Reyna dan Erika memutuskan untuk mengajak anak-anak ke sebuah taman kota yang cukup rindang dengan beberapa pohon tinggi besar yang tersebar di beberapa bagian taman yang mampu membuat para pengunjung merasa nyaman walau di siang hari. Mereka berdua duduk di sebuah kursi panjang sambil mengamati Olive dan si kembar bermain balon gelembung udara. Reyna ikut tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari ketiga keponakannya tersebut.
"Jadi gimana hubungan kamu sama mas Nino?" Tanya Erika tiba-tiba.
"Ha? Maksudnya?" Tanya Reyna pura-pura tidak tau.
Erika tersenyum geli "Aku tau perasaan kamu ke dia masih ada - sampai sekarang"
Reyna tersenyum "Begitu kelihatan ya?" Erika mengangguk mengiyakan pertanyaan Reyna tadi. "Entahlah Ka, aku juga nggak tau. Dia masih tetep dingin dan ketus sama aku"
Erika mengusap pundak Reyna berharap dia bisa menghilangkan perasaan kecewanya walau sedikit. "Sabar ya Rey, aku yakin kamu wanita yang kuat. Aku selalu berdoa buat kamu semoga selalu di kasih yang terbaik"
"Thanks ya Ka" Reyna memeluk sepupunya erat, berharap sesuatu yang menyesakkan didadanya bisa hilang.
***
Ifan, Joe dan Melanie sudah berjalan sampai di depan loby, keluar dari lift tadi mereka memikirkan di restoran mana mereka akan makan siang. Melanie mengutarakan pendapatnya kalau tidak perlu jauh-jauh mengingat ini masih jam kerja terlebih dia dan Vio adalah staff pegawai yang tidak bisa seenaknya sendiri.
"Gimana Vi, kamu setuju?" Joe menoleh ke belakang menanyakan pendapat Vio, tetapi ketika dia sudah melihat ke belakang hanya ada Melanie berjalan sendiri dan beberapa staff lain yang berlalu lalang.
"Loh, Vio kemana?" Mendengar pertanyaan Joe, Ifan dan Melani pun ikut menoleh.
"Bukannya tadi Vio sama kamu Mel?" Tanya Ifan.
"Enggak, emang dari tadi dia jalan di belakang aku. Aku kira ya dia masih jalan di belakang ku" terang Melanie yang juga bingung.
Mereka bertiga mengedarkan pandangan keseluruh loby yang cukup luas ini dan ketika pandangan mereka bertiga melewati banyak kerumunan staf yang mengantri di depan lift mereka bertiga saling melempar pandangan seolah sudah menemukan jawabannya.
Mereka bertiga masih berdiri di tempat semula mengamati pintu lift yang masih tertutup. Sekitar 15 menit akhirnya pintu lift terbuka menampilkan Nino yang keluar dengan muka masam dan mengencangkan dasinya selang 5 menit Vio keluar dari kerumunan staf yang mengantri tadi sambil berusaha memakai heelsnya. Mata mereka bertiga membulat sempurna melihat adegan itu.
Ada apa dengan mereka berdua. Pertanyaan itu yang terlintas dipikiran orang-orang yang melihat Nino dan Vio siang itu.
"Kamu dari mana Vi?" Tanya Joe dan pada saat itu Vio baru menyadari kalau mendapat tatapan tanda tanya dari mereka bertiga.
Apa ini kesempatan aku ya buat menghindar. Pikir Vio dalam hatinya.
Vio segera memutar otak. Bodo amatlah mereka bakal mikir apa yang penting bisa kabur dari mereka.
"Sorry Joe kayanya aku nggak jadi makan siang sama kalian deh, soalnya ada urusan mendadak sama pak Nino" ujar Vio berusaha meyakinkan mereka bertiga.
Tiba-tiba Ifan menarik pergelangan tangan Vio, menariknya menjauh dari Joe dan Melanie.
"Lepasin, aduh sakit Fan!" Tanpa sengaja Ifan menarik pergelangan tangan Vio yang tadi di tarik Nino.
Merasa sudah cukup jauh Ifan akhirnya melepskan tangan Vio. Vio langsung mengibaskan tangannya yang terasa sakit namun tidak meninggalkan bekas kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt to Love
RomanceCinta dan persahabatan, semua hanya omong kosong. Mereka bisa mengkhianati mu kapan saja! Jangan pernah kalian percaya sepenuhnya pada orang-orang di sekeliling kalian, bisa saja orang terdekat kalian menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan untuk ka...