. six .

1.1K 167 8
                                    

Sesuai rencana, Hyunsuk pergi ke gedung agensi Gang Berry bersama Jihoon. Ia benar-benar membawa mobil sendiri. Tapi tidak dengan Jihoon. Namja Park itu tidak menggunakan motornya, melainkan menggunakan angkutan umum.

Entahlah. Jihoon itu malas menggunakan motor yang diberi om dan tantenya jika bukan ke sekolah. Toh beliau beliau juga memberinya agar Jihoon bisa berangkat dan pulang tanpa terlambat ke sekolah. Mengingat, om dan tante Jihoon itu sibuk level dewa.

Yap. Jihoon- di ibu kota itu hidup dengan om dan tantenya. Kedua orang tuanya tentu saja di Busan, kota kelahirannya.

Asal muasal Jihoon bisa sekolah di Seoul, itu karena omnya merasa Jihoon pantas dapat pendidikan lebih layak dan tinggi. Jadilah, Jihoon pergi bersama omnya ke ibu kota dan meninggalkan kampung halamannya.

Cerita singkat saja sih untuk menyelingi.

Back to Jihoon dan Hyusuk yang kini sedang duduk di ruang tunggu di lobby. Menunggu manager Gang Berry dan membicarakan maksud kedatangan mereka.

Saat menunggu, Hyunsuk melihat beberapa perempuan yang ia duga adalah trainee, berjalan ke arah elevator dengan segelas boba di tangan mereka. Yah- Hyunsuk pengen.

"Mau boba.." gumamnya dengan bibir bawah yang ia majukan.

Jihoon yang mendengarnya pun menoleh. Menatap bingung Hyunsuk yang tiba-tiba ingin boba. Pandangannya beredar dan mendapati objek yang tadi diperhatikan Hyunsuk.

Astaga.

Oh- hey. Sepertinya Jihoon kenal kemasan boba mereka.

"Aku tau di mana mereka dapat boba itu. Mau?" tawarnya pada Hyunsuk.

Ya- Hyunsuk auto noleh. Ia memandang Jihoon dengan tatapan yang terlihat sangat exited. Ini yakin Hyunsuk kakak kelas Jihoon? Si tuan sempurna?

"Mau!"

"Oke. Nanti aku traktir,"

"Hah? Aku gak miskin ya. Kamu aja yang aku traktir. Itung-itung balas budi karena kamu udah anterin aku pulang hari itu,"

Jihoon mengangkat sebelah alisnya. Loh- Hyunsuk tau apa itu balas budi? Hm. Interesting.

"Yaudah sih. Lumayan. Dompet aman,"

- - - - - - - - - - - -

Dan ya- di sini lah Hyunsuk dan Jihoon berakhir. Sebuah taman dengan masing-masing dari mereka menggenggam segelas boba yang Hyunsuk beli.

Di taman kota sedang cukup ramai. Tapi- rata-rata anak muda yang sedang pacaran. Tenang, tidak ada yang tau jika Jihoon dan Hyunsuk termasuk kaum jomblo. Keadaan mereka yang kini duduk bersebelahan di sebuah bangku, membuat mereka justru terlihat seperti- err- sepasang kekasih.

Oh, omong-omong soal kekasih-

"Ne, tuan sempurna."

Hm?

"Kau tidak punya kekasih?"

Hyunsuk mengangkat sebelah alisnya. Ia berhenti dari acara mari meminum boba, dan mengalihkan fokusnya pada Jihoon.

"Kenapa tiba-tiba bertanya?" tanya Hyunsuk balik.

Jihoon mengendikkan bahunya. Ia meminum bobanya sebelum menjawab Hyunsuk.

"Hanya ingin tau. Aku hanya penasaran, segala-galanya di hidupmu harus sempurna kan? Masa masalah percintaan tidak sempurna,"

Hyunsuk mencerna perkataan Jihoon sejenak. Ia lalu tertawa.

"Cinta itu sesuatu hal yang paling sulit disempurnakan. Terlalu rumit. Lagi pula, cinta tidak termasuk dalam kamus perfect ku,"

Jihoon mengangguk paham.

•Mr. Perfect• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang