. ten .

974 151 10
                                    

"No, mom. Kau tidak perlu datang kalau memang sibuk. Bukankah papa juga ada jadwal rapat?"

"..."

"Mengundurnya? Aih, sudah ku bilang tidak perlu."

"..."

"I-iya- tapi-"

Tuut tuut

Kedua alis Hyunsuk menukik ke bawah. Ia menjauhkan handphone miliknya dari telinga dan melihat layarnya.

"Ah, malah dimatikan sepihak." gumamnya kesal.

Padahal Hyunsuk sudah bilang kepada orang tuanya, bahwa jika mereka sibuk, mereka tak perlu datang ke event yang Hyunsuk garap. Tapi, mereka malah melonggarkan jadwal dengan menunda kegiatan mereka seperti meeting hanya untuk menghadiri acara sekolahnya.

Ya- tidak masalah kalau orang tuanya datang berdua. Toh mereka juga memang termasuk tamu yang sekolah undang sih.

"Waeyo?" tanya Jihoon yang membawa lanyard tanda panitia milik Hyunsuk yang baru. Yah, yang lama tak sengaja Jihoon gunting. Biasa, karena ribut.

Hyunsuk yang ditanya hanya menggeleng pelan. Ia mengulurkan tangan sebagai sinyal, meminta Jihoon memberikan lanyard dengan id card miliknya. Jihoon hanya mengerucutkan bibirnya sesaat dan kemudian memberikan Hyunsuk barang yang dimintanya.

Kakak kelas Jihoon itu tak berujar terimakasih. Ya jelas. Salahnya Jihoon sih. Kesel Hyunsuk tu. Beda lagi Jihoon yang malah bela diri. Katanya, dia cuman niat ngancam Hyunsuk aja kalau dia bakal gunting lanyard Hyunsuk, eh malah digunting beneran.

Jihoon hanya mengamati Hyunsuk yang sibuk mengetik pesan dan kemudian memasukkan handphone nya ke saku pdl yang dikenakannya. Setelahmya, baru memakai lanyard panitia miliknya.

"Humas yang sambut tamu-tamu kan?" tanya Hyunsuk yang dijawab anggukan oleh si lawan bicara.

"Aula aman? Panitia stand by sesuai formasi?" Jihoon kembali mengangguk.

"Gang Berry udah di ruangan mereka buat siap-siap?" lagi-lagi Jihoon mengangguk.

Hyunsuk ikutan mengangguk. "Nice."

"By the way, MC nya aku sama Soobin jadinya. Mina sunbae ada urusan sama sekretaris."

"Oh, oke deh. Siap-siap gih sama si Soobin. Aku mau ke tempat Gang Berry dulu. Kali aja mereka butuh apa-apa."

"Park Jihoon~"

Dan sebuah suara tak asing mengalihkan perhatian Hyunsuk dan Jihoon. Keduanya menoleh bersamaan ke sumber suara. Ada seorang perempuan cantik dengan senyum cerahnya yang berjalan menuju tempat dimana Jihoon dan Hyunsuk berdiri.

Grep

Jihoon berusaha tidak histeris saat perempuan itu tetiba memeluknya. Ya- bagaimana ya. Kalau bukan di lingkungan sekolah yang ramai, Jihoon sih terima saja. Tapi ini- bruh.

Beda Jihoon, beda lagi Hyunsuk. Namja yang berkedudukan sebagai koordinator acara yang tengah berlangsung di sekolahnya itu, hanya menatap pemandangan di depannya dengan heran. Tapi kemudian sebuah tepukan di pundaknya menyadarkannya.

Hyunsuk menoleh pada seorang laki-laki lain yang Hyunsuk tau dia adalah suami dari perempuan yang tengah memeluk Jihoon itu. Laki-laki itu tampak memperhatikan dekorasi di luar aula.

"Kau menghandle event ini lagi, hm?"

"Ah, ne." jawab Hyunsuk singkat dengan gugup.

Yah, gimana gak gugup, dua orang yang mendatangi Jihoon dan dirinya adalah atasan tertinggi di perusahaan tempat orang tuanya bekerja dan notabene pemegang donasi terbesar di sekolahnya. Mereka memang dekat dengan Hyunsuk.

•Mr. Perfect• [𝑝.𝑗ℎ//𝑐.ℎ𝑠] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang