. eleven .

980 159 12
                                    

Seperti biasa, pembubaran panitia adalah bagian terpenting selama event sekolah yang dinanti-nanti. Makan makan, foto foto, having fun for a day.

"Sedihnya, tahun depan, tuan sempurna kebanggaan kita sudah tidak bisa mengikuti event sekolah lagi." ujar Yohan saat tiba kesempatannya memberikan sepatah dua patah kata.

Para panitia terlihat menahan tawa. Tapi, tak sedikit juga yang memasang wajah sedih seperti Yohan. Yah, walau Yohan juga hanya pasang topeng saja untuk menghayati.

Beda lagi dengan Hyunsuk, si objek pembicaraan, yang memilih bersikap tak acuh dengan apa yang Yohan katakan dan reaksi panitia lainnya. Ia hanya sibuk menikmati minuman miliknya. Benar-benar tak peduli apapun. Seolah menulikan telinganya.

"Yah, meski tahun depan si tuan sempurna tidak ikut andil dalam mengatur event sekolah, saya harap kalian para adik kelas tetap bisa membuat event yang meriah dan jangan kecewakan kakak-kakak kalian. Also- kalau tidak perfect, kasihan si tuan sempurna. Perihal harga diri." tambah Yohan dengan bisikan di akhir dialognya.

Hyunsuk menautkan kedua alisnya tak suka. "Apa hubungannya dengan ku? Setiap tahun, para panitia punya cara mereka masing-masing untuk mengatur event. Itu jadi ciri khas mereka yang akan meninggalkan kenangan tersendiri bagi warga sekolah. Aku tidak ada masalah kalau tahun depan akan berbeda. Yang harus ditekankan adalah, serius, enjoy, dan tanggung jawab terhadap kerjaan mereka dan jangan sampai merusak event turun temurun itu. Entah akan seperti apa, it's okay lah."

Dan setelah speech singkat Hyunsuk yang menyahuti Yohan, kondisi seketika menjadi sunyi dan- kinda serius..

Ada banyak tatapan tak percaya yang para panitia pasang. Memang sifat dewasa Hyunsuk yang seperti itu sangat jarang ia perlihatkan. Mungkin golongan kakak kelas yang notabene satu angkatan dengan Hyunsuk sudah tau tentang sifat tersembunyi Hyunsuk itu, pun Jihoon.

Sisanya, adik kelas kelas yang lebih sering melihat kebarbaran Hyunsuk, mengkaget. Ada juga yang terkagum. Siap yang tau, dibalik Hyunsuk yang hobi langgar aturan dan bersikap barbar, ada sosok yang berpemikiran dewasa.

"Woah, ada yang memperlihatkan sisi dewasanya." sahut Seunghun ditengah keheningan.

Prok prok

Yohan bertepuk tangan untuk memecah keheningan. "Yah, itulah speech singkat dari koordinator divisi acara kita tahun ini. So, wahai para adik kelas, camkan itu semua yaa."

Hyunsuk yang tidak mengerti ada apa dengan orang-orang, hanya menggeleng. Ia lanjut menyesap minumannya. Tak ingin pusing-pusing tentang apa yang terjadi.

- - - - - - - - - - - -

"Yang tadi keren."

Jihoon mengambil tempat duduk di samping Hyunsuk yang setelah selesai foto-foto tadi, kembali ke meja. Sedangkan panitia lainnya masih sibuk berfoto ria di spot foto. Hyunsuk sedang banyak pikiran, ia jadi tidak mood untuk berbaur dengan yang lain.

Cafe yang disewa mereka untuk pembubaran jadi terasa sepi karena spot foto ada di luar cafe. Hanya terbatasi oleh dinding kaca.

"Apanya?" tanya Hyunsuk tak mengerti.

"Speech dadakan di tengah-tengah speech Yohan sunbae."

"Apanya yang keren? Seperti tidak pernah mendengar yang seperti itu."

Jihoon hanya tersenyum menanggapinya. Ada perempatan siku tak terlihat muncul di pelipisnya. Kan memang faktanya Hyunsuk yang seperti itu tidak pernah muncul.

Apa definisi perfect namja itu, menyembunyikan kedewasaannya dengan sikap brengseknya?

"Ah, iya. Kenapa di sini sendiri? Biasanya ngobrol tanpa henti sama temen-temen mu."

•Mr. Perfect• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang