Bitter Sweet

210 27 14
                                    

“Berhenti menatapku, Min Yoongi.”

“Kau juga sering melakukannya."

“Tapi aku menatapmu dengan penuh cinta.”

“Tatapanku bahkan lebih dari sekedar cinta.”

Jina mendecih sambil tersenyum sipu. Tangannya bergerak dengan luwes menyiapkan makanan di pantry dapur untuk segera dihidangkan kepada lelaki pujaannya yang saat ini masih betah memandang dari arah meja makan tak jauh darinya.

Pukul tujuh malam tiba-tiba Yoongi hadir diapartemennya sambil merengek minta diberi makan, suatu hal yang sudah sering terjadi hanya dengan dua alasan. Pertama, Yoongi sedang membutuhkannya. Kedua, Yoongi sedang merindukannya. Dengan hasil akhir yang pasti terjadi, Jina akan segera membuatkan sesuatu lalu menemaninya makan sekalipun ia sudah makan malam.

Mulai memindahkan makanan ke meja dihadapan Yoongi, suara Jina kembali mengudara.

“Benarkah? Kalau begitu coba katakan kau cinta aku.” Tegasnya melanjutkan konvensasi.

“Kau cinta aku.”

Mendecih lagi, “Katakan, aku cinta kau.”

“Aku juga.”

Jina tersipu untuk kesekian kalinya, bingung harus bereaksi seperti apa, kesal dan gemas menjadi satu.

Jika di fikir-fikir Yoongi tidak pernah sekalipun mencoba mengucapkan kalimat romantis atau kalimat gombalan yang menyenangkan hati, namun sering sekali membuat hati Jina luluh dengan kalimat sederhana.

“Terkadang aku heran sekali padamu, apa sesulit itu untuk bilang ‘Aku cinta padamu, Shin Jina?’. Padahal aku sudah tau kalau kau sangat sangat sangat mencintaiku bahkan lebih besar dari cintaku padamu, benar kan?”

Jina bertanya sambil menyorongkan diri ke arah Yoongi, membuat Yoongi melengos kesamping, lalu mengendikkan bahu acuh. Mendapat reaksi yang sudah biasa tersebut Jina hanya mendenguskan nafas, kembali ke arah pantry dapat dilihat oleh ujung matanya laki-laki itu kembali mencoret-coret meja makan menggunakan sumpit, melanjutkan kegiatannya yang dilakukan sebelum memandangi Jina.

“Berhenti merusak mejaku!” Ucap Jina tegas.

Namun sepertinya perintah Jina sama sekali tak diindahkan oleh Yoongi, sebab Jina masih melihat bagaimana wajah lelaki itu masih tertunduk sambil terus mencoret meja. Jina tau Yoongi hanya sedang mengalihkan perhatiannya, membuat Jina merasa semakin gemas dengan tingkah laki-laki satu itu.

“Sekali-kali, buat aku senang dengan bilang kalau kau cinta padaku. Belajar dulu juga tidak apa-apa.” Jina kembali menuju meja guna meletakkan nasi didepan Yoongi, saling duduk berhadapan, membiarkan Yoongi dengan isi kepalanya sendiri.

Hingga saat makan malam mereka berdua selesai dengan candaan kecil yang sama sekali tak terputus, Jina mendengar helaan nafas berat Yoongi.

“Kenapa? Ada masalah?"

Yoongi memanyunkan bibirnya sebelum menatap Jina.

“Aku bilang pada agensi kalau aku tidak punya pacar.”

“Iiiihhhh” Jina menghentakkan sumpitnya ke meja, mencubit bagian tubuh Yoongi manapun yang bisa terjangkau oleh tangan.

“Lalu aku ini apa?.” Pekiknya sebal.

Yoongi menjauhkan diri dari serangan Jina.

“Kau kan manusia.”

“Yoooooonnnn.”

KANS [Min Yoongi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang