Ini lumayan panjaang.
Semoga kalian gak mual.
Beritahu jika ada salah tulis.
Selamat membaca.“Ya! Park Jimin. Ini apa?”
Minggu pagi itu Namjoon mendatangi kamar Jimin seperti seekor banteng yang di suguhi kain merah. Menggoyang-nggoyangkan tubuh Jimin yang saat itu masih bergelung diatas kasur sambil membuat suara gaduh.
Menyebabkan Jimin harus merelakan sesi bermimpinya di pulau kapuk, dan berusaha membuka mata untuk memandang wajah Namjoon yang super duper menyebalkan baginya pagi ini.
“Kenapa, Hyung?” Sahut Jimin tipis dan serak khas orang yang masih berada di antara batas kesadaran dan ketiduran.
“Lihat, ini apa?”
“Hape?”
“Iya. Bukan, bukan itu. Maksudku ini. Kenapa bisa ada Kau dan Kinan disini?!”
Jimin memejamkan matanya sejenak demi menghilangkan efek pedih selepas bangun tidur.
Sedikit menajamkan mata mencoba memperhatikan layar ponsel yang di sodorkan oleh Namjoon dan mendapati halaman utama naver dengan berita perihal kedatangannya dan Yoongi ke panti asuhan sabtu kemarin.
Terlihat jelas dibawah judul berfont besar itu terdapat foto Yoongi dan dirinya yang tengah bermain di halaman bersama anak-anak panti.
Cepat sekali berita ini tersebar?
Lalu memang entah karena kejelian mata Namjoon atau apa, Jimin dibuat terheran dengan bagaimana bisa Namjoon mengetahui bahwa gadis yang juga ikut terfoto dari jarak jauh serta buram itu adalah Kinan?
“Kami hanya kebetulan lewat, Hyung.”
“Lalu kenapa bisa ada kau dan Kinan di sana?”
“Yoongi Hyung juga disana, Ya ampun.” Jimin meletakkan kepalanya kembali di bantal.
“Jelaskan padaku kenapa Kinan juga bisa ada disana?”
“Itu bukan Kinan Noona.”
“Itu Kinan.”
“Memang hanya Kinan Noona yang berpenampilan seperti itu di Korea?”
Namjoon diam. Memeriksa lagi ponselnya di depan wajah untuk memastikan lalu melihat Jimin yang sudah kembali memejamkan mata.
“Itu Kinan.” Yakinnya.
“Bukan..” Suara Jimin sudah mulai melemah.
“Aku yakin itu Kinan. Hatiku bilang itu Kinan.”
Diam.
“Jimin..”
“Iya, iya itu Noona. Tanya saja pada Yoongi Hyung. Aku mengantuk Hyuuuung, sungguh. Aku baru tidur pukul tiga.”
“Kenapa baru tidur pukul tiga?”
Pandangan Jimin yang semula kesal berangsur memudar bersamaan dengan ingatan yang menyambangi pikiran.
“Ada bidadari mengganggu fikiranku.” Jawabnya dengan pandangan menerawang.
“Gila.”
“Iya. Jadi tolong biarkan orang gila ini tidur Hyung. Tolong.”
Menyadari akan kesia-sia an nya dalam menggali informasi penting terhadap Jimin, Namjoon memutuskan untuk meninggalkan Jimin yang sudah kembali bergelung dalam selimut.
Berlari tergesa keluar kamar di iringi pekikan Jimin yang kembali menggema lantaran dirinya yang sengaja tak menutup pintu kamar. Biar saja. Haha.
Ayuhan langkahnya menuntun ke arah kamar Yoongi yang letaknya sedikit terpojok. Melihat waktu kunjungannya saat ini, Namjoon sudah menduga bahwa kondisi orang tujuannya itu pasti tak jauh berbeda dari Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANS [Min Yoongi] ✔
Fanfiction#2. BTNoc Universe. Pada dasarnya, namamu adalah hati asmaraku. Sedingin salju Sekeras batu penolakanmu atasku, takkan mampu menghentikan jalanku untuk melewati gurun hatimu. Dan ketika secelah cahaya muncul di pintu, harapan besar mengguman dari lu...