Hurt to Love || Bagian 6

3.4K 168 2
                                    

Hooaaammhh

Vio menguap dan meregangkan tubuhnya, rasa lelah dan penat sudah menyelimutinya. Dilirik jam dipergelangan tangan kirinya, jam 7 malam. Senyum manis terukir di wajahnya, dia pun bangkit dan keluar dari ruangannya.

"Ciee yang masih pada semangat" goda Vio dengan para pegawainya.

"Ah semangat apanya, udah capek nih mba" celetuk Ryan dari biliknya.

"Iya nih mba udah laper juga" Fara menimpali.

Vio hanya mengeluarkan cengirannya menunjukkan giginya yang rapi dan putih melihat tampang tampang lelah pegawainya.

"Ya udah yuk, dilanjut besok aja jangan terlalu di forsir" Kata Vio yang menyender di depan bilik Fara.

"Beneran mba?" Pekik Fara girang.

"Iyaa, sekalian kita makan malem bareng yuk udah lama kan kita nggak keluar bareng"

"Yeaahh....langsung capcus mba...." sorak Martin.

Kemudian Vio berbalik dan melangkah masuk ke ruangannya. Setelah memastikan semuanya sudah beres Vio keluar dari ruangnya dan sudah mendapati keempat karyawannya sudah siap didepan ruangannya.

"Eh Far kamu ikut mobil aku aja ya, temenin aku"

"Oke mba siap" jawab Fara yang mengacungkan jempolnya.

"Kalau gitu aku ikut sama mba Vio juga ya, masa aku bareng sama mereka" Zizi baru bersuara sambil menunjuk kedua rekannya Ryan dan Martin.

"Yaelah Zi nggak papa kali, kan ada abang Martin yang bakal jagain Zizi" celetuk Ryan menggoda Zizi.

Pletak

"Awh sakit bego!" Teriak Ryan yang baru mendapat jitakan dari Martin.

"Makanya punya mulut dijaga, jangan rese!" Kata Martin sinis. Ryan hanya nyengir kuda. Sedangkan Zizi hanya diam dan tersipu.

"Ya udah ah, yuk capcuz, malah pada ribut sendiri-sendiri" Ucap Vio tegas dan berjalan lebih dulu menuju lift.

***

Pilihan mereka bukanlah sebuah restoran mewah yang ramai pengunjung, tetapi mereka memilih sebuah kedai bakmie sederhana yang tidak begitu banyak pengunjung namun menu makanan yang di sajikan tidak kalah lezat dengan restoran-restoran ternama. Kedai ini awalnya adalah kedai langganan Ryan dan teman-temannya namun beberapa bulan terakhir menjadi tempat langganan mereka berlima untuk sekedar melepas lelah setelah lembur sambil mempererat tali silaturahmi sesama anggota divisi.

"Emang ya bakmie disini tuh paling top markotop" puji Fara setelah menyuapkan bakmie pesanannya tadi.

"Kali ini gue setuju sama lo Far" saut Ryan yang memang selalu berantem sama Fara.

"Nah gitu dong sekali-kali akur jangan berantem mulu" Saut Vio yang diikuti anggukan dari Martin dan Zizi.

"Ya ampun mba, bisa langsung mencret aku kalau akur sama speaker aktif kaya dia" cibir Ryan.

"Eh makhluk rese, nggak usah mulai ya!" Teriak Fara.

"Tuh kan, tuh kan. Bisa nggak sih lo kaleman dikit kaya Zizi"

"Oh jadi aku nggak kalem nih?" Tungkas Vio pura-pura jengkel.

"Hehe...kalem kok mba, kalem banget malah..." ujar Ryan kikuk. Kemudian tawa kita pun pecah diiringi dengan gurauan dan candaan-candaan ringan.

"Aunty cantiiiik!"

Mereka berlima langsung menoleh ke sumber suara mungil itu yang teryata berada tepat di belakang pintu masuk. Sebenarnya bukan hanya mereka berlima tetapi juga tiga orang pengunjung lainnya yang berada disudut kiri.

"Olive" Saut Vio ketika mengetahui suara mungil itu adalah milik Olive.

Gadis kecil itu pun berlari dan menabrak Vio yang langsung memeluknya. Vio mencium pipi kanan kiri begitu pula Olive yang mencium pipi kanan kiri Vio. Sepasang mata dibelakang pintu masuk menatap kedekatan kedua gadis itu.

"Daddy sini, kita gabung sama aunty cantik saja" Teriak Olive yang melambaikan tangannya pada Nino.

Suasana yang ramai di meja tersebut kini lenyap ditelan suasana awkward dengan bergabungnya Nino dan Olive. Mereka berlima canggung untuk bersenda gurau karena ada CEO mereka yang dingin dan datar tanpa senyum. Hanya terdengar suara Olive yang berceloteh yang ditanggapi Vio dengan santai karena sudah terbiasa.

"Ekhhmm...kayanya udah malem deh mba, kita permisi dulu ya" pamit Martin pada akhirnya yang sedari tadi bisik-bisik dan melayangkan tatapan kode pada Ryan, Fara dan juga Zizi.

"Owh ya udah yuk kita pulang" kata Vio pada Martin. "Hmm...pak Nino maaf kita permisi dulu, sepertinya sudah larut malam" kata Vio grogi.

"Oh iya silahkan" Nino mempersilahkan keempat pegawainya kecuali Vio. "Tapi Vio ada yang mau saya bicarakan sama kamu"

Aduuh, prasaan nggak enak deh! Batin Vio dalam hati.

Keempat rekan Vio sudah tersenyum girang dan kabur lebih dulu sambil cekikikan melihat Vio yang ditahan oleh bosnya. Mereka berlalu sambil melambaikan tangan mereka mengejek Vio, Vio melemparkan tatapan tajam pada mereka berempat namun bukannya takut malah semakin cekikikan.

"Kamu masih sama Ifan?" Nino membuka pembicaraan.

"Maaf, kenapa ya pak?" Tanya Vio sedikit ragu dan kurang nyaman karena membahas masalah pribadi.

"Udah berapa lama sama Ifan?" Nino menghiraukan pertanyaan Vio.

"Kurang lebih tiga tahun, sebenarnya ada apa ya pak?"

"Yang sering duduk disamping kamu waktu rapat itu temen kamu?" Lagi Nino bertanya dengan menatap tajam Vio.

"Iya dia sahabat saya, Melanie" Vio semakin bingung dengan arah pembicaraan Nino.

Nino tersenyum kecut dan melayangkan tatapan mengejek pada Vio. Nino menegakkan duduknya yang sedari tadi bersandar dipunggung kursi.

"Jauhin Ifan, dia bukan laki-laki yang baik buat kamu" matanya menatap tepat di manik mata coklat milik Vio.

Vio benar-benar merasa terusik privasinya. D pikir mentang-mentang dia boss bisa mengatur urusan pribadi ku? Seenaknya saja, dan dengan gampangnya dia bilang Ifan bukan laki-laki yang baik untukku? Heh dia pikir dia siapa?! Gerutu Vio dalam hati.

"Maaf pak tapi saya rasa bapak belum mengenal siapa Ifan, jadi saya harap bapak jangan membuat penilaian asal soal Ifan" Vio menarik nafas sejenak "kalau memang tidak ada hal penting yang mau dibicarakan lebih baik saya permisi" ucap Vio sopan walau sebenarnya dia sudah menahan amarahnya.

"Aunty cantik mau kemana?"

"Aunty permisi pulang dulu ya sayang" Vio mencium kening Olive dan pergi.

***

Wah nggak nyangka viewersnya bisa sampe 1k...hihi
Duh maaf ya kalau ceritanya gaje, feelnya kurang dapet. Ditunggu vomentnya yah...

Happy Reading :D

12.11.14

Hurt to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang