Hari ini aku sama sekali tidak nyaman berada di kantor, hati ku was was dan tidak tenang entah mengapa. Kalau kalian tebak ini ada hubungannya dengan pak Nino, mungkin salah satunya dan itu berarti ada sebab yang lain yang tidak aku tahu.
Aku putuskan untuk beranjak dari kursi nyamanku, berniat untuk merusuhi staf bawahan ku Fara, Ryan, Martin dan Zizi.
"Ciee yang lagi sibuk" goda ku ketika berada didepan biliknya Fara.
"Wah kayanya ada yang lagi galau nih" celetuk Ryan.
"Emangnya nggak boleh manager keliling ngecek kerjaan stafnya?" Balas ku pada Ryan.
"Boleh kok boleh banget malahan" Aku mencibir Ryan yang memasang wajah sok imut.
"Eh mba Vio emang bener ya mba Mel udah resign?" Tanya Zizi dari kursi kerjanya.
"Resign? Kapan? Aku malah nggak tau, kamu kata siapa Zi?" Tanya ku setengah tidak percaya.
"Tadi sih aku denger dari mba Ovi resepsionis" jawab Zizi polos.
Aku bertukar pandang dengan Fara, wajah Fara juga dipenuhi dengan tanda tanya. Aku segera meninggalkan ruangan itu dan menuju general manager, aku harus memastikan kalau berita itu benar atau salah.
Tok tok tok
"Masuk" aku melangkah memasuki ruangan bu Mega.
"Siang bu Mega" sapa ku sembari menghampirinya dan duduk di kursi yang kosong didepannya.
"Siang Vio, ada apa?" Katanya sangat ramah.
"Itu bu saya dengar Melanie sudah resign apa itu benar bu?"
"Lho kamu nggak tau? Bukannya kalian ini teman dekat?" Bu Mega malah balik bertanya pada ku. Aku menggelengkan kepala ku pelan sebagai tanda jawaban.
Bu Mega menghela nafas "Iya Melanie sudah mengajukan resign sejak bulan lalu dan dia resmi keluar dari perusahaan ini sejak kemarin"
"Tapi alasannya apa bu?"
"Entahlah saya juga kurang tahu, katanya ada masalah besar dengan keluarganya yang membuat dirinya harus resign. Padahal sangat disayangkan karena menurut saya Melanie itu pekerja yang rajin dan ulet" Jelas bu Mega yang diakhiri dengan gelengan kepala.
Apa Melanie resign karena masalah yang juga ada hubungannya dengan ku? Tapi kenapa sampai harus resign.
"Oowh...ya sudah kalau begitu saya permisi dulu bu dan terima atas infonya" Kataku pamit undur diri dari ruangan bu Mega.
Entah aku harus senang atau sedih mendengar kabar ini, jujur saja aku sedikit merasa kehilangan karena dari awal aku bekerja disini bersama Melanie dan tiba-tiba masalah datang kemudian menjauhkan jarak antara aku dan Melanie. Tapi mau bagaimana lagi itu pilihannya, toh walaupun dia tidak bekerja Ifan masih sanggup memenuhi segala kebutuhannya jika kelak mereka menikah.
Dari ujung koridor aku melihat pak Nino yang baru saja keluar dari lift, dia melihat ku dan langsung berjalan menghampiri ku. Dia berdiri tepat didepan ku, aku menghindar ke kanan dia berpindah kekanan, aku melangkah kekiri dia juga kekiri. Ih maunya apa coba. Sabar Vi sabar.
"Kamu darimana?" Tanya pak Nino. Aku masih saja tertunduk tidak berani menatapnya.
"Dari ruangan bu Mega"
"Ngapain?"
"Ada yang mau saya tanyakan"
Aku terkejut ketika ku rasakan ada yang menyentuh dagu ku dan mengangkatnya lembut hingga tatapan ku bertemu dengan mata pak Nino.
![](https://img.wattpad.com/cover/25646258-288-k248152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt to Love
RomansCinta dan persahabatan, semua hanya omong kosong. Mereka bisa mengkhianati mu kapan saja! Jangan pernah kalian percaya sepenuhnya pada orang-orang di sekeliling kalian, bisa saja orang terdekat kalian menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan untuk ka...