Hari pertama bazaar.
Yohan dan segenap panitia lain sudah stand by di sekolah sejak jarum jam menunjuk angka enam. Masing-masing mulai mengerjakan job mereka. Para siswa akan datang seperti ham sekolah biasa untuk menyiapkan bazaar stand mereka.
Para panitia telah dilarang ikut campur bazaar kelas mereka selama bazaar berlangsung. Ya- antisipasi kecurangan dan agar mereka fokus mengawasi jalannya acara sih.
Beralih ke ruang OSIS.
"Yechan. Panggil yang lain. Udah jam tujuh. Briefing dulu setengah jam," pinta Yohan pada Yechan yang tengah duduk mengurus beberapa surat yang pasti berhubungan dengan event mereka.
Yechan mengangguk dan mengambil ponselnya. Menghubungi para panitia, memberi tau bahwa mereka harus ke ruang OSIS segera untuk briefing.
Dan tak perlu waktu lama, para panitia pun sampai di ruang OSIS. Briefing di mulai. Yohan menjelaskan beberapa jobdesc tambahan untuk mengantisipasi ada hal diluar kendali yang mungkin terjadi nantinya selama event berlangsung.
"Terakhir, selama event, tiap pagi kita briefing seperti ini dan saat sudah selesai kita evaluasi untuk memperbaiki hari berikutnya. Gitu aja ada yang tanya?" Yohan melirik jam dinding di ruang OSIS.
"Jam delapan para siswa mulai persiapan dan jam sepuluh gerbang sekolah di buka," tambah Yohan.
"Itu aja. Yok gerak!" seru Hyunsuk yang terlihat memaksakan semangatnya.
Ya- gimana ya. Sebenernya, Hyunsuk masih belum ngumpul sempurna nyawanya. Semalam habis begadang menonton pertandingan bola.
"Akh! Park JihOOn!"
Di saat yang lain bersiap untuk menjalankan pekerjaan mereka, teriakan Hyunsuk menggema.
Yohan menoleh dan mendapati Jihoon yang mencubiti pipi Hyunsuk dan Hyunsuk berusaha melepaskan cubitan Jihoon. Mulutnya menganga. Seunghun yang berdiri di samping Yohan juga melakukan hal yang sama.
"Bangun makanya. Melek yang bener," ujar Jihoon sembari menggerakkan jemarinya untuk membuka kedua mata Hyunsuk.
"Aaa. Apaan sih, Park?! Iya bangun ini! Iih!"
Prok
"Yok bubar! Orang pacaran jangan diganggu!" seru Junkyu sembari melempar pdl Jihoon yang dibawanya ke arah Jihoon dan Hyunsuk yang masih duduk sebelahan sambil ribut padahal yang lain udah berdiri.
- - - - - - - - - - - -
Benar saja. Pukul delapan, para siswa berbondong-bondong datang ke lapangan paling luas di sekolah mereka. Masing-masing mendatangi tempat yang sudah panitia tandai sebagai bazaar stand kelas mereka.
Para siswa segera menata dan mendekor stand. Tak lupa, produk mereka. Ada makanan, sekedar barang perhiasan, barang cipta semula, minuman, camilan, dan sebagainya.
Dan yang namanya keributan pastilah ada. Membuat sie keamanan event harus kesana kemari.
Gak beda jauh dari sie keamanan, sie acara juga ikutan mondar-mandir sana sini. Memastikan aja kalau persiapan mereka itu cukup sesuai waktu yang di tercantum dalam susunan acara.
Hyunsuk tak bisa jika tidak mampir ke stand kelasnya. Ia melangkahkan kakinya dengan semangat ke sana. Syukurlah, cubitan Jihoon sudah membantunya mengembalikan nyawanya.
Kedua iris netra Hyunsuk memancarkan subuah kekaguman melihat standnya yang hampir siap. Perfect banget. Legit cuy.
Well ya, emang agak beda dari yang Hyunsuk rencana kan dengan teman sekelasnya kemarin. Tapi, perubahan yang ada justru membuat stand kelas mereka tambah keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Mr. Perfect• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔
Hayran KurguIni tentang si tuan sempurna dari ibu kota dan si anak bar-bar dari kota kecil yang dipertemukan di senior high school paling elite di Seoul, South Korea. - - - - - - - - - - - - ➷ - boys love - dom! pjh - bahasa semi-baku - timeskipnya...