IV.

177 32 1
                                    

"Hai ? Bunga di depan rumahmu begitu bagus. Apa aku boleh mengambilnya lagi ?" Gadis kecil berlari menghampiri anak laki laki yang sedang menaiki ayunan di taman bermain.

Anak laki laki itu melirik gadis kecil tersebut, memperhatikannya dari atas ke bawah.

"Itu milikku dan aku tidak akan memberikannya padamu." Anak laki laki itu membuang muka.

"Baiklah kalau begitu. Tida apa apa. Terimaksih untuk bunga yang waktu itu." Gadis kecil itu tersenyum lebar membuatnya matanya mengecil.

°°°

Adalah Seulgi yang berjalan tertatih tatih menuju kelas. Hari sudah malam dan ia baru bisa keluar dari kamar mandi setelah dikurung oleh Jennie dan teman temannya. Lutunya terluka akibat Jennie mendorongnya,

Seulgi masuk ke kelasnya. Ia tidak mendapati siapun kecuali tasnya yang sudah kosong, isi tasnya berserakan kesana kemari. Seulgi dengan susah payah mengambil semua barangnya, ia segera pulang, di jalan ia harus kembali berjuang untuk sampai di rumah karena bis yang biasa ia tumpangi sudah tidak lewat.

Seulgi terus berjalan sampai akhirnya ia melewati sebuah lapangan kosong, disana ia melihat segerombolan laki laki seusianya.

Seulgi melihat sosok yang berjalan dari lapangan menuju sebuah mobil merah yang terparkir di tepi jalan. Beruntung ada penerangan di jalan, Seulgi bisa melihat jelas siapa laki laki itu. Sedetik kemudian ia membelakkan matanya dan berusaha mengejarnya.

"Hei Taeyong - ssi tunggu." Seulgi memanggilnya, membuat laki laki itu berhenti sejenak, memperhatikan kaki Seulgi yang terluka.

Seulgi mendekat dan ia semakin terkejut ketika melihat wajah Taeyong yang babak belur dan tangan laki laki itu yang terluka.

"Kita harus mengobatinya." Seulgi reflek menyentuh tangan Taeyong. Namun Taeyong langsung menghempaskan tangan Seulgi dengan kuat membuat gadis itu jatuh dan luka di kakinya semakin parah ditambah luka di telapak tangannya.

"Jangan sok peduli." Taeyong berguman sebelum akhirnya memasuki mobil merahnya dan pergi begitu saja. Seulgi menatap nanar mobil Taeyong, ia susah payah bangkit dan melihat luka di kakinya semakin parah.

Adalah Seulgi yang mengetuk pintu rumahnya dengan menahan sakit di kaki dan tangannya. Sang ibu yang sejak tadi menunggu segera membuka pintu.

"Ya Tuhan apa yang terjadi denganmu ?" Sang ibu membantu anaknya berjalan. Seulgi melepas sepatunya, ia menolak ketika tangan sang ibu mau membantunya.

"Ibu istirahat saja. Ini bukan masalah yang serius." Seulgi tersenyum. Sang ibu menatap putrinya tersebut yang pulang dengan keadaan kacau setiap harinya. Setiap ditanya Seulgi selalu beralasan ia jatuh, atau ia tidak sengaja.

°°°

Adalah Taeyong yang berdiri di ambang pintu rumahnya. Ia segera membuka pintu tersebut dan ia langsung disambut dengan omelan menyebalkan dari ayahnya.

"Kau berkelahi lagi ?"

"Kau orang berpendidikan Taeyong, jaga sikapmu diluar sana."

"YA! Ayahmu ini sedang bicara padamu."

"Taeyong, Lee Taeyong." Tuan Lee terus berteriak namun Taeyong terus mengabaikannya dan masuk ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Taeyong langsung mandi. Ia mengguyur tubuhnya di shower, merasakan perih akibat luka yang terkenan air. Tiba tiba saja Taeyong memikirkan Seulgi. Namun sebelum gadis itu berhasil memenuhi pikirannya ia buru buru mematikan shower dan keluar dari kamar mandi, dan pergi tidur.

Stay With Me | Seulyong STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang