XVI.

180 22 3
                                    

Sehun menatap punggung Taeyong yang duduk membelakanginya. Luhan dan Jongin sudah berjalan menghampiri Taeyong. Sehun masih berkelahi dengan pikirannya sendiri terkait keputusan mendadak laki laki itu yang memintanya untuk bertemu.

"Hei. Maaf membuat kalian menunggu." Ucap Jongin.

"Dimana Sehun ?" Tanya Johnny. Jongin lantas menunjuk Sehun yang berdiri tak jauh dari mereka.

Taeyong menolehkan kepalanya.

"YA! Cepat kemari." Ucap Luhan.

"Ada apa ?" Tanya Sehun mengawali obrolan.

"Aku ingin mengakhiri permainan ini." Ucap Taeyong dingin seraya memainkan jarinya di meja.

Semua orang menatapnya tidak percaya.

"Waktumu masih 2 minggu. Kau harus menahannya." Sehun membuang muka.

"Dia menyebalkan." Sehun menatap tajam Taeyong yang tersenyum.

"Bagaimana bisa kau mengatakan itu ? Kau terlihat baik baik saja." Ucap Jaehyun.

"Bukankah itu bagian dari permainan ?" Taeyong mengedikkan bahunya.

"Kau tidak bisa seenaknya melakukan hal itu." Sehun mengubah nada bicaranya.

"Kau yang menciptakan permainan ini. Kau yang membuat peraturannya." Sehun mengatupkan rahangnya rapat.

"Aku tahu. Aku bahkan tidak menduga aku yang akan menang." Taeyong mengulas senyum.

"Pasti terjadi sesuatu. Benar kan ?" Ucap Jongin.

"Tidak ada. Aku hanya mulai bosan." Balas Taeyong dingin.
Sedangkan Jaemin tersenyum, karena sejak awal ia tahu akan seperti ini. Taeyong yang mudah sekali bosan.

"Bagaimana caramu mengatakan padanya bahwa ini semua hanya permainan ? Ia akan terluka." Tanya Luhan.

"Dia sudah pernah terluka karenaku. Tapi dengan satu tindakan saja ia bisa kembali luluh." Ucap Taeyong.

"Kau bisa mengambilnya. Atau kalian." Ucap Taeyong menunjuk Sehun dan yang lain.

Sehun menghembuskan nafas kasar, ia memejamkan matanya sejenak.

"Jangan pernah menyesali keputusanmu." Ucap Sehun.

"Kau akan mengambilnya ?" Tanya Luhan tidak percaya.

"Tidak akan." Jawab Taeyong.

Sehun mengangguk paham. Sedangkan teman teman mereka tidak percaya satu sama lain. Apa yang dilihat mereka sekarang bukanlah sebuah hal yang umum. Sehun bukan tipe orang yang mau mengambil alih sesuatu ketika salah satu dari mereka melakukan taruhan atau permainan. Tapi kali ini Sehun dengan cepatnya ia akan mengambil alih gadis itu.

Adalah Seulgi yang datang ke sekolah. Hari ini suasana hatinya begitu bahagia. Sedari tadi ia tersenyum.
Saat memasuki kelas ia tidak menyadari bahwa semua siswa menatapnya jengkel. Saat Seulgi duduk di bangkunya semua siswa mulai tersenyum.

Pelajaran pun dimulai, tepat di jam istirahat semua siswa keluar kelas. Saat Seulgi selesai mengemas bukunya ia tidak bisa bangkit dari duduknya, ia berusaha namun bangku itu justru ikut terakngkat. Seisi kelaspun mulai tertawa dan mengangkat ponsel mereka untuk mengabadikan.

"Sepertinya ini menempel." Gumam Seulgi melirik ke kursinya. Ia melirik melalui ekor matanya Taeyong justru meninggalkan kelas dengan ketiga temannya.

"Dia tidak akan menolongmu." Ucap Jennie.

Seulgi mengabaikan ucapan tersebut, ia pun masih berusaha melepaskan kursi tersebut, namun karena terlalu keras menariknya, alhasil rok Seulgi sobek cukup lebar, seisi kelas pun bertambah heboh. Seulgi berusaha menutupi bagian belakangnya, ia dengan tergesa gesa mengeluarkan jaketnya dan memakaikannya di pantatnya.

Stay With Me | Seulyong STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang