas mukanya dan gosok gigi.

Taeyong membuka pintunya. Ia berjalan menuju koridor, merentangkan tangannya. Taeyong menolehkan kepalanya, ia mendapati Seulgi sedang membelakanginya, Taeyong berjalan perlahan, ia mencium bau masakan disana.

Sedetik kemudian Taeyong melingkarkan tangannya di pinggang Seulgi membuat gadis nya terkejut.

"Kau sedang masak apa ?" Tanya Taeyong meletakkan dagunya di pundak Seulgi. Sedangkan Seulgi kembali melanjutkan masaknya.

"Aku tidak pandai masak sebenarnya tapi aku cukup pandai membuat nasi goreng kimchi." Ucap Seulgi sambil mengaduk nasinya.

Taeyong mengangguk pelan. Ia melirik Seulgi sebentar. Tangan Taeyong terulur mematikan kompornya. Ia mengambil spatula dan meletakkannya di pengorengan.

Taeyong membalikkan tubuh Seulgi.

"Yang kau katakan semalam, apa benar kau tidak menyukai Sehun ?" Tanya Taeyong

Seulgi terdiam sebelum akhirnya mengangguk pelan. Taeyong menangkup wajah Seulgi, membawa wajah cantik Seulgi untuk di tatapnya.

"Semalam apa yang ingin kamu katakan ?" Tanya Taeyong. Malam itu ia belum sepenuhnya tidur, dan ia sadar Seulgi menatapnya malam itu. Gadis itu seperti mengatakan sesuatu.

Seulgi terdiam. Ia menatap mata bulat Taeyong. Ia tidak yakin apakah ini saat yang tepat untuk mengatakannya.

"Kemarin apa kau melakukannya karena cinta ?" Taeyong terdiam. Sedetik kemudian ia mencium bibir ranum Seulgi, melumat bibir tersebut dengan lembut namun menuntun. Seulgi meremas baju Taeyong, Seulgi juga membalas ciuman Taeyong. Seulgi yang mulai kehabisan nafas menjadi orang pertama yang mengakhiri ciuman tersebut. Meskipun Taeyong beberapa kali kembalu mendekatkan wajahnya namun Seulgi menolaknya.

"Ini masih pagi."

"Wae ? Pagi siang malam tidak ada masalah kan."

"Arraseo tapi aku harus pulang. Aku sudah janji pada ibu akan pulang pagi ini." Ucap Seulgi.

Taeyong menghembuskan nafas kasar. Seulgi berbalik dan kembalu menyalakan kompornya, kembali mengaduk nasinya selagi menyiapkan piring, sedangkan Taeyong berjalan ke mesin pendingin, mengambil 2 buah apel lalu membuat jus.

Seulgi dan Taeyong sibuk dengan makanan mereka. Taeyong yang pertama kali mencoba masakan Seulgi terdiam sesaat, Seulgi yang menyadari hal itu menatap Taeyong. Menunggu jawaban Taeyong.

"Tidak buruk." Ucap Taeyong kembali memasukkan sesuap nasi goreng. Seulgi tersenyum bangga.

Seulgi yang sudah mencuci piring dan gelas segera mengambil tasnya. Ia berjalan menuju pintu, memakai sepatunya. Taeyong muncul di belakangnya.

"Aku pulang dulu. Terimakasih untuk semuanya." Ucap Seulgi. Namun sebelum ia berhasil keluar Taeyong mencegahnya.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak tidak."

"Wae ? Kau tidak nyaman ?"

"Bukan begitu."

"Lalu ?"

Seulgi terdiam. Tiba tiba saja Taeyong mencuri satu ciuman di pipi Seulgi.

"Kau-"

"Kau tahu ? Aku melakukan semuanya bukan karena nafsu atau semacamnya."

Seulgi terdiam.
Taeyong melepas tangannya di tangan Seulgi dan bersiap menuju ruang tamu namun baru satu langkah Taeyong melangkah Seulgi memeluknya dari belakang. Gadis itu memeluknya begitu erat.

"Taeyong, sepertinya aku jatuh cinta padamu." Ucap Seulgi.

Taeyong membeku di tempatnya. Ia tidak tahu harus bereaksi apa. Karena ia takut hal ini akan terjadi.

Taeyong menundukkan kepalanya, menatap kedua tangan Seulgi yang melingkar di pinggangnya. Tangan kekarnya terulur, melepaskan tangan Seulgi, Taeyong berbalik dengan tangan Seulgi yang di genggamnya.

"Aku tidak ingin mengatakannya tapi semuanya terasa sesak jika aku terus menahannya." Seulgi membuang muka.

Taeyong tersenyum singkat, ia membawa tubuh kecil Seulgi dalam pelukannya. Tangannya mengusap lembut rambut sebahu Seulgi.

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku akan menunggumu." Ucap Seulgi.
Sedangkan Taeyong mengubah raut wajahnya.

Taeyong melepaskan pelukannya. Ia mengakup wajah Seulgi. Menyelipkan beberapa anak rambut.

"Mungkin akan sedikit lama ? Bagaimana ?" Tanya Taeyong.

°°°

Adalah Sehun yang sibuk menyiapkan ujian masuk perguruan tinggi. Ia menatap ke luar jendela kamarnya. Sejenak ia kembali memikirkan jawab Seulgi hari itu, hari dimana Seulgi menolak berkencan dengannya.

Ponsel Sehun bergetar, ia melirik layar tersebut, nama Luhan tertera disana. Sehun menghembuskan nafas berat sebelum akhirnya mengangkat panggilan Luhan.

"..."

"Arraseo." Jawab Sehun. Ia segera pergi menuju tempat tujuan yang diminta Luhan.

"Tiba tiba sekali. Ada apa ?" Tanya Sehun saat ia sudah sampai di cafe dan duduk bersama Jongin dan Luhan.

Luhan dan Jongin saling melirik satu sama lain. Sebelum akhirnya Luhan melipat tangannya di depan dada.

"Taeyong menghubungiku pagi ini."

Sehun menegakkan tubuhnya raut wajahnya menjadi serius.

"Dia meminta kita semua untuk datang di cafe malam ini." Ucap Luhan

"Mwo ?"

"Dia bilang ini menyangkut gadis itu."


TBC

Stay With Me | Seulyong STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang