Past

200 31 16
                                    

“Kita tidak terlambat bukan? Kenapa Hyung tidak menanyakan jamnya saja kemarin? Jam makan siang setiap orang pasti berbeda, bahkan kita dulu makan siang di jam 4 sore saat awal debut. Mungkin dia juga melakukan hal yang sama hari ini. Mungkin kah? Atau dia adalah seorang trainee? Sekalipun makan pukul 7 malam jika ia ingin menyebutnya makan siang maka itu akan jadi makan siang. Benar bukan?”

“Tiga puluh menit.”

“Apa?”

“Hampir tiga puluh menit kita disini dan kau sama sekali tidak berhenti mengoceh. Bisa diam tidak?” Jimin segera menutup mulutnya saat mendapati teguran canda dari Seokjin atas kecerewetannya.

Ia juga baru menyadari bahwa begitu pantatnya menyentuh kursi toko tempat mereka memiliki janji, mulutnya sama sekali tidak berhenti mengoceh. Pantas saja bibirnya terasa kebas sekarang, Jimin jadi salah tingkah sendiri.

“Aku hanya gugup, Hyung. Maaf.”

“Mungkin dia sedang dalam perjalanan, Hyung mau menghunginya?” Pinta Namjoon dengan sopan sembari kembali mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru toko.

Pastryfast. Sejauh Namjoon memperhatikan toko kue dengan nuansa pastel ini yang dirasa adalah hal menyenangkan.

Petugas yang menyambut ramah, desain dan interior yang digunakan sangat sesuai dengan penataan perabot toko yang condong bergaya klasik.

Namjoon juga melihat banyak sekali macam bunga asli dalam vas diletakkan menyebar disetiap sudut toko dengan peletakkan yang pas. Simple dan mengikuti trend kekinian, letaknya yang berada di ujung jalan Gangnam juga membuatnya lebih mudah di temukan.

Awalnya Namjoon sempat sangsi mengapa mengajak bertemu di sebuah toko kue, karena toko kue dalam bayangannya hanya sebatas toko dengan etalase penuh kue sebagai isian ditiap rak.

Tapi ternyata ia salah, selain menyediakan kue siap beli, toko ini ternyata juga menyediakan sepetak tempat elit yang berisikan satu set meja kursi dan tidak lebih dari sepuluh set jumlahnya. ditujukan untuk para pelanggan yang ingin makan kue ditempat atau sekedar untuk istirahat dengan sajian ringan.

Berlatar belakang dinding yang dipenuhi tumbuhan menjalar serta beberapa tanaman hias yang indah, tempat ini sedikit berbanding terbalik dengan bagian lainnya. Jika bagian lainnya terasa nyaman maka di bagian ini lebih terasa menenangkan, dari tempat ini pula ia dapat melihat seluruh aktifitas dalam toko.

Dan yang paling terpenting dari keseluruhan adalah letaknya yang private, berada sedikit kedalam dari area depan toko membuat tempat santai ini tak nampak dari luar toko yang berdinding kaca.

Sehingga Namjoon benar-benar bersyukur karena hanya ada empat orang saja yang ada disana ketika ia dan lainnya datang. Dua orang berada di satu meja, dan dua orang lainnya berada di dua meja yang berbeda.

Annyeong Haseyo. Saya orang yang kemarin membuat janji dengan anda untuk bertemu.” Pengamatan Namjoon beralih pada Seokjin yang kini sedang berbicara dengan orang di telepon, sudah bisa dipastikan siapa orang itu.

“Ya, saya sudah berada di tempat yang anda maksud.”

“…”

“Bukan masalah, kami berada di meja urutan ke..” Seokjin tampak memperhatikan sekitarnya sebelum kembali menyahut. “Saya tidak tahu ini meja urutan keberapa, mejanya tersusun secara acak. Maaf.”

“…”

“Ya, kami. Saya membawa tiga orang kemari.”

“…”

KANS [Min Yoongi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang