Kencangkan sabuk pengaman karena ini sangat panjang.
Maaf jika akan membosankan.
Mari kita akhiri perjuangan Yoongi sampai di sini.
Selamat menyelami hati Min Yoongi.
-Kans-
Suara detik jam dinding memenuhi ruangan yang kini hanya dihuni oleh satu manusia yang sedang diam berbaring pada sofa hitam. Yoongi menutup kedua matanya dengan lengan berusaha membuat perasaannya tenang.
Jina memukulnya.
Hal yang sungguh diluar dugaan karena selama dia mengenal Shin Jina, gadis itu bahkan enggan hanya untuk memukul seekor nyamuk.
"Bukan salahnya terlahir menjadi hewan penghisab darah. Dia hanya butuh makan untuk bertahan hidup. Kenapa aku harus memukulnya? Memang kau mau dipukul saat sedang membuat musik?"
Bukan seperti itu konsepnya Jina..
Rupanya Yoongi lebih bersalah dari seekor nyamuk yang tak punya akal hingga ia harus menerima pukulan seperti ini.
Dirinya, benar-benar telah melukai gadisnya hingga sedalam ini.
Yoongi tidak tau lagi harus melakukan apa. Pukulan Jina sudah menjelaskan semua tentang penolakannya, tapi ia masih ingin terus bertahan. Tidak ingin melepaskan, dan merasa yakin bahwa suatu saat nanti Jina pasti akan kembali menerimanya.
Memainkan lidahnya pada dinding pipi di dalam mulut, Yoongi masih bisa merasakan nyeri di bagian pipi kirinya. Sekarang pasti sudah memerah. Sejak kapan Jina memiliki tenaga sebesar itu untuk melakukan tindak kekerasan?
Atau mungkin terkadang sesuatu yang dilakukan secara spontan justru menghasilkan output yang luar biasa mengejutkan.
Yoongi menghela nafasnya pelan, merenungi kembali semua hal yang baru terjadi.
Sebelum bersembunyi di tempat kesayangannya ini, ia sempat bertemu Jungkook. Meminta pertolongan Jungkook untuk menemani Jina di lantai lima dan berharap anak itu bisa memberi hiburan untuk Jina yang ia yakin saat ini lebih kalut dari dirinya.
Setelah beberapa saat termenung, suara detik jam dinding berganti dengan suara bel dari pintu ruangannya. tanda bahwa ada orang yang bukan member berniat memasuki ruangan mungkin sedang membutuhkannya. Kenapa ia bisa seyakin itu? karena jika itu member, sudah Yoongi pastikan dia bisa masuk dengan mudah.
Dua kali bel berbunyi dan Yoongi enggan untuk beranjak dari sofa. Ia tidak ingin bertemu siapapun untuk saat ini. Tidak dengan perasaan kacaunya saat ini, tidak dengan wajah memar seperti ini.
Menyembunyikan warna merah pada kulit seterang ini bukanlah hal yang mudah.
Maka keputusannya adalah mengabaikan orang diluar sana hingga dia jera sendiri. Itu baru hal yang mudah.
Lalu setelah bel terakhir berbunyi, kini giliran suara getaran ponsel yang ada di meja komputernya mengisi ruangan.
Masa bodoh. Aku tidak peduli. Biarkan aku sendiri.
Hingga akhirnya, suara kode pin dari pintu membuat Yoongi mengerang dalam hati. Yoongi tidak ingin bertemu member untuk saat ini.
Mendengar derap langkah kaki mendekat, Yoongi mengira-ngira siapa gerangan orang ini. Jungkook? Hoseokkie? Namjoon?
"Hyung.."
Ah,, Jungkook. Dia pasti sudah selesai menenangkan Jina. Syukurlah.
Tak ingin menjawab sapaan Jungkook, Yoongi masih betah diam berbaring menutupi wajahnya dengan lengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANS [Min Yoongi] ✔
Fanfiction#2. BTNoc Universe. Pada dasarnya, namamu adalah hati asmaraku. Sedingin salju Sekeras batu penolakanmu atasku, takkan mampu menghentikan jalanku untuk melewati gurun hatimu. Dan ketika secelah cahaya muncul di pintu, harapan besar mengguman dari lu...