Hurt to Love || Bagian 3

4.3K 164 7
                                    

Di dalam kamarnya Vio sedang menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. Merapikan kembali dress warna putih berlengan pendek dengan potongan leher yang agak lebar sehingga menampilkan bahu putih mulusnya dengan panjang dress persis di atas lutut. Dress yang dikenakan tidak terlalu ketat namun masih bisa menampakkan lekukan lekukan bagian tubuhnya. Rambutnya yang di gelung ke atas dan menyisakan beberapa helai anak rambut di bagian sisi-sisi wajahnya serta polesan make up natural yang membuat parasnya semakin cantik. Diambilnya stiletto yang senada dengan dress dan tas tangan yang senada pula pada lemari walk in closet.

"Oke sip" Vio berucap pada dirinya sendiri.

Ting Tong

Terdengar suara bel Vio langsung berjalan kearah pintu dan membukanya. Terlihat seorang pria tampan dengan balutan stelan jas hitam dan kemeja putih yang sangat pas di tubuhnya. Vio terpaku melihat kekasihnya yang malam ini sangat tampan dan mempesona, begitupun Ifan yang sedari tadi menganga melihat Vio yang menurutnya sangat cantik dan elegan. Walaupun Ifan sudah beberapa kali melihat gadisnya ini berpenampilan feminin seperti ini, tapi dia tetap selalu terpukau ketika melihatnya. Karena memang sesungguhnya salah satu tipe wanita idaman Ifan adalah wanita yang feminin. Namun Vio dengan sikapnya yang bisa di bilang sedikit jauh dari kata feminin mampu meluluhkan hati Ifan sehingga Ifan memberanikan diri meminta Vio untuk menjadi kekasihnya 3 tahun lalu yang di terima seminggu kemudian oleh Vio.

"Kenapa?ada yang salah sama penampilan aku ya?" Tanya Vio heran karena Ifan terus menatapnya.

"Kalau gitu aku ganti aja ya" Vio akan berbalik masuk namun tangannya dicegah Ifan cepat.

"Ngapain? Orang cantik banget gini kok. Aku malah ngira lihat bidadari" Goda Ifan dengan menyunggingkan senyum manisnya yang selalu berhasil membuat Vio merona.

"Gombal ah, udah yuk berangkat" Kata Vio cepat-cepat menutupi rasa groginya.

Ifan mengulurkan tangannya namun langsung ditepis pelan oleh Vio yang langsung memeluk lengan kiri Ifan. Ifan hanya tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu.

***

Ifan membukakan pintu mobil dan mengulurkan tangannya pada Vio. Kali ini uluran tangannya di sambut oleh Vio yang sedari tadi terus tersenyum.

Memasuki area ballroom Ifan langsung di sapa oleh seorang pria paruh baya yang sepertinnya rekan bisnis Ifan. Sejak setahun lalu ayahnya menyerahkan seluruh perusahaan di bawah pimpinan Ifan karena ayahnya ingin menikmati masa tua bersama cucu-cucunya, yaitu anak-anak dari kedua kakak perempuan Ifan.

***

VIO

Mataku sedang melihat desain ruangan ini yang di buat begitu klasik namun terkesan sangat mewah dan elegan. Di sebelah ku Ifan masih bercakap-cakap dengan rekan bisnisnya.

"Pak Nino" kata Ifan cukup keras dan bersemangat. Aku mengikuti arah pandang Ifan.

Sejenak aku terdiam melihat siapa yang sekarang berada di depan ku. CEO ku dan seorang anak kecil yang sangat cantik yang sepertinya adalah putrinya.

"Apa kabar pak? Lama kita tidak bertemu" Kata Ifan formal seraya menjabat tangan pak Nino.

"Baik, anda sendiri?" kata pak Nino tanya balik. Entah sejak kapan orang yang dari tadi ngobrol dengan Ifan sudah tidak ada. Kini hanya tinggal kami berempat.

"Baik juga, oh ya perkenalkan pak ini Vio kekasih saya" Kata Ifan memperkenalkan ku. Aku tersenyum canggung pada CEO ku itu mengingat kesalahan ku kemarin.

Ifan memang pernah bercerita pada ku kalau perusahaannya sempat beberapa kali bekerja sama dengan perusahaanku bekerja, makanya aku tidak heran jika Ifan mengenal pak Nino.

Hurt to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang