That Knife

139 20 0
                                    

Ini adalah hari kedua kami pergi ke salah satu kantor perusahaan besar di Korea, Bighit Intertainment.

Rasanya masih tercengang.

Jina sempat mendengar berita bahwa perusahaan ini telah beberapa kali berpindah tempat dan berganti bangunan. Dan setiap kali berpindah, mereka menempatkan diri mereka pada tempat yang setingkat dua tingkat lebih baik dari tempat mereka sebelumnya.

Jina rasa mungkin ini puncaknya. Atau masih belum?

Tempat ini sudah sangat-sangat layak untuk disebut dengan perusahaan terbaik. Gedung bertingkat tinggi, penataan ruangan yang moderen, sarana-prasarana yang canggih dan memadai, serta jumlah staff yang tidak sedikit menyebar di tiap lapisan lantai. Jina tak ingin mengira-ngira berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk mendirikan bangunan megah ini.

Yoongi benar-benar berhasil dengan impiannya. Dia pasti sangat kaya.

Jina memperhatikan dinding elektronik yang terpasang besar di bagian lobi utama gedung. Menampilkan foto-foto bergerak dengan wajah artis naungan perusahaan dengan gaya keren secara bergantian.

Jina sengaja berhenti disana untuk menunggu foto Yoongi seperti apa yang akan muncul, tapi itu cukup lama. Sejak hari pertama ia melewati dinding itu, ia belum bisa menangkap foto Yoongi muncul sama sekali.

Setelah sejenak menunggu dan berfikir, kenapa juga ia harus melihat foto orang itu?

"Menunggu foto Suga ya?"

Jina melirik Hea yang datang disamping kanannya. Memandangnya dengan pandangan malas lantas memasukkan kedua tangannya pada saku celana tampak enggan menanggapi omongan gadis cerewet itu.

Jina bersyukur ia tidak salah dalam membagi orang dalam bertugas. Sekalipun Hea dan Miri bilang bahwa mereka adalah seorang fangirl gila dari BTS, nyatanya Jina harus memberi pujian pada mereka berdua lantaran keprofesionalan yang mereka lakukan tak main-main.

Hanya terpukau normal dan tidak memekik keras saat memasuki gedung untuk pertama kalinya, tidak berteriak kesetanan saat melihat artis mereka datang membantu dengan formasi lengkap bertujuh tak kurang satupun berikut dengan senyuman indah menawan, tidak berbuat kacau dengan saling berebut foto atau tanda tangan. Dan yang paling penting, tidak membuat suasana tak nyaman.

Sepertinya mereka memang sudah membicarakan tentang hal ini berdua dan saling memberi komitmen satu sama lain. Walaupun kemudian hal itu tidak berlaku lagi ketika mereka sudah keluar dari gedung dan saling berteriak merusak gendang telinga Jina, mereka pantas diberi hadiah atas tindakan mereka setelah ini.

"Mari kita buang waktu kita dan menunggu disini sampai foto Suga keluar, Nona. Tenang saja, aku akan menemanimu. Biar Miri saja yang kerja."

Haha. Teguran yang sangat sopan dari bawahan kepada atasan.

"Miri sudah selesai? Kalau begitu mari kita bergegas."

"Belum. Mungkin sebentar lagi. Tapi Nona, apakah hari ini kita akan mendapat bantuan lagi?"

Jina mengendikkan bahunya. "Kita kerjakan semampu kita. Hari ini kita mulai dari lantai delapan. Kau berencana diet kan? Lakukan disini. Jalan santai sambil membawa keranjang kue, melihat pemandangan gambar lelaki tampan pujaan di setiap dinding. Santai saja, semua akan selesai."

Miri membalas senyuman Jina dengan candaan ringan. Melihat lagi bagaimana mata Jina terarah pada dinding elektronik di hadapan mereka.

"Nona."

"Hm?"

"Aku sangat menyukai Suga."

Apa, Kenapa dengan gadis ini?

KANS [Min Yoongi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang