XXI.

194 27 0
                                    

"Lihatlah.. " Johnny berseru di dalam bis selama wisata tour. Ia bahkan menelpon Taeyong, menunjukkan keseruan di dalam bis. Johnny membawa ponselnya ke samping, memperlihatkan Jaehyun yang duduk manis sambil menatap Jaemin yang karoeke dengan yang lain.

"Bisa ku katakan rugi jika kau tidak iku." Ucap Johnny di seberang.

"YA!" Pentingkan keselamatanmu." Ucap Taeyong yang sibuk menggeringkan rambutnya,

"Arraseo. Ku tutup ya." Johnny dan Jaehyun  melambaikan tangannya, Taeyong berjalan menuju lemari pakaiannya. Ia mengambil celana jeans hitam, kaos berwarna putih, dan jaket kulit berwana hitam. Dari arah pintu Taeyong bisa mendengar sebuah suara,

"Sarapannya sudah siap." Sang pengasuh menuntun Taeyong menuju dapur. Pagi ini laki laki itu ingin makan makanan rumahan yang lengkap.

"Wah enak sekali." Taeyong terlihat berbeda sekali, ia seperti anak kecil yang tidak pernah makan makanan rumahan. Ia begitu lahap.

"Nyonya menelpon pagi ini. Ia menanyakan kabar Tuan." Ucap sang pengasuh, Taeyong menggatungkan sumpitnya namun kembali melanjutkan makannya.

"Katakan padanya aku baik baik saja." Jawab Taeyong, sang pengasuh mengangguk sebelum akhirnya kembali sibuk dengan aktivitasnya.

"Apa yang harus aku lakukan hari ini ?" Taeyong bernyanyi ringan. Ia segera menyelesaikan makannya, menggosok gigi. Ia mengambil kunci mobilnya. Membawa mobilnya entah kemana, yang terpenting ia bisa sedikit meringankan stressnya, mengingat ia sering memimpikan hal itu lagi.

Taeyong kini sampai di sebuah mall, ia masuk dan langsung menyerbu tempat permainan. Taeyong mulai memainkan permainan, ia begitu sibuk bermain sendiri. Sampai akhirnya saat ia sudah selesai bermain Taeyong tidak sengaja melihat Seulgi dan Sehun jalan bersama.

Taeyong menegakkan tubuhnya, ia mendesah pelan. Moodnya hancur seketika.

Taeyong memutuskan untuk pergi ke cafetaria, ia mulai memesan uce cream dan camilan yang lain. Sesekali Taeyong memainkan game di ponselnya. Namun kehadiram Seulgi dan Sehun di cafetaria membuatnya mendesis pelan.

"Apa tidak ada tempat lain selain disini hah ? Menyebalkan." Ucap Taeyong memakan ice creamnya.
Ia mencuri pandang. Seulgi tampak senang, gadis itu bahkan tertawa lebar.

"Oh sepertinya aku harus pergi." Sehun memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Pengumuman soal ujian sudah keluar. Aku harus ke universitas secepatnya." Sehun mengulas senyum tipis sebelum pergi.

Seulgi menghembuskan nafas berat, ia lantas mengaduk minumannya, sedetik kemudian ia merasakan hawa panas di belakang tubuhnya, ia lantas menoleh namun dengan cepat Seulgi diseret menuju kamar mandi wanita. Terlebih lagi kamar mandi sangat sepi.

Seulgi didorong ke dalam bilik, punggngnya menghantam dinding, nyeri hebat menjalar disana. Belum sempat nyeri nya berkurang tubuh Seulgi sudah dibawa menuju wastafel, kepalanya di letakkan di wastafel dengan keran air yang dibuka. Air yang dingin membasahi kepala Seulgi. Setelah itu tubuh Seulgi di dorong, menghantam dinding di belakangnya, sakit di punggungnya semakin parah.

Seulgi membuka matanya perlahan, perlahan ia bisa melihat siapa sosok tersebut.

Taeyong kembali mengedarkan pandangannya, ia tidak bisa menemukan Seulgi, Taeyong lantas bangkit, ia menghampiri meja tersebut, ia melihat sebuah cairan coklat di kursinya.

"Permisi, apa kau melihat gadis yang duduk disini ?" Tanya Taeyong pada seseorang yang duduk di kursi sebelah.

"Oh dia pergi bersama seseorang tadi, sepertinya di kamar mandi." Ucap seorang tersebut, Taeyong langsung berlari menuju kamarmandi di perjalanan ia tidak sengaja menabrak seseorang, Taeyong membungkuk sebentar sebelum akhirnya bejalan menuju kamar mandi.

Ia menyentuh kenop pintu. Mendekatkan telinganya. Ia tidak mungkin langsung masuk begitu saja.

"Seulgi kau ada di dalam ?" Tanya Taeyong, tidak berselang lama suara pelan gadis itu terdengar. Taeyong buru buru membuka pintunya. Ia terkejut dengan Seulgi yang kacau  rambut gadis itu basah dan Seulgi terus merintih dengan tangan menyentuh punggungnya. Taeyong membantu gadis itu untuk bangkit, tidak sengaja menyentuh punggung Seulgi membuat gadis itu kembali merintih.

"Wae ? Sakit ?" Taeyong mengangkat baju Seulgi dan ia dikejutkan dengan luka lebam disana.
Taeyong buru buru membawa Seulgi keluar, ia segera mengantar gadis itu ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Seulgi segera dirawat, sedangkan Taeyong menunggu diluar tirai.

"Jika tidak segera dibawa kesini mungkin akan parah." Ucap sang dokter yang merupakan dokter pribadi Taeyong.

"Terimakasih." Sang dokter membungkuk sebentar, lalu meninggalkan Taeyong dan Seulgi.

"YA! YA! Mau kemana ?" Tanya Taeyong saat Seulgi turun dari ranjang.

"Aku harus pulang," Seulgi memakai sepatunya.

"Arraseo. Aku akan mengantarmu pulang." Taeyong membawa tas Seulgi,

"Tidak. Tidak aku-"

"Jangan membantah." Taeyong membantu Seulgi memakai sepatunya.

Seulgi langsung terdiam, ia berdiri dengan susah payah, satu tangannya dikalunglan ke pundak Taeyong. Tangan Taeyong memeluk pinggangnya. Keduanya berjalan menuju mobil.

Seulgi membuka pintu rumahnya, Taeyong membantu Seulgi untuk duduk, dengan telaten Taeyong melepas mantel Seulgi, Seulgi tidak bisaa menyandarkan punggungnya sembarang. Alhasil Taeyong duduk di samping Seulgi,laki laki itu membawa kepala Seulgi untuk diletakkan di pundak bidang Taeyong.

Seulgi terdiam, ia merasakan gugup yang luar biasa, terlebih lagi tangan Taeyong yang mengenggam erat tangannya,

"Istirahatkan dirimu sejenak. Setelah ini aku akan membuatmu makanan." Ucap Taeyong. Seulgi hanya berdehem sebagai jawaban.

Perlahan Seulgi mulai memejamkan matanya, Taeyong dapat mendengar dengkuran halus dari Seulgi. Taeyong melirik Seulgi, ia melihat gadis itu tertidur dengan tenang, dengan mulut yang sedikit terbuka guna bernafas.
Taeyong menyelipkan anak rambut Seulgi, membuat Seulgi sedikit bergerak tapi tidak terbangaun.

Taeyong mengusap lembut tangan Seulgi yang ia genggam. Sejenak ia mengutuk dirinya sendiri karena menyakiti gadis itu. Taeyong membalik tangan Seulgi, mempeelihat bekas luka malam itu.

"Maaf." Ucap Taeyong pelan.


TBC
Taeyong bikin gua senyum² sendiri.

Stay With Me | Seulyong STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang