Orang-orang di kepanitiaan event ultah sekolah berpikir bahwa divisi acara akan jadi divisi yang paling bubrah diantara divisi lain. Dan itu pasti akan jadi bencana. Mengingat, divisi acara itu ibarat pilar utama event.
Kembali ke fakta bahwa koor dan wakoor mereka adalah dua insan yang jarang bahkan nyaris tak pernah akur. Bisa dipastikan, rapat akan jadi kacau.
Sayangnya, ternyata-
"Kok mereka gak ribut?"
"Kesambet apa ya mereka?"
"Wah, rencana berhasil terlalu cepat. Ada plan B?"
"Kok akur?"
Sekiranya, itu pendapat anak inti yang sekarang sedang di ruang rapat. Ya. Rapat perdana mereka yang kedua sebagai kepanitiaan yang sudah tersusun.
Dan ya, mereka mulai diskusi perdivisi. Harusnya. Tapi yang sedari tadi berdiskusi hanya divisi acara. Yang lainnya- justru terbengong menatap interaksi Hyunsuk dan Jihoon yang fenomenal. Alias tidak biasa.
Mereka terlihat begitu profesional menghandle diskusi mereka meski sesekali mereka berdebat kecil. Tapi kemudian perdebatan itu selesai begitu saja.
Bahkan Soobin dan anggota acara juga bingung. Tapi, daripada mereka gak diskusi dan dianggep gak becus sama koor wakoor mereka, ya- mereka pun ikutan diskusi.
"Gak ngerti aku ah. Capek,"
Yohan menaruh kepalanya di meja. Ia benar-benar tak habis pikir dengan Jihoon dan Hyunsuk.
Byounggon yang ada di samping Yohan tertawa pelan. Ia juga heran melihat Jihoon dan Hyunsuk yang diskusi tanpa cencok yang berarti. Suatu pemandangan langka. Seunghun apa lagi. Ia duduk di seberang bangku anak acara. Menatap Jihoon dan Hyunsuk dengan tatapan sangat tak percaya.
"Wah langka. Ben, abadikan!" seru Junkyu sembari menepuk (re:memukul) punggung Yoonbin yang duduk disampingnya. Dan ya- Yoonbin yang nurut.
Junkyu, Yoonbin dan Yoshi memang ikut kepanitiaan. Kalau Junkyu dan Yoshi karena mereka anggota OSIS, sedangkan Yoonbin dia termasuk anak jalur undangan.
"Oke! Done. Yohan, mau presentasi kap-" Hyunsuk menghentikan kalimatnya ketika ia menangkap mata orang-orang yang tertuju padanya.
Mata Hyunsuk berkedip beberapa kali. Apa ada yang salah?
Hm. Sepertinya Hyunsuk memang tak sadar.
"Kenapa?" tanya Jihoon yang juga merasa jadi pusat perhatian.
"Tumben gak berantem sama Hyunsuk hyung padahal duduknya sebelahan," ujar Soobin seolah mewakili.
Sebelah alis Hyunsuk terangkat. Ia dan Jihoon saling pandang. Seolah- baru sadar jika mereka-
"HEH?! KOK KAMU DUDUK DI SAMPINGKU?!"
"SEME MUKA IMUT NGESELIN! KAN AKU DAH BILANG KAMU DUDUK DI TENGAH ANTARA AKU SAMA HYUNSUK HYUNG!"
"Lah- malah ribut. WOI! RUANG RAPAT INI!" teriak Yohan menengahi.
Padahal, Yohan sendiri yang sedari tadi ingin melihat Jihoon dan Hyunsuk ribut.
- - - - - - - - - - - -
Brak
"PAGI YA AHLI KUBUR!"
"ANJ- tahan jangan misuh,"
"Yow Haruto gak tau siapanya Naruto, Hyunsukie hyung di sini~ miss me?"
Yang bernama Haruto itu menggeleng ribut. Ia hampir saja menjatuhkan gelas susu miliknya karena Hyunsuk yang out of the blue dateng banting pintu tempatnya tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Mr. Perfect• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔
FanfictionIni tentang si tuan sempurna dari ibu kota dan si anak bar-bar dari kota kecil yang dipertemukan di senior high school paling elite di Seoul, South Korea. - - - - - - - - - - - - ➷ - boys love - dom! pjh - bahasa semi-baku - timeskipnya...