"Hyun, ada Jihoon lho,"
"Bodo am-"
"Pagi, sunbaenim!"
Perkataan Hyunsuk terpotong kala suara sosok adik kelasnya bernama Park Jihoon menyapa indra pendengarnya.
"Pagi juga, adik kelas alias Jihoon," sapa Yeonjun yang merupakan teman Hyunsuk. Eh, sahabat. Anggep aja gitu.
Jihoon tersenyum mendengarnya.
Tidak seperti Yeonjun, Hyunsuk hanya memutar bola matanya jengah tanpa ada niatan membalas sapaan adik kelas di hadapannya dengan sebuah kain merah melingkar di seragam lengan kanannya. Itu menandakan Jihoon adalah bagian dari tim kedisiplinan di sekolah mereka. Tepatnya- wakil ketua kedisiplinan.
Ketua kedisiplinannya itu, teman Hyunsuk yang lainnya. Namanya Kim Seunghun.
"Oh ya, aku duluan ya. Ada jadwal piket. Daa, Hyun. Sampai jumpa di kelas! Hehe,"
Hyunsuk menatap kesal Yeonjun yang dengan teganya mengambil langkah seribu dan meninggalkannya dengan- sekali lagi- Jihoon.
Tak ingin lama-lama berhadapan dengan Jihoon, Hyunsuk pun memilih menggerakkan kakinya untuk melangkah.
Grep
Dan sayangnya, Jihoon tak membiarkan Hyunsuk pergi begitu saja.
"Mau kemana, Hyunsuk sunbae?" tanya Jihoon dengan senyum andalannya sembari menahan tangan Hyunsuk.
"Ke kelas lah. Ya kalik ke kebun binatang," jawab Hyunsuk ketus. Ya- padahal kelas Hyunsuk itu isinya binatang semua. Anjing kucing monyet dan sebagainya. Yeonjun itu termasuk anjing sepertinya.
Eh, maaf kasar.
Jihoon semakin melebarkan senyumnya. Tapi sedetik kemudian, ia mendatarkan wajahnya.
"Mau ke kelas? Lepas dulu kalung mu, terus tata lagi seragamnya sama kancingin yang bener. Almamater tu dipake bukan disampirin di bahu. Kalau gak mau pakai alma, ya pakai rompinya. Paham tidak?"
Hyunsuk kembali memutar bola matanya jengah.
"Ini ke ratusan kalinya kamu bilang gitu, dan kamu paham itu gak bakal ngaruh sama aku. So, nyerah aja," sahut Hyunsuk yang memang sudah lelah mendengar ocehan Jihoon.
Yap. Teguran Jihoon itu memang sudah ke ratusan kalinya. Sejak awal tak sengaja melihat Hyunsuk di aula pada masa MPLS, ia sudah memperhatikan kakak kelasnya itu. Bukan karena apa. Hanya saja, penampilan Hyunsuk yang tidak bisa dibilang 'mematuhi' aturan sekolah itu menarik perhatiannya.
Namja yang Jihoon ketahui bermarga Choi itu mengenakan style seragam yang sangat bertolak belakang dengan tata tertib yang guru kesiswaannya jelaskan.
Kemeja dikeluarin dari celana. Kancing kerah plus dua kancing di bawahnya gak dikancingin dan menampilkan kaos dengan warna senada kemeja. Lalu, kalung yang tidak hanya satu, kadang dua dengan model berbeda-beda menggantung di lehernya. Tidak mengenakan rompi sekolah yang harusnya dipakai kalau tidak pakai almamater, karena- Hyunsuk tidak pernah mengenakan almamaternya. Hanya menyampirkannya di bahu.
Dan entah darimana, Jihoon punya keinginan menegur kakak kelasnya itu. Karena itulah, Jihoon perlu status yang membuatnya pantas menegur orang-orang termasuk Hyunsuk karena mereka melanggar tata tertib.
Jawabannya adalah- tim kedisiplinan sekolah. Suatu keberuntungan dirinya bisa menjabat sebagai wakil ketua kedisiplinan.
"Makanya, aku bakal negur 'sunbae' sampai 'sunbae' berubah. Kalau kelewatan, aku bisa kasih surat peringatan lho," ujar Jihoon dengan ancamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Mr. Perfect• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔
Fiksi PenggemarIni tentang si tuan sempurna dari ibu kota dan si anak bar-bar dari kota kecil yang dipertemukan di senior high school paling elite di Seoul, South Korea. - - - - - - - - - - - - ➷ - boys love - dom! pjh - bahasa semi-baku - timeskipnya...